Showing posts with label bruises. Show all posts
Showing posts with label bruises. Show all posts

Wednesday, August 31, 2011

going HOME


Ketika pergi ke Jakarta hanya dengan 1 travel bag dan 1 ransel laptop, aku bilang sama orang rumah : “Yang penting nyari tempat dulu, bawa seadanya, 1 bulan lagi aku pulang ngambil sisa barang.” Nyatanya, 5 bulan berlalu dengan sangat cepat tanpa ada kesempatan yang pas buat pulang. Akhirnya momen libur panjang Lebaran ini jadi momen yang sangat ditunggu. Bukan masalah ngambil barangnya, tapi oh my, aku ngga nyangka bisa sekangen ini sama si kota kelahiran dan seisinya.

Then, here comes my first mudik! :D Agak-agak kurang taktis masalah nyari tiketnya, maklum newbie. Untungnya sih masih terkendali, meski pengaturan waktunya jadi agak di luar rencana : pulang terlalu mepet dan balik terlalu awal, kegampar harga tuslah pula. Tapi ya sudahlah, masih untung bisa dapet moda transportasi yang ngga perlu desak-desakan seperti yang di tipi-tipi itu. Tahun-tahun berikutnya harus lebih disiapin lagi.

Long story short, aku sampai di Semarang. Ikut Lebaran yang tanggal 31 Agustus, bukan yang tanggal 30. Masalah perbedaan, itu tak apa. Yang pasti, Lebaran tahun ini aku merasa “naik kelas” dibanding tahun sebelumnya. “Naik kelas” dalam hal manajemen mulut, hati dan perbuatan menghadapi segala macam family affair itu. Meskipun masih ada hal-hal yang di luar kendaliku, but I think I already did the right thing. Aku menikmati lebaran ini, dengan segala drama yang ada di dalamnya.

Pun, aku sempat bertemu beberapa teman yang kurindukan, duduk ngobrol di teras bersama eyang sambil melakukan kegiatan pertukangan, berkeliling penjuru kota dengan si motor kesayangan, tidur sambil memeluk buntelan bulu kuning yang menenangkan, berbaring dalam kamar sambil mendengarkan alunan tadarus di malam takbiran. Momen pulang ini rasanya bikin aku recharged. Hangat.

Ada yang kurang? Ada sih.

Yang dulu ada di setiap kegiatan yang kusebut di atas, secara fisik atau dengan penghantar teknologi. Karena kota ini selalu membuatku rindu padamu. Kamu. Ya, kamu. Tempat pulangku.      





#kemudianhening

Ah, apapun itu, Alhamdulillah atas segala nikmatmu Ya Allah.
Semoga kami masih bisa bertemu Ramadan dan Idul Fitri tahun-tahun berikutnya.

Selamat lebaran dan liburan semuanya!

Tuesday, September 21, 2010

russkaya RULETKA

Me, playing russian roullette.
Place a single cartridge in a revolver, spin the cylinder, place the muzzle against head and pull the trigger. Risky, dangerous, my head might explode, and everything's over.

But I still take that chance.
Pathetically stubborn, I really am.

Thursday, September 2, 2010

perplexedly and ENIGMATIC

Bend and break,
Black and blue,
Barely breathing,
Boss of the Universe...

Saturday, April 17, 2010

In bed. In the dark.

I hate waking up in the morning, crying.

Katanya otak manusia bisa membentuk mekanisme sedemikian rupa sehingga dia menolak hal-hal buruk untuk diingat. Kenyataannya kok ngga semudah itu ya? Dalam beberapa hal aku harus berusaha keras untuk keep sane, membuang hal-hal menyedihkan dari ingatan.

But then it suddenly came into my dream. I can even felt the shiver, heard every single sound it made, every word spoken. So real, beyond my thought. Eventually, i woke up crying.


Oh good God, it still felt this hurt.

Tuesday, March 23, 2010

Call Louise, Louisa, do.

.
Hell-Ow! How's your day? Hope life always treats you good :)

Mine? Euh, kali ini akronim SNAFU (Situation Normal : All Fucked Up) ngga bisa dipakai. Mungkin FUBAR (Fucked Up Beyond All Reparation) lebih bisa diterima. But can I just try? To fix it from my part? Ah. Better talk no more, because you won't buy, I understand... Lebih baik kukerjakan saja apa yang seharusnya dikerjakan. And thank you, for you, you, everybody, for gave me that slap. I really need it. I really am...

And now, with this state of mind, although still carry the weight of the world on shoulder (mulai lebay)... Sun seems shining brighter.

Hmm, what else?

Ah, yesterday my team performed vocal test for those prospective broadcaster. Asik deh. Mulai dari yang udah pro banget karena udah punya basic, yang bener-bener amatir tapi kelihatan comfy, yang berusaha tampak cool tapi tidak begitu berhasil atau yang sampe kebingungan berat. Public speaking isn't as easy as it seems, indeed. Tapi bukan berarti ngga bisa dipelajari. Jadi keingetan jaman dulu, pas masih kucluk-kucluk dateng kesini cuma karena diajakin temen. Ngga kebayang sama sekali siaran tuh ngapain aja, ngga punya kepengenan jadi penyiar juga. Waktu itu pas tes disuruh simulasi siaran dengan materi yang disiapin sendiri. Karena have no idea about any fancy-current thing, akhirnya aku ngomong soal satu-satunya hal yang aku tahu saat itu : komik. Kebetulan waktu itu masih aktif di studio komik, jadi ya sudahlah. Eh ternyata Bang Ade dan Mba Arin dan Mas Arif dan Mas Iyan yang ngetes waktu itu bisa aku kibulin, jadilah dilolosin :D

Ngomongin siaran jadi keingetan ngantor juga nih. Aku dapet.. jeng jeng jeng.. SP plus potong gaji! RrrAhhhh. SP-nya sih ngga papa, potong gajinya ituuuuhhh. Gara-gara telat ngantornya kebanyakan. Tapi ngeliat kartu absenku, timeline-nya parah sih memang. So I deserve that. Huduhhh *ngelap jidat*

Yak, untuk melipur lara, mari kita persembahkan kembali Jonas, Bo, Silas, yang masih barengan sama Johan. Go goosebump-ing.



Yes. And The Glass Handed Kites so far masih jadi frequent listened album sehari-hari. Nuansanya lebih dark. Prog rock, dream pop dan shoegaze-nya berasa banget. Belum lagi track-to-track sustainability-nya. Ah, delightful. Kalo yang No More Stories... masih terasa dreamy, tapi lebih sublime dan 'terang'. I like them all, but each has utility for different mood state.

Ohkay. Enough for today. Off I go.
.

Friday, March 5, 2010

not so rise and shine

.
Semalam aku mimpi..
...mimpi buruk sekaliiii..

*iyeooo, jadi dangdut*


Oke. Seriously.

So I had this dream. Definitely not a nightmare. A dream about my long long long lost love. I barely remember the details, but it's just... gloomy. In my dream, the color was duotone, sephia, sooo brownish. And there was him. And I almost didn't recognized him. And it made me sad. And we didn't made any conversation. And I couldn't remember the rest. And I woke up with a crumpled face. And confused. And sad.

This is freak.
.


Tuesday, March 2, 2010

illimitées

.
Katanya : kesabaran itu tidak terbatas.


What would you be, if your suppose-to-be-the-most-supporting-people degrading you? Saying bad things about you? Discomfort you? I still trying to figure what will I be. Because I'm living with those people, since the early phase of my life. Very early. Certain people from my closest environment.

It was tough. With them, I can't find myself fit on anything. For them, I was just so wrong. Even if I didn't do anything wrong. They said, my 'existence' was a mistake. The 'existence' runs in my genes. The 'existence' I can't change.

Maybe I could be as bad as they said. I could make their big-bad-ass-picture of me come true. It was soooo easy. But I won't. Why should I? It wasn't me. It was a wrong charges. But they just don't care.

Their eyes are blinded.
Their ears were closed.
Their lips speak whatever pleased their own.

And that wasn't the only one. This sort of thing also happens in other aspects of my life. That people often got me wrong. Once, twice, three times, four times... I can't recall. I live with it. Breath with it. If this is the consequence, then it's a consequence of the things I didn't even do. Maybe I am. But not most of it.

However, I still put this little smile time to time.
Live the life.
And won't talking trash.





Because people may get me wrong.
But The Boss of The Universe does not.
.

Monday, February 22, 2010

stereo symbiosis

.
I'm still listening.
every word spoken, I was still listening.


then, when I was given the opportunity to be heard?


does this mean ..
in the end, people eventually just need someone to blame?

.

Friday, February 12, 2010

And I Can't Do Any of That Here, Can I?

.
Need some fresh air.
Because i didn't aiming for anything.






Bodies disengaged
Our mouths are fleshing over
Is this an echo game?
Iris's retreating
To ovals of white.

The urge to feel your face
and blood rushing to paint
my hand print
And frisby one by one
Your vinyl on laminate
Desperate for some kind of contact

First train home, I've got to get on it
First train home, I've got to get on it
First train home, I've got to get on it
Got to catch, catch, catch, catch, catch

First train home, I've got to get on it
First train home, I've got to get on it
First train home, I've got to get on it
First Train Home

Da dum da deo, deo, da deo
Da dum da deo, deo, da deo

Temporal dead zone
Where clocks a belly breathing
Yet no one cares to notice
for all the yelling, all night clamor
to hold it together

Want to Play-Doh wave forms in the hideaway
Want to get on with getting on with things
Want to run in fields, paint the kitchen and love someone
No I can't do any of that here, can I?

First train home, I've got to get on it
First train home, I've got to get on it
First train home, I've got to get on it
First Train Home

So what
You've had one to many.
So what
I'm not that much fun to be with
So what
You can't see
So what
I didn't want to come here anyway

What matters to you
doesn't matter
Matter
To me.
What matters to me
doesn't matter
Matter
To you.
What matters to you
doesn't matter
Matter
To them.
What matters to them
Doesn't Change Anything

Got to get on it
First Train Home
Got to get on it
First Train Home
first train home I've got to get on it
first train home I got to get on it

First Train Home
Got to got to got to got to
Get get get get
Out out out out
Now now now now

Thursday, February 11, 2010

Every Job Has It Risks

.

Termasuk penyiar.
Yang kerjaannya remeh temeh katanya.
Cuma ngomong ga jelas, trus muter lagu.

Tapi kalo pas begini ini.. Feels so fucked up.
Harus siaran, apalagi ngemsi yang bisa keliatan ekspresinya,
ngadepin banyak orang,
konsentrasi ngejaga mood,
mesti ketawa-ketiwi,
kalo perlu ngebikin orang ketawa-ketiwi juga.


While...


Kalo udah begini..
Sebenernya aku pengen pulang.
Pengen pulang.
Pulang.
.

Saturday, February 6, 2010

Another so called contemplation

.
Saya duduk bersila di atas meja ruang miting, dengan segelas besar air putih. Teman saya, duduk di kursi, di hadapan saya, sesekali mengutak-atik laptopnya. Load pekerjaan kami sedang tidak banyak, karena ini hari Sabtu. Entah bagaimana mulainya, tiba-tiba kita ngobrol banyak hal ngalor ngidul. Awalnya cuma masalah laptop saya yang masih mangkrak di tempat reparasi, file-file (dengan tanda kutip) yang berusaha saya selamatkan, dan sisi historikal dari laptop itu sendiri.

Bagi saya, file yang sedang berusaha saya selamatkan dari laptop itu bukan hal kecil. Meskipun banyak sekali teman yang bilang : "Oh come on, just let it go! It's just a piece of cake! And it's been so long time ago. Why'd you keep bothering yourself?" Hati saya mencelos ketika semua bilang begitu. Apakah yang saya rasakan tidak wajar? Apakah kalau saya bersikeras menyelamatkan file-file lama itu tidak wajar?

Lalu pembicaraan merembet ke resistensi seorang manusia untuk menghadapi masa lalunya : apakah dia akan lari atau mengangkat dagu menghadapinya. Dalam kasus saya, menerima kenyataan kalau file itu akhirnya harus hilang, adalah salah satu bentuk 'menghadapi'. Sementara dengan berusaha menyelamatkannya meskipun nyaris mustahil, justru saya malah 'lari' dari kenyataan bahwa yang saya selamatkan itu hanyalah sekedar 'file'. Tidak lebih dari itu.


*Here we go. Being cryptic again, I really am*


Sebenarnya tidak ada konklusi yang didapat dari pembicaraan kami berdua. Termasuk ketika akhirnya kami mulai berbicara soal saya, yang menurut si teman, always push myself too hard. Contoh kecilnya, kemarin ketika in house training, pada sesi evaluasi mandiri bersiaran, saya bilang, pengetahuan saya dalam banyak hal masih kurang. Dan sang mentor memekik : "What?! Are you sure? Still feeling lack of knowledge? I know that you know lotsa thing anybody else don't know!" Mendengarnya saya berjengit. I am not. Saya tahu diri saya sendiri. Saya hanya tertarik pada hal-hal yang saya suka dan akan rela me-research-nya sehingga, yaaa keliatan berpengetahuan luas. Tapi hanya dalam hal itu. Lainnya tidak. Lalu kata si mentor : "Darl, you don't have to know everything. What you've got is enough!"

Atau ketika saya mencari pekerjaan. Betapa saya selalu menyalahkan diri saya sendiri karena saya tidak kunjung dapat pekerjaan baru. Saya tidak cukup berusaha, kemampuan saya kurang, pengalaman saya cekak, etos kerja saya kurang tinggi. Padahal menurut si teman, perjalanan yang saya lakukan sudah cukup membuatnya geleng kepala. Dan menurutnya mungkin saya tidak bisa melihat dengan seksama apa yang sudah saya miliki dan mengambil peluang dari itu, instead of maksain nyari kerjaan baru. Katanya : "Apa iya kerjaan lain yang kamu kejar-kejar itu itu nantinya bakal kamu jalanin pake hati?"

Baik soal siaran atau soal nyari kerjaan, despite apapun yang dikatakan si mentor atau si teman, saya punya alasan dalam melakukannya. Tapi memang saya jadi mikir : mungkin saya terlalu banyak melihat keatas hingga saya kelelahan sendiri. Saya tidak berdamai dengan kenyataan. Pun ketika saya sudah melakukan banyak kontemplasi di malam-malam insomnia itu. Nyatanya saya terlalu keras kepala untuk melaksanakan apa yang sudah saya sepakati sendiri di dalam hati, for my own sake. My bad.


*tiba-tiba ujan turun deresnya alaihim*


So it is. Demikian percakapan saya dan Mas Nunow, teman saya itu. Sekali lagi tidak ada konklusinya. Hanya jadi mikir lagi, ternyata memang buat saya, segala yang saya rasakan; soal laptop, soal insomnia, soal mencari pekerjaan baru; bukan semata-mata soal sandaran hati tapi juga relegasi diri. Mungkin agak menggelikan dan kurang masuk akal. Tidak apa-apa, karena pada akhirnya yang bisa menolong saya, ya diri saya sendiri.


And definitely the Boss of the Universe almighty.

.

Wednesday, February 3, 2010

dear myself...

.
Begadang seperti ini tidak akan membawa hasil apa-apa.
You know that.
Hanya akan membuatmu semakin kalut. Takut. Mengkerut.
Dan demammu itu? Oh dear, you should get some sleep.

What? You can't?

Ya, aku ngerti rasanya. Seperti main ular tangga. Naik 3 tingkat, lalu turun 7 tingkat. Diangkat tinggi, kemudian dibanting. Aku ngerti yang ada di dalam sana hancur luar biasa. Dan somehow dengan tidak tidur seperti sekarang (meskipun bukan sebuah kesengajaan, aku tahu) lalu menulis, bisa membuatmu merasa lebih baik.

Betulkah itu?
Baik-baik sajakah kamu?

Jika harus bangun dengan mata bengkak,
baik-baik sajakah kamu?
Jika keesokan harinya kamu tidak fokus menghadapi apapun,
If you should fall into nothing, again?
Ketika kamu sudah sebegitu devotednya,
dan kepercayaanmu dinafikan begitu saja?
Baik-baik sajakah kamu?

Bisa saja. Kamu bisa baik-baik saja.
Kemungkinan itu ada.
Bisa ya.
Bisa tidak.

Entah sekarang, atau nanti,
Siapa yang peduli?

Toh pada akhirnya,
for you,
it's always been like this.

Always.

Thursday, January 21, 2010

The system's just down.

.
Banyak banget hal yang aku pikirin di kepala. Dada sampe sesek rasanya. Mengurainya satu-satu juga susah. Aku kira malam seperti ini tidak akan tiba. Sampai ketika aku mendengar lagu-lagu ini, yang sebenernya cuma dishuffling tanpa sengaja...

Tiba-tiba,
semuanya jebol.
Kemana perginya semua pertahanan diriku?

Ini seperti sebuah siklus yang berulang. Yang aku ngga tau kapan berakhirnya. Yang aku sekuat tenaga melawannya. Tapi nyatanya tetep loose control juga. Kehilangan kendali buat tetap stabil dan memakai topeng 'halo-saya-baik-baik-saja'. Oh good God. I'm suffocating.




And, dammit, dammit! I just can't stop this tears.
.

Monday, January 18, 2010

Just another sleepless nite


Hai. Selamat pagi semuanya. Been good? Good.

*warning. this is another pointless posting. just want to spill a thing*


Ritme hidupku rasanya agak ngebut belakangan ini. Kaya' kelas akselerasi. Kepalaku teroccupied sama beberapa hal yang ngga kalah rigidnya dari yang sudah-sudah. Beberapa diantaranya masih such a drama drama, seperti yang sudah-sudah. But, well, life itself is a drama, no? Jadi aku berkata pada diriku sendiri : ngga usah heran lah, get used with that.

As for me, the emptiness and troublesleeping stays.

Aku lagi ngga ngerti sama diriku sendiri sekarang. Head over heart. Heart over head.
Semuanya loncat-loncat di dalam kepala. Dan hati juga. Aku pengen pergi ke tempat yang jauh. Jauhhhhh. Bahkan ketika aku ngga tau apakah itu baik buat aku apa engga. Atau aku sekedar ingin tidur, dan bangun, lalu semuanya baik-baik saja...

Ngga bolehkah aku bersandar sebentar saja?
Sebentaaar saja?

Atau bolehkah aku tidak harus menjadi kuat sebentar saja?
Sebentaaar saja?




And just enjoy the ride.
The sky.
The warmth.
The flickering.

Thursday, January 14, 2010

Gundukan kuning di atas kasur


That's random corner of my room.
And the identified-yellow-object on the bed,
I introduce you, si Bebek.
Yes, the one posted on my blog-header.
The one occupied one-third of my bed area for the last three years.



Dan semalam akhirnya dia hilang.



Untuk sementara.
Seminggu lebih tepatnya.
Dia sekarang ada di laundry, soalnya udah bau debu parah.
Ya. Cuma ada bau debu. Ngga ada bau yang lain.
Bahkan bau yang itu.
The scent that I like. So much.

Aku bukan kolektor boneka.
Aku cuma punya satu, ya si Bebek itu.
Dan aku begitu terbiasa sama keberadaannya.
Catchy lah. Gimana engga. Kuning gede begitu.
Enak buat kruntelan.

Dan semalam ketika aku pulang, lalu rebahan.
Kasurku terasa begitu lega.
Tapi aneh.

Exaggerating? Maybe.
But since when we can control what we feel?

Rasanya aneh.
Kosong.
Kangen.



Next week, yes?
..

Tuesday, January 12, 2010

Well hello, very early morning!


This is large for just one single night.

Percakapan terjadi dengan dua orang teman, di saat yang berbeda, dalam semalam, hingga nyaris pagi. Topiknya berbeda, tapi sama-sama soal kegundahan hati. Hal-hal yang tidak tersampaikan. Keinginan, kekecewaan, and everything in between. Ya, mereka membaginya denganku. Sebagai seorang teman, aku sungguh ingin membantu. Tapi selalu ada hal-hal yang harus mereka selesaikan sendiri. Aku cuma bisa mendengarkan, dan mensupport sebisanya.
I wish I could do anything better than this.

Selesai dengan mereka aku harus menghadapi masalahku sendiri. My own stuff : my heart that I hold so carefully. Sooooo frikkin carefully. But there you go. I'm trembling, I can't take it. But I will be good. Yes. I will be good. Tapi teteup. Melek aja gitu jadinya sampe nyaris jam 4 pagi.

Lalu aku ketiduran, dan bangun kesiangan. Bangun jam segitu ngga bisa dibilang siang sih, tapi berhubung aku siaran jam 5 ya jadinya fatal :) Speeding up to studio half sleeping. Sampe studio ngecek dalem tas yang asal disamber... Errr. Kaya'nya baju ganti buat hari ini ketinggalan deh. Waduh.

Now.. *yawn* ..wish me surviving this day,
with eyes wide open and straight up back.




*) image taken from http://2.bp.blogspot.com/

Sunday, January 10, 2010

Yes, life is always hard



Down in a local bar
Out on the Boulevard
The sound of an old guitar
Is saving you from sinking
It’s a long way down, It’s a long way

Back like you never broke
You tell a dirty joke
He touches your leg
And thinks He’s getting close
For now you let him
Just this once
Just for now
And just like that
It’s over.

Don’t turn away
Dry your eyes, dry your eyes
Don’t be afraid
But keep it all inside, all inside
When you fall apart
Dry your eyes, dry your eyes
Life is always hard
For the Belle of the Boulevard

In all your silver rings
In all your silken things
That song you softly sing
Is keeping you from breaking
It’s a long way down, it’s a long way

Back here you never lost
You shake the shivers off
You take a drink
To get your courage up
Can you believe it?
Just this once
Just for now
And just like that
It’s over

Don’t turn away
Dry your eyes, dry your eyes
Don’t be afraid
But keep it all inside, all inside
When you fall apart
Dry your eyes, dry your eyes
Life is always hard
For the Belle of the Boulevard

Please hold on, it’s alright
Please hold on, it’s alright
Please hold on

Down in a local bar
Out on the boulevard
The sound of an old guitar
Is saving you

Don’t turn away
Dry your eyes, dry you eyes
Don’t be afraid
Keep it all inside, all inside
When you fall apart
Dry your eyes, dry your eyes
Life is always hard
For the Belle of the Boulevard
.

Thursday, January 7, 2010

Meeting bikin giting

.
Hari ini kita meeting lagi. Just ordinary weekly meeting. Ngereview program. Ngebahas jadwal. Ngemil. Ketawa-ketawa. Gebrak-gebrak meja. Lhoh?

Yes. Suppose it's just ordinary weekly meeting. Sampe akhirnya wacana itu dibahas lagi : Aku bakal di-off-kan dari acara yang satu itu. Ahhh... Myyy babyyyyy :(

Kenapa my baby? Soalnya acara itu aku develop from the scratch. Bukan hanya aku. Tapi kami. Dulu. Jadi ketika kepastian untuk di-off-kan muncul, rasanya hati agak mencelos. Like, for real?

Ya, real lahhh :) Wacana penggantian penyiar muncul sebagai refreshment, biar formatnya kembali cewe-cowo. Dan di meeting hari ini, akhirnya aku yang bakal off, for the sake of regeneration, per akhir periode bulan ini.

Means aku masih punya kesempatan siaran... satu kali lagi?




Wow.

Geez.

Time flies.
.

Saturday, December 19, 2009

Am I Wry? Yes.

.
Baiklah. Misi nyaris terlaksana. Paling tidak sampai jam 3 pagi nanti. Ketika acara slowrock rebound dari kak Eicha sudah berakhir.

Disini ada 3 acara rock. Dua diantaranya udah pernah nyicipin. Cuma icip-icip aja, biasa, jadi bemper. Nah jam 1 nanti, mau ngegenepin 1 sisanya. Mau gimana entar siarannya, pokoknya jabanin dulu deh.

Aku keliatan jiper ya? Iya nih. Abis, jangankan siaran slowrock yang punya basis massa luar biasa disini, aku siaran solo aja masih suka kagok. Gimana engga, selama 4 taun, siarannya couple mulu. Jadilah engga biasa siaran solo.

Selain faktor biasa-engga biasa, ternyata ada faktor cocok-cocokan juga lho. Menurut pengakuan beberapa temen, mereka justru ngaku kalo mereka tipe penyiar solo, yang lebih nyaman kalo siaran sendirian. Ngga perlu repot mikir traffic bicara, tek-toknya, nyatuin ide bla-bla-bla. Kalo aku? Malah suka bingung mo ngomong apa kalo siaran sendirian. Tapi pastinya ada juga yang jago dua-duanya. Solo oke, couple hayuk aja. Versatile gitulah. Bukan aku banget. Mungkin belum. Ga taulah.

Ah, tapi lepas dari apakah aku tipe couple atau solo, aku udah terlanjur ngeiyain. Udah terlanjur absen. Udah terlanjur nyampe studio. Kemarenan sempet nyobain beberapa kali siaran sendirian, yah moga-moga bisa jadi modal. Meskipun suaraku tidak indah. Meskipun aku bukan leidi-roker-whatsoever. Dicoba sajalah.

Ya, dicoba sajalah. Siaran yang satu ini. Yang lepas dari perkara takut siarannya belepotan... Kini juga membawa rasa tak terjelaskan di dalam hati. Demi merasakan ambientnya. Kokpit. Temaram. Malam minggu. Dini hari jam satu. Tempatku pernah berada di waktu dulu. Untuk tetap berada didekatmu.


Oh well. Here I am. Facing the giant. Wish me luck.





ps : Dear God, yes? Okay. I'll definitely put it on my list.
.

Thursday, December 17, 2009

Utopia? Only God knows.

.

Kalau kata Blair Waldorf pada Chuck Bass di Gossip Girl :
"Three words, eight letters, say it and i'm yours.."


No, i don't need that much.
Three letters.
Not words. Letters. Three.
Sometimes abridged into two, but I prefer three.
And it brings comfort to this tiny little heart.


So I'm getting down to my knees, again.
And again.
And again.
Whispering to The Boss of The Universe :

"May I? Can I?"

.