Last night, me and friends went out for a movie while waiting the sahur radioshow. Ambil jam nonton yang paling malem, maksudnya biar kelar nonton film langsung siaran gitu. Sebuah langkah yang kurang taktis. Karena itu artinya setelah selesai siaran jam 5, pulang, tidur sebentar jika beruntung, jam 8 harus udah balik studio lagi, dan seharian bakal ngantor sambil ngantuk. Tapi anak-anak hore ini memang kadang ngga realistis dan ngga inget umur...
Anyway, semalem kita nonton THE SORCERER'S APPRENTICE. Lagi-lagi sebuah film yang potensial bagus tapi jadi mentah gara-gara beberapa hal sepele. Ehm, ini berdasarkan selera dan sok taunya aku aja ya, semua hal sepele itu numpuk pada Dave sang pemeran utama. Yea, flaw terbesar film ini si remaja nerd yang ternyata mewarisi kemampuan sihir hebat. But he's so annoying! Inget jaman Shia LaBeouf as Sam di Transformers lari-lari bodoh, teriak-teriak dan ngga kunjung percaya sama para Autobot? Waktu itu aku udah mikir : ini orang gengges (baca:ganggu) banget sih? But Sam end up melakukan hal2 heroik. Transisi from loser into somethingnya juga alus dan jelas 5W1H-nya.
While Dave, OMG... Ini karakter JAUUUHHHH lebih menyebalkan dari Sam di Transformers. Character buildingnya ngga lovable dan mentalitasnya ngga digambarkan cukup decent hingga dia bisa jadi seorang hero. Bahkan ketika akhirnya dia menjadi pahlawan di akhir film, i was like : Meh. Gak tersentuh hatiku sama sekali, saking nyebelinnya. Dave diperanin sama Jay Baruchel yang tone suaranya lumayan ganggu (padahal pas dia jadi dubber Hiccup di How To Train Your Dragon ngga segitunya lho). Ternyata kegangguan tone suara ini bertambah ketika dia mulai jejeritan kesana kemari. (Phew banyak kata "ganggu" dalam postingan kali ini ya?) Dan aktingnya, euh, sorry to say, not that good either. Menurutku chemistry-nya si Jay ini juga ngga masuk ke karakter Dave, pun ngga masuk juga ke karakter lain, misalnya ke Balthazar (Nicolas Cage), the master himself. Padahal Nicolas Cage mainnya lumayan lho, acuh-acuh caring sejenis kaya di Kick Ass gitu deh. Dan ketika dibilang Balthazar punya soft-spot buat Dave, aku mikir : why should him, for Dave is such a prick? Dikandhani ngeyel dan ganggu, dalam taraf yang unbelievable. Yak another kata "ganggu" spotted.
Di luar Dave, meskipun banyak summer-movie cliche di film ini, everything's just fine. Menghibur tapi tidak nailed too deep. Soal spesial efeknya, errr when it comes to Walt Disney and Jerry Bruckheimer and Jon Turtletaub, rasanya kita bisa duduk dan enjoy saja menikmatinya. Yah begitulah. For me, it's just average, but better than Narnia Saga lahh.
ps :
di acara nonton film ini, aku menjadi saksi mata transaksi pertukaran nomor telepon 2 total strangers. Well one of them is my friend, exchanging number with someone on the next seat. It all happened in within 111 minutes' movie length. Mereka silently berkomunikasi menggunakan layar HP layaknya agen rahasia yang bertukar informasi secara incognito. Oalah, bisaaaa aja =)
skip to main |
skip to sidebar
0 comments:
Post a Comment