skip to main |
skip to sidebar
Apa kabarmu pagi ini, ibu pertiwi?
Dini hari Merapi kembali meletus, memuntahkan hujan pasir dan awan panas. Hingga Senin depan Mentawai masih rawan gelombang besar tsunami, dan bantuan belum kunjung merata. Korban jiwa berjatuhan. Jakarta macet terkunci karena banjir dan padatnya moda transportasi. Bapak ketua penyambung lidah rakyat dengan enak menggoyang lidah minim empati.
Di berbagai situs jejaring sosial semua orang ikut angkat suara menanggapi runtutan kejadian tersebut. Sebagian besar memasang profile picture "pray for Indonesia" seperti diatas sebagai simbol rasa simpati. Semua berduka, semua peduli. Sampai kemudian saya mendapati satu pendapat seorang teman di facebook, yang kurang lebih berbunyi seperti ini :
"Sebel sama orang-orang yang baru rame mendoakan bencana lewat status. Emangnya Indonesia kena bencana cuma sekarang? Apa kabar Lapindo? Apa kabar Wasior? Kemarin aja Wasior kena bencana Presidennya malah nonton bola!"
Hanya satu hal yang terpikirkan saat membaca status tersebut : why so sceptical, buddy? Memang benar negara kita tidak hanya kali ini dirundung bencana. Tapi, darimana dia tahu kalau orang-orang itu HANYA peduli pada bencana yang terjadi belakangan? Moga-moga sih mereka tidak hanya latah. Tapi kalau ternyata hanya ikut-ikutan, ada juga hal baik yang bisa diambil kan? At least orang-orang tersebut mengesampingkan keinginannya untuk menulis status "aduh capenya gaul di mall" with a simple prayer dan mengganti profile picture mecucu abege dengan logo pray for Indonesia. So, ada apa dengan mulut sinismu itu, teman? Indonesia tidak butuh orang skeptis. Indonesia tidak butuh pendapat-pendapat yang hanya membuat panas suasana tanpa menawarkan solusi.
Saya akui, saya juga sering berkata sinis terhadap sistem atau mungkin kebijakan-kebijakan di negara kita. Tapi paling tidak saya akan berpikir 2 kali untuk menyebarkan pemikiran saya tersebut, even with a mere facebook status. Menjadi sinis dan berontak itu tidak apa-apa. Tapi pastikan, ikuti dengan solusi. The tense is high nowadays in our beloved country. Jadi kalau mau ngomong ati-atilah.
Contoh yang baik adalah status Hagi Hagoromo. Beliau bilang : "bencana dan tanah yang subur adalah satu paket. Itu konsekuensi kita tinggal di ring of fire." Status ini tidak menyerang siapapun, menyampaikan pendapat dengan lugas, netral, memberikan hint dari solusi dan menarik kita untuk berpikir, ya, kita tinggal di ring of fire. Jadi maintenance kita harus lebih bijak dan siap lagi dibanding negara-negara lain. Status ini tidak skeptis seperti milik teman saya, atau ignorance seperti milik pak ketua penyambung lidah rakyat itu.
Menjadi nasionalis tidak harus menjadi sinis.
Jangan cuma asal njeplak tanpa solusi. We don't need that.
Mari kita berdoa dan bertindak sebisa kita untuk Indonesia.
Saturday, October 30, 2010
how are you, MOTHERLAND?
Apa kabarmu pagi ini, ibu pertiwi?
Dini hari Merapi kembali meletus, memuntahkan hujan pasir dan awan panas. Hingga Senin depan Mentawai masih rawan gelombang besar tsunami, dan bantuan belum kunjung merata. Korban jiwa berjatuhan. Jakarta macet terkunci karena banjir dan padatnya moda transportasi. Bapak ketua penyambung lidah rakyat dengan enak menggoyang lidah minim empati.
Di berbagai situs jejaring sosial semua orang ikut angkat suara menanggapi runtutan kejadian tersebut. Sebagian besar memasang profile picture "pray for Indonesia" seperti diatas sebagai simbol rasa simpati. Semua berduka, semua peduli. Sampai kemudian saya mendapati satu pendapat seorang teman di facebook, yang kurang lebih berbunyi seperti ini :
"Sebel sama orang-orang yang baru rame mendoakan bencana lewat status. Emangnya Indonesia kena bencana cuma sekarang? Apa kabar Lapindo? Apa kabar Wasior? Kemarin aja Wasior kena bencana Presidennya malah nonton bola!"
Hanya satu hal yang terpikirkan saat membaca status tersebut : why so sceptical, buddy? Memang benar negara kita tidak hanya kali ini dirundung bencana. Tapi, darimana dia tahu kalau orang-orang itu HANYA peduli pada bencana yang terjadi belakangan? Moga-moga sih mereka tidak hanya latah. Tapi kalau ternyata hanya ikut-ikutan, ada juga hal baik yang bisa diambil kan? At least orang-orang tersebut mengesampingkan keinginannya untuk menulis status "aduh capenya gaul di mall" with a simple prayer dan mengganti profile picture mecucu abege dengan logo pray for Indonesia. So, ada apa dengan mulut sinismu itu, teman? Indonesia tidak butuh orang skeptis. Indonesia tidak butuh pendapat-pendapat yang hanya membuat panas suasana tanpa menawarkan solusi.
Saya akui, saya juga sering berkata sinis terhadap sistem atau mungkin kebijakan-kebijakan di negara kita. Tapi paling tidak saya akan berpikir 2 kali untuk menyebarkan pemikiran saya tersebut, even with a mere facebook status. Menjadi sinis dan berontak itu tidak apa-apa. Tapi pastikan, ikuti dengan solusi. The tense is high nowadays in our beloved country. Jadi kalau mau ngomong ati-atilah.
Contoh yang baik adalah status Hagi Hagoromo. Beliau bilang : "bencana dan tanah yang subur adalah satu paket. Itu konsekuensi kita tinggal di ring of fire." Status ini tidak menyerang siapapun, menyampaikan pendapat dengan lugas, netral, memberikan hint dari solusi dan menarik kita untuk berpikir, ya, kita tinggal di ring of fire. Jadi maintenance kita harus lebih bijak dan siap lagi dibanding negara-negara lain. Status ini tidak skeptis seperti milik teman saya, atau ignorance seperti milik pak ketua penyambung lidah rakyat itu.
Menjadi nasionalis tidak harus menjadi sinis.
Jangan cuma asal njeplak tanpa solusi. We don't need that.
Mari kita berdoa dan bertindak sebisa kita untuk Indonesia.
Tuesday, October 19, 2010
little BIRD chirped...
Mew.
Coke Soundburst (@soundrhythm)
December 11th, 2010.
Candi Prambanan, Jogja.
*swoon*
Oke. Update! (edited 28/10/2010)
Konon venuenya dipindah ke Surabaya, katanya disini sih.
Dimana aja boleh deh, pak...
Jikalau memang jodoh temtunya kita akan berjumpa pula :D
Coke Soundburst (@soundrhythm)
December 11th, 2010.
Candi Prambanan, Jogja.
*swoon*
Oke. Update! (edited 28/10/2010)
Konon venuenya dipindah ke Surabaya, katanya disini sih.
Dimana aja boleh deh, pak...
Jikalau memang jodoh temtunya kita akan berjumpa pula :D
Monday, October 18, 2010
big blue SKY COLLAPSE
Blame the weather. Belakangan hujan turun memabukkan dari maghrib sampe lepas dini hari, gimana bisa tidur tanpa glibak glibuk sampe lewat jam 2 pagi? Moodnya curled up in bed, kethap kethip, dengerin hujan, muter musik, baca buku, browsing, rekesan, mind wandering...
Nah, untuk spice up malam-malam hujan nan basah (iyalah, hujan basah) semacam itu, di sela-sela playlist berisi Mew, Sigur Ros, Feist, Club 8, dan slorok, terseliplah beberapa lagu eyelid ballast hasil membajak bank data kantor. Engga kok, habis itu lagunya engga saya jual 10.000 dapet 3. Emang konter hape?
Oke ini dia salah satu lagu hasil 'bajakan'. On the first place, I stumbled upon this song because of the title. Blue Sky Collapse. Blue. Sky. Collapse. Ugh. How could this 3 words perfectly mixed together? Meskipun jatohnya gimanaaa gitu kalo denger catchphrase 'seakan langit akan runtuh' :D tapi kalo 'Blue Sky Collapse', efeknya jadi beda meskipun artinya kurleb sama. And I can't stop listening it. Adhitia Sofyan, what you've done? What you've done to my heaaaad?
Maap ngga nemu official music videonya. Sebenernya ada yang versi si Mas akustikan atau perform live. But I prefer this one.
So we just need to listen.
Nah, untuk spice up malam-malam hujan nan basah (iyalah, hujan basah) semacam itu, di sela-sela playlist berisi Mew, Sigur Ros, Feist, Club 8, dan slorok, terseliplah beberapa lagu eyelid ballast hasil membajak bank data kantor. Engga kok, habis itu lagunya engga saya jual 10.000 dapet 3. Emang konter hape?
Oke ini dia salah satu lagu hasil 'bajakan'. On the first place, I stumbled upon this song because of the title. Blue Sky Collapse. Blue. Sky. Collapse. Ugh. How could this 3 words perfectly mixed together? Meskipun jatohnya gimanaaa gitu kalo denger catchphrase 'seakan langit akan runtuh' :D tapi kalo 'Blue Sky Collapse', efeknya jadi beda meskipun artinya kurleb sama. And I can't stop listening it. Adhitia Sofyan, what you've done? What you've done to my heaaaad?
Maap ngga nemu official music videonya. Sebenernya ada yang versi si Mas akustikan atau perform live. But I prefer this one.
So we just need to listen.
Friday, October 15, 2010
GREED is GOOD
Yesterday I'm out of town and found myself idle for hours while waiting for something. All alone, no friends available, I went to the cinema. Ngapain lagi coba? Sempet bimbang, ada 2 film yang belum ada di Semarang. Eat, Pray, Love atau Wall Street ya?
Eventually, WALL STREET : Money Never Sleeps it is. And in that hollow cinema (where's everybody btw?) it turns out Gordon Gekko's back. In 1987 he performed the infamous monologue :
"Greed, for lack of a better word, is good. Greed is right. Greed works. Greed clarifies, cuts through, and captures, the essence of the evolutionary spirit."
... Now he recites it again. Not entirely, but it was there. I chuckled chew those words. It's not because the whole thing was true, but how Michael Douglas portray Gekko brilliantly once again in 2010. So anti-hero. So bold. So contradictive. Bersetting ketika Gekko akhirnya dibebaskan setelah dipenjara 8 tahun karena insider trading dan securities fraud. Hubungannya dengan sang putri, Winnie, fucked up karena suatu sebab di masa lalu. Winnie sendiri saat ini punya relationship dengan Jacob, seorang investment bank trader di Wall Street, dunia yang notabene dibenci Winnie karena mengingatkan pada ayahnya dan paham 'Greed Is Good'-nya.
Belum sampai di tengah cerita, somehow aku tahu arah filmnya akan kemana. Jelas terbaca, tapi tidak menghilangkan unsur entertainmentnya. Karena meskipun aku ngga ngerti soal saham dan bursa efek dan lain-lain yang jadi root film ini, with all the quick pace, flashy sequence numbers, rapid cut-to-cut editing, graphic and digital tricks, just like blackjack-based movie 21, rasanya tuh chop chop chop, keren dan 'mudeng' aja gitu :D
Michael Douglas keliatanlah kelasnya sebagai aktor watak kawakan. Pertentangan hati seorang ayah dan ego seorang mogul tergambarkan dengan supple. Josh Brolin mainnya bagus dan meyakinkan. Shia LaBeouf doin good too. It's good seeing him playing annoying brat no more. With a suit, he looks even more fit. And Carey Mulligan, the sweetheart, dengan pixie-look dan mimbik-mimbik nahan tangisnya itu lho. Aktingnya memang tidak terlalu standout but she's just too adorable. Tjantik!
Verdict : pure drama, not to thrilling, but entertaining. And pleases our eyes too. Traders, no traders, everybody could enjoy this movie. Oh dan satu lagi : banyak quote (yang menurutku) bagus dan awakening disini.
Not the 'greed is good' thingy for sure :)
Eventually, WALL STREET : Money Never Sleeps it is. And in that hollow cinema (where's everybody btw?) it turns out Gordon Gekko's back. In 1987 he performed the infamous monologue :
"Greed, for lack of a better word, is good. Greed is right. Greed works. Greed clarifies, cuts through, and captures, the essence of the evolutionary spirit."
... Now he recites it again. Not entirely, but it was there. I chuckled chew those words. It's not because the whole thing was true, but how Michael Douglas portray Gekko brilliantly once again in 2010. So anti-hero. So bold. So contradictive. Bersetting ketika Gekko akhirnya dibebaskan setelah dipenjara 8 tahun karena insider trading dan securities fraud. Hubungannya dengan sang putri, Winnie, fucked up karena suatu sebab di masa lalu. Winnie sendiri saat ini punya relationship dengan Jacob, seorang investment bank trader di Wall Street, dunia yang notabene dibenci Winnie karena mengingatkan pada ayahnya dan paham 'Greed Is Good'-nya.
Belum sampai di tengah cerita, somehow aku tahu arah filmnya akan kemana. Jelas terbaca, tapi tidak menghilangkan unsur entertainmentnya. Karena meskipun aku ngga ngerti soal saham dan bursa efek dan lain-lain yang jadi root film ini, with all the quick pace, flashy sequence numbers, rapid cut-to-cut editing, graphic and digital tricks, just like blackjack-based movie 21, rasanya tuh chop chop chop, keren dan 'mudeng' aja gitu :D
Michael Douglas keliatanlah kelasnya sebagai aktor watak kawakan. Pertentangan hati seorang ayah dan ego seorang mogul tergambarkan dengan supple. Josh Brolin mainnya bagus dan meyakinkan. Shia LaBeouf doin good too. It's good seeing him playing annoying brat no more. With a suit, he looks even more fit. And Carey Mulligan, the sweetheart, dengan pixie-look dan mimbik-mimbik nahan tangisnya itu lho. Aktingnya memang tidak terlalu standout but she's just too adorable. Tjantik!
Verdict : pure drama, not to thrilling, but entertaining. And pleases our eyes too. Traders, no traders, everybody could enjoy this movie. Oh dan satu lagi : banyak quote (yang menurutku) bagus dan awakening disini.
Not the 'greed is good' thingy for sure :)
flippin PAGES, clickin TABS
Ahh it's been a while. Sudah lama tidak menulis rasanya ya? Beginilah kalau terlalu banyak hal yang terjadi, bawaannya jadi bingung mana dulu yang mau ditulis. Akhirnya ngga nulis sama sekali *alesyaaan* :D
So, we'll start from... How I read A LOT of fanfiction lately. You know, fanfiction, stories written by fans of the original work, rather than by the original creator. It could be based on existed anime, manga, game, movie, even mythological tale. Didn't published professionally of course, but you'll find it easily in internet, and it really has its own 'market share', both the writer and the reader. Aku salah satu penikmatnya. Haha, aku udah mulai kaya' otaku nih. Tapi emang asik kok, soalnya pada dasarnya para penulis fanfiction itu menuliskan hal-hal yang tidak terceritakan di plot aslinya atau hal-hal yang mereka impikan ada di materi originalnya. I.e : characters pairing or inner conflict of certain character. Since I read a lot of shonen manga, which it rarely contain any romance at all, lucu rasanya melihat para fanfic-writer itu menuliskan how Trunks conceived on the famous '3 years missing' of Dragon Balls saga. Huhu.
Banyak fanfiction yang terlalu fluff, atau terlalu lemon (yes, it's fanfic's term, go fetch) yang kadang aku ngga suka karena excessive dan OOC (another FF term huhu).. Tapi banyak juga yang bagus dan warmhearted. Jadi keingetan dulu jaman SD aku suka ngegambar-gambar komik pendek, gimana kalo karakter ini melakukan ini atau itu. And lately i know, it called doujinshi. Kalo fanfiction adalah written made up story based on existing story, kalo doujinshi bentuknya manga. As for me, dua-duanya menghibur, kalo pas lagi suntuk and got nothing to do.
Oh ya kemaren juga barusan selesai baca Angela's Ashes versi bahasa asli. Lumayan lama selesainya. Selain karena musti mikir dua kali, aku bacanya juga berhenti-berhenti melulu. Karena bolak balik ngerasa ngga tega. Baca satu chapter, sedih, ngga bisa nerusin. Si Nunce tuh, tiap kali liat aku baca Angela's Ashes, dia tanya ''What's with your face, chung?'' It turns out I frowned absentmindedly. I can feel the diseases, the shame, the longing, the dampness, the scab, the dirtyness, the betrayal, the poverty Frank McCourt been through in his childhood. Perasaan teraduk-aduk ngga jelas. So touching and shaking.
Speaking of which, selain baca-baca fanfic, doujinshi, novel dan komik, akhir-akhir ini sering baca-baca buku kuliah jaman dulu, termasuk latihan soal-soalnya. Haha, aku juga bingung, habis itu buku-buku ngintip di rak, minta dibaca. Bukan rahasia kalau jaman kuliah dulu aku bukan mahasiswa yang sangat devoted sama bidang kuliahku sendiri yaaa. Jadi ketika aku baca sekarang, banyak yang baru aku tahu. Kalo kamu tanya bedanya peradilan TUN dan peradilan pidana, i'll stammered to death. Tapi kalau kamu tanya bedanya adlib dan loose spot, aku bisa menjelaskan sambil ngopi-ngopi. Yea I am that lame. Makanya mari kita baca-baca lagi itu buku kuliah. Selintas-selintas doang sih, karena lebih sering terdistract sama Ian Fleming's, Jules Verne's, One Piece dan Hoshin Engi yang numpuk minta dibaca juga. Sorry this lazy head can't help it :D
What's your current reading?
So, we'll start from... How I read A LOT of fanfiction lately. You know, fanfiction, stories written by fans of the original work, rather than by the original creator. It could be based on existed anime, manga, game, movie, even mythological tale. Didn't published professionally of course, but you'll find it easily in internet, and it really has its own 'market share', both the writer and the reader. Aku salah satu penikmatnya. Haha, aku udah mulai kaya' otaku nih. Tapi emang asik kok, soalnya pada dasarnya para penulis fanfiction itu menuliskan hal-hal yang tidak terceritakan di plot aslinya atau hal-hal yang mereka impikan ada di materi originalnya. I.e : characters pairing or inner conflict of certain character. Since I read a lot of shonen manga, which it rarely contain any romance at all, lucu rasanya melihat para fanfic-writer itu menuliskan how Trunks conceived on the famous '3 years missing' of Dragon Balls saga. Huhu.
Banyak fanfiction yang terlalu fluff, atau terlalu lemon (yes, it's fanfic's term, go fetch) yang kadang aku ngga suka karena excessive dan OOC (another FF term huhu).. Tapi banyak juga yang bagus dan warmhearted. Jadi keingetan dulu jaman SD aku suka ngegambar-gambar komik pendek, gimana kalo karakter ini melakukan ini atau itu. And lately i know, it called doujinshi. Kalo fanfiction adalah written made up story based on existing story, kalo doujinshi bentuknya manga. As for me, dua-duanya menghibur, kalo pas lagi suntuk and got nothing to do.
Oh ya kemaren juga barusan selesai baca Angela's Ashes versi bahasa asli. Lumayan lama selesainya. Selain karena musti mikir dua kali, aku bacanya juga berhenti-berhenti melulu. Karena bolak balik ngerasa ngga tega. Baca satu chapter, sedih, ngga bisa nerusin. Si Nunce tuh, tiap kali liat aku baca Angela's Ashes, dia tanya ''What's with your face, chung?'' It turns out I frowned absentmindedly. I can feel the diseases, the shame, the longing, the dampness, the scab, the dirtyness, the betrayal, the poverty Frank McCourt been through in his childhood. Perasaan teraduk-aduk ngga jelas. So touching and shaking.
Speaking of which, selain baca-baca fanfic, doujinshi, novel dan komik, akhir-akhir ini sering baca-baca buku kuliah jaman dulu, termasuk latihan soal-soalnya. Haha, aku juga bingung, habis itu buku-buku ngintip di rak, minta dibaca. Bukan rahasia kalau jaman kuliah dulu aku bukan mahasiswa yang sangat devoted sama bidang kuliahku sendiri yaaa. Jadi ketika aku baca sekarang, banyak yang baru aku tahu. Kalo kamu tanya bedanya peradilan TUN dan peradilan pidana, i'll stammered to death. Tapi kalau kamu tanya bedanya adlib dan loose spot, aku bisa menjelaskan sambil ngopi-ngopi. Yea I am that lame. Makanya mari kita baca-baca lagi itu buku kuliah. Selintas-selintas doang sih, karena lebih sering terdistract sama Ian Fleming's, Jules Verne's, One Piece dan Hoshin Engi yang numpuk minta dibaca juga. Sorry this lazy head can't help it :D
What's your current reading?
Friday, October 8, 2010
state of FEAR
I have this fear.
Ketakutan yang membuatku tidak bisa fokus mengerjakan apapun. Bahkan menulis disini, yang biasanya bisa jadi terapi, tidak memberikan efek apapun. I can't talk to anybody, because... I just can't.
Sebenarnya aku bukan pribadi yang sebegitu tertutupnya dan ngga bisa terbuka sama orang-orang, tapi selalu ada hal-hal yang kusimpan sendiri. I'm a loudmouth person, for a skindeep thingy. I kept the ''confidential files'' for my own. Karena sekali dua kali aku menceritakannya pada sembarang orang, they just don't understand, or being judgemental, or even the worst, they pity me. Setelah itu rasanya seperti kapok. And after years, one day I thought I finally find person who understand me, who speak on the same channel. But then things change. So i put that files back on the chest and locked it.
Sometimes, things I kept in the chest pounding from the inside.
They want to came out.
I can't let them go, I'm all alone.
I can't let them go, they gave me this fear.
Maybe I need more coffee.
Ketakutan yang membuatku tidak bisa fokus mengerjakan apapun. Bahkan menulis disini, yang biasanya bisa jadi terapi, tidak memberikan efek apapun. I can't talk to anybody, because... I just can't.
Sebenarnya aku bukan pribadi yang sebegitu tertutupnya dan ngga bisa terbuka sama orang-orang, tapi selalu ada hal-hal yang kusimpan sendiri. I'm a loudmouth person, for a skindeep thingy. I kept the ''confidential files'' for my own. Karena sekali dua kali aku menceritakannya pada sembarang orang, they just don't understand, or being judgemental, or even the worst, they pity me. Setelah itu rasanya seperti kapok. And after years, one day I thought I finally find person who understand me, who speak on the same channel. But then things change. So i put that files back on the chest and locked it.
Sometimes, things I kept in the chest pounding from the inside.
They want to came out.
I can't let them go, I'm all alone.
I can't let them go, they gave me this fear.
Maybe I need more coffee.
Monday, October 4, 2010
CLERK always RIGHT
Di suatu malam yang syahdu, saya sendirian (SS) melangkah masuk ke drugstore chain di mall dengan logo pria perkasa merentang busur. Judulnya nyari conditioner pasangan sampo yang kok kebetulan di minimarket pada ngga ada.
Seorang mbak Pramuniaga (MP) yg cantik pake rok span mendadak sigap menghadang. Sampai kaget sayanya.
MP : malam mba, (tersenyum ceria) ada yg bisa dibantu?
SS : ah makasi, cuma nyari conditioner kok. Ni udah ketemu.
MP : oh baiiik. Mungkin ada yg lain? Buat sekar barangkali?
SS : ha? buat Sekar? Sekar siapa mbak?
MP : itu lho, sekar... bekas jerawat..
SS : oh? oh! maksudnya scar? (menekankan pronounciation SKAR)
MP : iya mba, sekar! (tetap pronounce SE-KAR dengan mantap)
*garukgaruk*
Seorang mbak Pramuniaga (MP) yg cantik pake rok span mendadak sigap menghadang. Sampai kaget sayanya.
MP : malam mba, (tersenyum ceria) ada yg bisa dibantu?
SS : ah makasi, cuma nyari conditioner kok. Ni udah ketemu.
MP : oh baiiik. Mungkin ada yg lain? Buat sekar barangkali?
SS : ha? buat Sekar? Sekar siapa mbak?
MP : itu lho, sekar... bekas jerawat..
SS : oh? oh! maksudnya scar? (menekankan pronounciation SKAR)
MP : iya mba, sekar! (tetap pronounce SE-KAR dengan mantap)
*garukgaruk*