.
Bayangkan sebuah jalan.
Ngga usah jalan raya, jalan yang di kampung aja lah.
Trus bayangkan kalian lagi naek motor. Agak ngebut, buru-buru karena tidur telat, bangun telat, plus baju bersih langka di dalam lemari; melintasi jalan kampung yang tadi kita bayangkan bersama.
Kemudian tampak seekor/beberapa ekor ayam berada di SISI KIRI jalan. Harap di-bold dan di-underline. Di SISI KIRI jalan. Logikanya, ayam-ayam itu tidak akan terlindas oleh motor kita karena mereka sudah ada di curbside, di pinggiran jalan. Lalu kita tetap melaju.
Tiba-tiba ayam-ayam tersebut kaget mendengar suara motor kita dan mereka berlarian ke SISI KANAN jalan, yang artinya mereka menyeberang jalan dan gantian membuat kita yang naik motor jadi kaget. Untung refleks kita teruji tiada tanding dan tiada banding. Ayam-ayampun selamat.
Tapi dalam hati tetep aja misuh-misuh. Kalo sampe tu ayam kegencet bisa-bisa tetangga yang punya minta ganti. Plus kita diberi sanksi sosial dan diperhitungkan juga kelak di akhirat...
*apakah sudah mulai lebay?*
Padahal mereka kan sudah aman di sisi kiri, kalo kaget ngapain malah pindah ke sisi kanan? Dan hal ini tidak hanya berlaku untuk ayam. Kucing sama anjing juga begitu. Kalo gajah atau iguana saya ngga tau ya...
So pertanyaan saya di pagi hari ini :
Kenapa hewan yang kaget selalu memilih jalan terjauh untuk menyelamatkan diri, yang akhirnya malah membahayakan nyawa mereka?
Hei. Jangan bilang ini pertanyaan remeh. Justru kalo remeh aja kita ngga bisa ngejawabnya, gimana kita mau menyongsong Free Trade Agreement 2010?
*lebay lagi*
.
skip to main |
skip to sidebar
Lewat tengah malam.
Kerjaan terbengkalai.
Shuffling 711 random songs in playlist.
Desing harddisk.
Cig.
Air putih dingin.
Bebek.
Jam dinding berdetik ritmik.
Lapar.
Ketiduran sebentar.
Kabel berserakan.
Terjaga.
Jantung berdebar.
Modem lemot.
Sakit punggung.
Lubang hitam super-masif.
.
I Belong To You/Mon Cœur S'ouvre à Ta Voix
Got this y!m offline message from mba Sri Agutina, officer Rumah Zakat yang tempo hari being so informative pas aku nanya-nanya segala macem. Dia ngirim ini hampir tiap hari, ke semua orang yang dia urus kaya'nya. Baek banget deh.
Yah, weekend. What to do, what to do? Kalo diem-diem aja suka mikir yang engga-engga. Tapi badan kok capek. Hati apalagi, for some severe acute reasons.
Tiga hari kemaren ngemsi tipe capek : jualan, dengan audiens yang datang dan pergi. Dari pagi sampe sore, suara jadi aga serak sekarang. And the insomnia.. Yeah, no need to tell...
Then today, kondangan di 2 tempat berbeda, waktunya sama, jam 12 siang. Yang satu nikahannya Galih, temen paski, di Pedurungan. Yang satu nikahannya mba Evi, resepsionis cantik radioku, di Banyumanik. Imagine, all the people. Akhirnya jam setengah 12 aku ke Pedurungan dulu naek motor, puanasnya ampun! Haha hihi, foto sebentar trus ngebut balik ke studio soalnya jam setengah 1 mo bareng sama anak-anak studio ke Banyumanik naek mobil kantor. Berkali-kali hampir kesamber kendaraan laen (just like this morning, gara-gara ketiduran 1 detikan diatas motor) Am arrived a bit late to the studio at the end, udah ditunggu sambil merengut sama anak-anak. Maapkan akuhuhuhu. But I made it. Aku bisa dateng di tempat mba Evi dan Galih.
Now what to do? What to do?
.
Thursday, December 31, 2009
Monday, December 28, 2009
The Dreamer Avatar
Ehm ehm...
*clearing throat*
First of all, aku mau mengucapkan terima kasih kepada rokenrol couple Putri and her hubby for took me away from this bedlam Semarang last weekend. Walopun cuma 1 hari 1 malam di Jogja, rasanya cukup menyejukkan jiwaku yang burst out ini.
Sesampainya di Jogja aku sama Putri langsung nonton AVATAR. Berhubung penuh, dapet seat K (of Q), dipojok kanan. Lumayan pegel nengoknya sih... But the movie worth our tengeng necks.
See the technical review here. I'd only like to tell that this movie was so stunning. Sangat eye candy. Manjain mata. No wonder James Cameron menghabiskan lebih dari 10 tahun hanya untuk menunggu supaya teknologi animasi sudah cukup canggih untuk memoles film ini. Tsk tsk tsk. Si perfeksionis itu.
Aku suka penggambaran Pandoranya. Bagaimana semuanya berpendar, ijo ijo biru luminesence. Hewan-hewannya yang berkaki 6. The great 'Toruk Macto'. The HomeTree. The Eywa. Tsu'Tey. Eytucan. Ikran. How could they possibly think about those names?? Dan bahasa imajiner suku Omaticaya-nya... Keren. Serius. Apalagi ketika yang ngomong si Neytiri yang diperanin Zoe Saldana itu... SEKSI. Hahaha. Setelah bahasa dan nama-nama di Lord of The Ring, Avatar ini bahasa imajiner kedua yang oke deh kakak...
Dari segi cerita, ya, memang klasik. Greedy man versus sincere native. Perebutan sumber daya alam. But the way they keep the plot raising and blew at the end were GOOD. At least better than another science-fiction-special-effect-splurger movie. Plotnya tidak terlalu lambat, tidak juga terlalu cepat. Seru. Aku sama Putri sibuk ber 'Ooooh..', 'Ahhhh..', 'GOSH!!', 'YeeeHaw!!' dan sejenisnya. Lalu kita heran, kok bisa ya penonton yang lain kalem-kalem aja ngeliat such adrenaline-pumping scenes?
Overall AVATARnya keren. Terus Minggu paginya kita nonton Sang Pemimpi. Padahal aku aja belom nonton Laskar Pelangi :) Gapapalah. Tema filmnya bagus, bagaimana kita diajarkan percaya sama mimpi kita sendiri (euh, aku tertampar!). Mathias Muchus-nya juara! Cara dia memerankan seorang ayah yang punya dignity ditengah segala kerentaan, kelelahan dan kekurangannya... Juga cara dia menunjukkan rasa bangga pada anak-anaknya... Membuatku dan Putri berkaca-kaca. Hiks.
Oya, pemeran Arai remajanya keren deh. Noh yang di poster pake baju ijo. Aktingnya bagus, timbre suaranya enak (kok dari kemaren timbre suara mulu yang dipikirin yak?), dan logat melayunya terasa luwes. Cakep banget juga engga, tapi LAKI-LAKI gitu lho. Ngeliat riap-riap rambutnya aja rasanya gemes (Hiiii what's wrong with me???). Dan setelah dewasa dia diperanin sama Arielharharharhar! Not bad juga aktingnya dia. He should give himself another chance.
Sayang plotnya ngga valid, naik turun naik turun, rentan ngebosenin. Berkali-kali diumbar gambar-gambar indah, tapi engga pada tempatnya. Pada titik-titik tertentu terasa pengen ngecult tapi engga nyampe. Beberapa penokohannya kurang kuat. Pak Balia contohnya. Aku pikir dia adalah tokoh yang cukup penting ya. Tapi porsi yang dia dapat kurang mangstap. Scene per scene nya Pak Balia hanya repetisi yang sudah-sudah. Tidak berkembang. Sayanggg. Editingnya juga sadis. Jret jret jret ngga fade away gitu. Ya visual ya audio. Apa emang pihak bioskopnya yang ngga canggih transisi rol ke rol nya?
Bagaimanapun juga, Sang Pemimpi layak tonton. Terutama buat kamu yang mulai ngga percaya sama mimpi kamu sendiri. If we ain't believe in our own dream anymore, what would we be?
There you go. (Terpaksa) nonton 2 film saja, karena Minggu sore aku mesti pulang. Seninnya ngga izin bolos sih. But Putri stayed. Aku nebeng sang suaminya Putri, menembus hujan dan macet alaihim, menyusuri sawah-sawah buat nemuin supplier bisnis mereka, lalu akhirnya sampai juga di Semarang. Alhamdulillah...
Mungkin sesekali aku cuma butuh begini. Melewati trayek yang berbeda dari yang dilewati sehari-hari. Bertemu orang-orang yang berbeda dari yang ditemui sehari-hari.
Then skygazing.
Lotsa skygazing.
. .
*clearing throat*
First of all, aku mau mengucapkan terima kasih kepada rokenrol couple Putri and her hubby for took me away from this bedlam Semarang last weekend. Walopun cuma 1 hari 1 malam di Jogja, rasanya cukup menyejukkan jiwaku yang burst out ini.
putri dan her hubby. pardon their pose (and the poor lighting as well).
aku sudah berusaha meminta mereka bergaya dengan proper but..
yea.. mungkin jatah mereka memang di balik kamera :D
Euh matter of fact, perjalanan ini tadinya adalah rencanaku dan Putri saja. Karena kebelet nonton Avatar, Sabtu kemaren kita berdua mau berwisata sinema ke Jogja, ngebis ria. But in the last minutes, Putri's hubby decided to drove her (and me as the buntut of course) there. And so it is. Sebuah perjalanan santay kaya' di pantay. Makan. Cari cemilan. Ketawa ketawa. Random playlist all the way. Kalo ada yang aneh-aneh, berenti dulu dipoto-potoin. Wanna see the (unessential) pics? Ini dia :aku sudah berusaha meminta mereka bergaya dengan proper but..
yea.. mungkin jatah mereka memang di balik kamera :D
exhibit #9 : Membaca Cermin Cendekia = MeCeCe
kalo Membaca Cuma Cuma = MeCuCu?
exhibit #10 : yth ibu pemilik salon, kita ngga suudzon
situ pake drug atau nge-sex sembarangan kok... santay saja..
and anyway, apapun perawatan gratis catok...
kalo dikriting gimana? tetep dicatok juga?
kalo Membaca Cuma Cuma = MeCuCu?
exhibit #10 : yth ibu pemilik salon, kita ngga suudzon
situ pake drug atau nge-sex sembarangan kok... santay saja..
and anyway, apapun perawatan gratis catok...
kalo dikriting gimana? tetep dicatok juga?
Sesampainya di Jogja aku sama Putri langsung nonton AVATAR. Berhubung penuh, dapet seat K (of Q), dipojok kanan. Lumayan pegel nengoknya sih... But the movie worth our tengeng necks.
See the technical review here. I'd only like to tell that this movie was so stunning. Sangat eye candy. Manjain mata. No wonder James Cameron menghabiskan lebih dari 10 tahun hanya untuk menunggu supaya teknologi animasi sudah cukup canggih untuk memoles film ini. Tsk tsk tsk. Si perfeksionis itu.
Aku suka penggambaran Pandoranya. Bagaimana semuanya berpendar, ijo ijo biru luminesence. Hewan-hewannya yang berkaki 6. The great 'Toruk Macto'. The HomeTree. The Eywa. Tsu'Tey. Eytucan. Ikran. How could they possibly think about those names?? Dan bahasa imajiner suku Omaticaya-nya... Keren. Serius. Apalagi ketika yang ngomong si Neytiri yang diperanin Zoe Saldana itu... SEKSI. Hahaha. Setelah bahasa dan nama-nama di Lord of The Ring, Avatar ini bahasa imajiner kedua yang oke deh kakak...
Dari segi cerita, ya, memang klasik. Greedy man versus sincere native. Perebutan sumber daya alam. But the way they keep the plot raising and blew at the end were GOOD. At least better than another science-fiction-special-effect-splurger movie. Plotnya tidak terlalu lambat, tidak juga terlalu cepat. Seru. Aku sama Putri sibuk ber 'Ooooh..', 'Ahhhh..', 'GOSH!!', 'YeeeHaw!!' dan sejenisnya. Lalu kita heran, kok bisa ya penonton yang lain kalem-kalem aja ngeliat such adrenaline-pumping scenes?
Overall AVATARnya keren. Terus Minggu paginya kita nonton Sang Pemimpi. Padahal aku aja belom nonton Laskar Pelangi :) Gapapalah. Tema filmnya bagus, bagaimana kita diajarkan percaya sama mimpi kita sendiri (euh, aku tertampar!). Mathias Muchus-nya juara! Cara dia memerankan seorang ayah yang punya dignity ditengah segala kerentaan, kelelahan dan kekurangannya... Juga cara dia menunjukkan rasa bangga pada anak-anaknya... Membuatku dan Putri berkaca-kaca. Hiks.
Oya, pemeran Arai remajanya keren deh. Noh yang di poster pake baju ijo. Aktingnya bagus, timbre suaranya enak (kok dari kemaren timbre suara mulu yang dipikirin yak?), dan logat melayunya terasa luwes. Cakep banget juga engga, tapi LAKI-LAKI gitu lho. Ngeliat riap-riap rambutnya aja rasanya gemes (Hiiii what's wrong with me???). Dan setelah dewasa dia diperanin sama Arielharharharhar! Not bad juga aktingnya dia. He should give himself another chance.
Sayang plotnya ngga valid, naik turun naik turun, rentan ngebosenin. Berkali-kali diumbar gambar-gambar indah, tapi engga pada tempatnya. Pada titik-titik tertentu terasa pengen ngecult tapi engga nyampe. Beberapa penokohannya kurang kuat. Pak Balia contohnya. Aku pikir dia adalah tokoh yang cukup penting ya. Tapi porsi yang dia dapat kurang mangstap. Scene per scene nya Pak Balia hanya repetisi yang sudah-sudah. Tidak berkembang. Sayanggg. Editingnya juga sadis. Jret jret jret ngga fade away gitu. Ya visual ya audio. Apa emang pihak bioskopnya yang ngga canggih transisi rol ke rol nya?
Bagaimanapun juga, Sang Pemimpi layak tonton. Terutama buat kamu yang mulai ngga percaya sama mimpi kamu sendiri. If we ain't believe in our own dream anymore, what would we be?
There you go. (Terpaksa) nonton 2 film saja, karena Minggu sore aku mesti pulang. Seninnya ngga izin bolos sih. But Putri stayed. Aku nebeng sang suaminya Putri, menembus hujan dan macet alaihim, menyusuri sawah-sawah buat nemuin supplier bisnis mereka, lalu akhirnya sampai juga di Semarang. Alhamdulillah...
Mungkin sesekali aku cuma butuh begini. Melewati trayek yang berbeda dari yang dilewati sehari-hari. Bertemu orang-orang yang berbeda dari yang ditemui sehari-hari.
Then skygazing.
Lotsa skygazing.
. .
Friday, December 25, 2009
Skygazing
.
Okay. Here's the thing.
Have you ever longing for a getaway?
Faraway places?
Different path?
Good music?
Something warm and solemn?
There you go.
ps :
Selamat Natal bagi yang merayakannya!
Studio libur, tapi karena saya malas mencicil kerjaan, jadilah saya tetap datang doing some shi... err.. some works :)
.
Okay. Here's the thing.
Have you ever longing for a getaway?
Faraway places?
Different path?
Good music?
Something warm and solemn?
There you go.
ps :
Selamat Natal bagi yang merayakannya!
Studio libur, tapi karena saya malas mencicil kerjaan, jadilah saya tetap datang doing some shi... err.. some works :)
.
Tuesday, December 22, 2009
Hadeuh. Sakit mata!
.
Belum tau sakit apa nih. Kirain cuma iritasi doang, tapi kok lama-lama nyut-nyutan? Jadi berasa agak pusing juga. Dibilang bintitan bukan, tapi udah agak bengkak dikiiiit. Akhirnya Visine diupgrade jadi Xendo Citrol (Yang kalo abis ditetesin ke mata, ngalir ke tenggorokan. Blah. Pait!)
Yang pasti sakit mata yang macem gini tuh :
1. Tidak keren (emang ada gitu penyakit keren?)
2. Nyusahin kalo mo ngliat.
3. Pusing.
4. Kalo mo sujud rasanya nyut-nyutan.
5. Ngga matching sama insomnia (karena bikin tambah nyut-nyutan)
Aduh. Aduh. Aduh. Gusti paringana waras. Amiin.
.
Belum tau sakit apa nih. Kirain cuma iritasi doang, tapi kok lama-lama nyut-nyutan? Jadi berasa agak pusing juga. Dibilang bintitan bukan, tapi udah agak bengkak dikiiiit. Akhirnya Visine diupgrade jadi Xendo Citrol (Yang kalo abis ditetesin ke mata, ngalir ke tenggorokan. Blah. Pait!)
Yang pasti sakit mata yang macem gini tuh :
1. Tidak keren (emang ada gitu penyakit keren?)
2. Nyusahin kalo mo ngliat.
3. Pusing.
4. Kalo mo sujud rasanya nyut-nyutan.
5. Ngga matching sama insomnia (karena bikin tambah nyut-nyutan)
Aduh. Aduh. Aduh. Gusti paringana waras. Amiin.
.
Dua dua Desember
.
Ditengah-tengah pencarian eksistensi diriku sebagai seorang manusia, seorang teman, seorang penyiar, seorang sahabat, seorang tetangga, seorang scriptwriter, seorang survival ditengah hidup yang ingar bingar; terselip juga keberadaanku sebagai...
... seorang anak dari 2 ibu yang luar biasa.
Ibuku.
Whatever it takes, you ARE my mom, my incredible mom.
Nothing, no one, can take it from you.
Eyang putriku. Almarhumah.
I would be nothing without you.
I miss you. I do.
Semoga saya bisa jadi anak yang baik.
Yang bisa membanggakan mereka semua.
Mereka, yang mencintai saya.
So, My Boss of the Universe,
would You please take care of them?
Please?
I beg You?.
.
Ditengah-tengah pencarian eksistensi diriku sebagai seorang manusia, seorang teman, seorang penyiar, seorang sahabat, seorang tetangga, seorang scriptwriter, seorang survival ditengah hidup yang ingar bingar; terselip juga keberadaanku sebagai...
... seorang anak dari 2 ibu yang luar biasa.
Ibuku.
Whatever it takes, you ARE my mom, my incredible mom.
Nothing, no one, can take it from you.
Eyang putriku. Almarhumah.
I would be nothing without you.
I miss you. I do.
Semoga saya bisa jadi anak yang baik.
Yang bisa membanggakan mereka semua.
Mereka, yang mencintai saya.
So, My Boss of the Universe,
would You please take care of them?
Please?
I beg You?.
.
Deviasi. Segera ambil posisi.
.
Akhir-akhir ini kok rasanya hidupku melenceng jauh dari prioritas ya?
Akibatnya jadi ngerasa jauh sama si Boss Penguasa Alam Semesta...
*Oh. Logikanya kebalik nih. Ralat ralat.*
Akhir2 ini kok rasanya jauh sama si Boss Penguasa Alam Semesta ya?
Akibatnya hidupku jadi melenceng jauh dari prioritas...
*Harus segera diberesin. Harus.*
Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
QS. Al Baqarah : 186
.
Akhir-akhir ini kok rasanya hidupku melenceng jauh dari prioritas ya?
Akibatnya jadi ngerasa jauh sama si Boss Penguasa Alam Semesta...
*Oh. Logikanya kebalik nih. Ralat ralat.*
Akhir2 ini kok rasanya jauh sama si Boss Penguasa Alam Semesta ya?
Akibatnya hidupku jadi melenceng jauh dari prioritas...
*Harus segera diberesin. Harus.*
Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
QS. Al Baqarah : 186
.
Random shot : snack jauh dekat Rp.2000
Where : tempat duduk-duduk kosan saya.
Who : temen-temen kos saya yang beli.
When : errr... kalo ga salah di sebuah malam minggu,
ketika pacar-pacar mereka datang,
dan mereka menjamunya dengan jajanan.
What : sebuah brand yang berani mengambil resiko,
dan membuat team wordcrafting brand Biskuat kalah set :)
.
Who : temen-temen kos saya yang beli.
When : errr... kalo ga salah di sebuah malam minggu,
ketika pacar-pacar mereka datang,
dan mereka menjamunya dengan jajanan.
What : sebuah brand yang berani mengambil resiko,
dan membuat team wordcrafting brand Biskuat kalah set :)
.
Sunday, December 20, 2009
Terkapar pasrah
.
Udah berasa penggalan stensilan aja tuh judul. Ehehe. Yea, itu keadaanku saat ini. Setelah dihajar bermalam-malam begadangan (yang not in purpose), siaran-siaran subuh, semalem slowrock lanjut jaga rekaman (means 1 to 5 am), trus jam 10 paginya musti ngemsi.
Nah ngemsinya ini yang bikin pengen cerita dikit. Habis siaran slowrock kan nyempetin tidur bentar, tuh. Tapi begitu bangun, hadahhh, itu mata pedesnya ampun. Mana kudu dicolok softlens lagi. Mengalir dahsyat air mataku. Udah gitu ini eyebags, beuhhh.. Dasarnya ngga bisa dandan, ngga tau tekniknya nutupin kantong mata. Jadilah ngemsi tapi tampangnya kaya orang habis pesta miras semaleman. Matanya merah dan bengkak.
Owh. Jangan lupakan juga faktor heels shoes I wore. Yang harus dipake dari pagi sampe acara selesai (yang janjinya kelar jam 2 siang, tapi ujungnya jam 5 sore). Ngga tinggi kok. Tapi dasarnya engga biasa, pake kitten heels, yang cuma 3 sentian aja betis udah kelojotan, kaki pada lecet semua. Sigh.
Okay. Enough about me. Aku ngantukan dan berantakan, itu biasa. Tapi yang bikin aku totally alert ditengah pedih mata dan derita kakiku tadi adalah organizer acaranya. Oh good God. Bikin gemesss. Yang ngga perlu diurusin, yang perlu malah dicuekin. Ngga taktis. Ngga tanggap. Ngga ada runner or siapalah yang in charge buat decision maker. Aku kan cuma emsi yah? Dan semuanya pada sotoy sendiri-sendiri. Padahal aku perlu banget buat meng-confirm banyak.. BUANYAK hal standar yang ngga diurusin sama sekali. You know what? Ngakunya EO slash menejemen artis, tapi rundownnya kaya' susunan acara upacara bendera! Tanpa timeline. Tanpa breakdown. Tanpa PIC. Cuma disusun poin 1,2,3, dst... It's not a rundown though!
Okelah kalo mungkin emang belom biasa bikin event. Selalu ada yang pertama. Tapi mereka ini di awal ngomongnya gede banget. Bilang udah bikin acara serupa di Batam, Jakarta, sukses bla bla bla. But lately, satu crewnya bilang : ini event PERTAMA mereka. Ihhhh, kenapa mesti bohong sihhh????
Hhhh. Kalo mau dibahas satu-satu, panjang! Satu contoh lagi deh. Jadi ceritanya, ada satu orang panitia, dengan posisi setara stage manager, tapi dengan pedenya bilang "Nanti kamu saya temenin ngemsi. Saya biasa ngemsi kok". Eh? Apa bisa efektif, gitu? Stage manager ngemsi? Ditengah event yang preparationnya kacaw balaw, masih mau ngemsi juga? Tapi kupikir, ya sudahlah, siapa saya ikutan ngatur-ngatur? Dan ternyata benar. Ketika aku nanya acara selanjutnya apa (secara 'rundown' itu udah ngga bisa dipake karena diobrak-abrik sama mereka dengan sisipan-sisipan acara entah apa), si stage manager bilang "Iya, iya, udah siap kok performer selanjutnya".
Akhirnya aku nurut, langsung announce meskipun aku ngga melihat tanda-tanda kehadiran sang performer di sekitar stage. Dan apa yang terjadi kemudian sodara-sodara??? Di atas panggung si stage manager berseru, pake mic : "Panggilan kepada dancer XXX untuk segera menuju ke panggung, sekarang juga!! Saya ulangi, dancer XXX, harap segera menuju panggung!!!" AKU TERNGANGA. Hey you, Mr. stage manager, tugas Andalah untuk memastikan dancer itu siap disisi panggung, whatever it takes, tapi BUKAN dengan cara memanggilnya lewat mic, di depan semua hadirin! Emangnya ini valet parking??? Sumpah, aku jadi malu sendiri.
Masih banyak lagi kejadian-kejadian semacam itu seharian. Banyak. Sumpah. Emosiku beberapa kali ikut naik. Jadi agak nyolot juga. Yahh, namanya ngemsi sedikit banyak pasti punya sense of belonging biar acaranya running smooth kan. Kasarnya, nutupin jelek-jeleknya. Ngulur-ngulur waktu kalo performer belom siap. Membuat audiens tetap stay. Apa ajalah. Aku udah ngelakuin semua yang bisa aku lakuin. Tapi rasanya tetap tidak bisa menutup flawsnya acara tadi.
Iyalah, gimana bisa nutupin cela kalo stage managernya aja kehilangan jejak performer selanjutnya dan manggil mereka pake mic, dari atas panggung...
.
Udah berasa penggalan stensilan aja tuh judul. Ehehe. Yea, itu keadaanku saat ini. Setelah dihajar bermalam-malam begadangan (yang not in purpose), siaran-siaran subuh, semalem slowrock lanjut jaga rekaman (means 1 to 5 am), trus jam 10 paginya musti ngemsi.
Nah ngemsinya ini yang bikin pengen cerita dikit. Habis siaran slowrock kan nyempetin tidur bentar, tuh. Tapi begitu bangun, hadahhh, itu mata pedesnya ampun. Mana kudu dicolok softlens lagi. Mengalir dahsyat air mataku. Udah gitu ini eyebags, beuhhh.. Dasarnya ngga bisa dandan, ngga tau tekniknya nutupin kantong mata. Jadilah ngemsi tapi tampangnya kaya orang habis pesta miras semaleman. Matanya merah dan bengkak.
can you see how teler I am? blah, sok misterius gitu lagi posenya.
mungkin aku khilaf sehingga memilih berpose sedemikian rupa.
mungkin aku khilaf sehingga memilih berpose sedemikian rupa.
Owh. Jangan lupakan juga faktor heels shoes I wore. Yang harus dipake dari pagi sampe acara selesai (yang janjinya kelar jam 2 siang, tapi ujungnya jam 5 sore). Ngga tinggi kok. Tapi dasarnya engga biasa, pake kitten heels, yang cuma 3 sentian aja betis udah kelojotan, kaki pada lecet semua. Sigh.
Okay. Enough about me. Aku ngantukan dan berantakan, itu biasa. Tapi yang bikin aku totally alert ditengah pedih mata dan derita kakiku tadi adalah organizer acaranya. Oh good God. Bikin gemesss. Yang ngga perlu diurusin, yang perlu malah dicuekin. Ngga taktis. Ngga tanggap. Ngga ada runner or siapalah yang in charge buat decision maker. Aku kan cuma emsi yah? Dan semuanya pada sotoy sendiri-sendiri. Padahal aku perlu banget buat meng-confirm banyak.. BUANYAK hal standar yang ngga diurusin sama sekali. You know what? Ngakunya EO slash menejemen artis, tapi rundownnya kaya' susunan acara upacara bendera! Tanpa timeline. Tanpa breakdown. Tanpa PIC. Cuma disusun poin 1,2,3, dst... It's not a rundown though!
Okelah kalo mungkin emang belom biasa bikin event. Selalu ada yang pertama. Tapi mereka ini di awal ngomongnya gede banget. Bilang udah bikin acara serupa di Batam, Jakarta, sukses bla bla bla. But lately, satu crewnya bilang : ini event PERTAMA mereka. Ihhhh, kenapa mesti bohong sihhh????
Hhhh. Kalo mau dibahas satu-satu, panjang! Satu contoh lagi deh. Jadi ceritanya, ada satu orang panitia, dengan posisi setara stage manager, tapi dengan pedenya bilang "Nanti kamu saya temenin ngemsi. Saya biasa ngemsi kok". Eh? Apa bisa efektif, gitu? Stage manager ngemsi? Ditengah event yang preparationnya kacaw balaw, masih mau ngemsi juga? Tapi kupikir, ya sudahlah, siapa saya ikutan ngatur-ngatur? Dan ternyata benar. Ketika aku nanya acara selanjutnya apa (secara 'rundown' itu udah ngga bisa dipake karena diobrak-abrik sama mereka dengan sisipan-sisipan acara entah apa), si stage manager bilang "Iya, iya, udah siap kok performer selanjutnya".
Akhirnya aku nurut, langsung announce meskipun aku ngga melihat tanda-tanda kehadiran sang performer di sekitar stage. Dan apa yang terjadi kemudian sodara-sodara??? Di atas panggung si stage manager berseru, pake mic : "Panggilan kepada dancer XXX untuk segera menuju ke panggung, sekarang juga!! Saya ulangi, dancer XXX, harap segera menuju panggung!!!" AKU TERNGANGA. Hey you, Mr. stage manager, tugas Andalah untuk memastikan dancer itu siap disisi panggung, whatever it takes, tapi BUKAN dengan cara memanggilnya lewat mic, di depan semua hadirin! Emangnya ini valet parking??? Sumpah, aku jadi malu sendiri.
Masih banyak lagi kejadian-kejadian semacam itu seharian. Banyak. Sumpah. Emosiku beberapa kali ikut naik. Jadi agak nyolot juga. Yahh, namanya ngemsi sedikit banyak pasti punya sense of belonging biar acaranya running smooth kan. Kasarnya, nutupin jelek-jeleknya. Ngulur-ngulur waktu kalo performer belom siap. Membuat audiens tetap stay. Apa ajalah. Aku udah ngelakuin semua yang bisa aku lakuin. Tapi rasanya tetap tidak bisa menutup flawsnya acara tadi.
Iyalah, gimana bisa nutupin cela kalo stage managernya aja kehilangan jejak performer selanjutnya dan manggil mereka pake mic, dari atas panggung...
.
Saturday, December 19, 2009
Am I Wry? Yes.
.
Baiklah. Misi nyaris terlaksana. Paling tidak sampai jam 3 pagi nanti. Ketika acara slowrock rebound dari kak Eicha sudah berakhir.
Disini ada 3 acara rock. Dua diantaranya udah pernah nyicipin. Cuma icip-icip aja, biasa, jadi bemper. Nah jam 1 nanti, mau ngegenepin 1 sisanya. Mau gimana entar siarannya, pokoknya jabanin dulu deh.
Aku keliatan jiper ya? Iya nih. Abis, jangankan siaran slowrock yang punya basis massa luar biasa disini, aku siaran solo aja masih suka kagok. Gimana engga, selama 4 taun, siarannya couple mulu. Jadilah engga biasa siaran solo.
Selain faktor biasa-engga biasa, ternyata ada faktor cocok-cocokan juga lho. Menurut pengakuan beberapa temen, mereka justru ngaku kalo mereka tipe penyiar solo, yang lebih nyaman kalo siaran sendirian. Ngga perlu repot mikir traffic bicara, tek-toknya, nyatuin ide bla-bla-bla. Kalo aku? Malah suka bingung mo ngomong apa kalo siaran sendirian. Tapi pastinya ada juga yang jago dua-duanya. Solo oke, couple hayuk aja. Versatile gitulah. Bukan aku banget. Mungkin belum. Ga taulah.
Ah, tapi lepas dari apakah aku tipe couple atau solo, aku udah terlanjur ngeiyain. Udah terlanjur absen. Udah terlanjur nyampe studio. Kemarenan sempet nyobain beberapa kali siaran sendirian, yah moga-moga bisa jadi modal. Meskipun suaraku tidak indah. Meskipun aku bukan leidi-roker-whatsoever. Dicoba sajalah.
Ya, dicoba sajalah. Siaran yang satu ini. Yang lepas dari perkara takut siarannya belepotan... Kini juga membawa rasa tak terjelaskan di dalam hati. Demi merasakan ambientnya. Kokpit. Temaram. Malam minggu. Dini hari jam satu. Tempatku pernah berada di waktu dulu. Untuk tetap berada didekatmu.
Oh well. Here I am. Facing the giant. Wish me luck.
ps : Dear God, yes? Okay. I'll definitely put it on my list.
.
Baiklah. Misi nyaris terlaksana. Paling tidak sampai jam 3 pagi nanti. Ketika acara slowrock rebound dari kak Eicha sudah berakhir.
Disini ada 3 acara rock. Dua diantaranya udah pernah nyicipin. Cuma icip-icip aja, biasa, jadi bemper. Nah jam 1 nanti, mau ngegenepin 1 sisanya. Mau gimana entar siarannya, pokoknya jabanin dulu deh.
Aku keliatan jiper ya? Iya nih. Abis, jangankan siaran slowrock yang punya basis massa luar biasa disini, aku siaran solo aja masih suka kagok. Gimana engga, selama 4 taun, siarannya couple mulu. Jadilah engga biasa siaran solo.
Selain faktor biasa-engga biasa, ternyata ada faktor cocok-cocokan juga lho. Menurut pengakuan beberapa temen, mereka justru ngaku kalo mereka tipe penyiar solo, yang lebih nyaman kalo siaran sendirian. Ngga perlu repot mikir traffic bicara, tek-toknya, nyatuin ide bla-bla-bla. Kalo aku? Malah suka bingung mo ngomong apa kalo siaran sendirian. Tapi pastinya ada juga yang jago dua-duanya. Solo oke, couple hayuk aja. Versatile gitulah. Bukan aku banget. Mungkin belum. Ga taulah.
Ah, tapi lepas dari apakah aku tipe couple atau solo, aku udah terlanjur ngeiyain. Udah terlanjur absen. Udah terlanjur nyampe studio. Kemarenan sempet nyobain beberapa kali siaran sendirian, yah moga-moga bisa jadi modal. Meskipun suaraku tidak indah. Meskipun aku bukan leidi-roker-whatsoever. Dicoba sajalah.
Ya, dicoba sajalah. Siaran yang satu ini. Yang lepas dari perkara takut siarannya belepotan... Kini juga membawa rasa tak terjelaskan di dalam hati. Demi merasakan ambientnya. Kokpit. Temaram. Malam minggu. Dini hari jam satu. Tempatku pernah berada di waktu dulu. Untuk tetap berada didekatmu.
Oh well. Here I am. Facing the giant. Wish me luck.
ps : Dear God, yes? Okay. I'll definitely put it on my list.
.
Midnite, err.. Morning Madness
.
Apakah ada efeknya tertidur dengan kepala di dekat laptop yang menyala semalaman?
I mean, is there any electrical radiation intake or whatsoever?
No? Impossible?
Okay. Just me and my stupid thought :)
If there's any, I hope it wouldn't harm my brain.
And didn't make my hairfall syndrome getting worse, too.
*i should get some sleep. immediately*
.
Apakah ada efeknya tertidur dengan kepala di dekat laptop yang menyala semalaman?
I mean, is there any electrical radiation intake or whatsoever?
No? Impossible?
Okay. Just me and my stupid thought :)
If there's any, I hope it wouldn't harm my brain.
And didn't make my hairfall syndrome getting worse, too.
*i should get some sleep. immediately*
.
Midnite Madness
Lewat tengah malam.
Kerjaan terbengkalai.
Shuffling 711 random songs in playlist.
Desing harddisk.
Cig.
Air putih dingin.
Bebek.
Jam dinding berdetik ritmik.
Lapar.
Ketiduran sebentar.
Kabel berserakan.
Terjaga.
Jantung berdebar.
Modem lemot.
Sakit punggung.
Lubang hitam super-masif.
.
Friday, December 18, 2009
Random shot : kopi dengan pengeras suara
Not enough goodwill?
.
Catched up with friends, and the story told.
About me. And my mistake at the previous days.
Baiklah, saya memang bersalah. Saya sangat sadar. Saya minta maaf. Bahkan saya sangat salah. Salah sekali. Jika kondisinya dibalik, saya juga akan sangat merasa tidak nyaman. Sangat sangat sangat sangat sangat tidak nyaman.
Menyadari kenyataan itu, lalu saya beritikad baik. Tidak cuma meminta maaf, tapi juga berusaha membuat keadaan menjadi lebih baik. Berusaha bersikap dewasa. Berusaha berteman. Berusaha fair. Berusaha menunjukkan kalau kesalahan yang saya buat tidaklah 'in purpose'. Berusaha memberitahu bahwa saya tulus tidak ingin menyakiti siapapun. Dengan demikian, saya pikir semua tahu bahwa saya tidak akan mengulanginya lagi.
Saya rasa semuanya cukup jelas.
Saya pikir semuanya selesai dengan damai.
Tapi kemudian, dari yang saya dengar, responnya sungguh di luar dugaan. Akibat ikutannya tidak sesuai harapan saya. Itikad baik saya mentah. Saya tetap terlihat buruk. Saya seakan punya maksud tersembunyi yang tidak sepantasnya.
Saya menyerah. Gimana maunya Anda sajalah. Saya menurut. Toh mau bagaimanapun saya, jatuhnya tetap seakan saya punya hidden agenda yang tidak baik.
Hey, you. Yes, you.
Lupakan saja kenyataan kalau saya juga punya hati.
Atau kenyataan bahwa saya sudah melakukan usaha-usaha untuk menunjukkan bahwa saya beritikad baik, dan tidak ingin bermasalah dengan siapapun.
It's okay. Stick with your thought if you said so.
Just considered I'm fine.
.
Catched up with friends, and the story told.
About me. And my mistake at the previous days.
Baiklah, saya memang bersalah. Saya sangat sadar. Saya minta maaf. Bahkan saya sangat salah. Salah sekali. Jika kondisinya dibalik, saya juga akan sangat merasa tidak nyaman. Sangat sangat sangat sangat sangat tidak nyaman.
Menyadari kenyataan itu, lalu saya beritikad baik. Tidak cuma meminta maaf, tapi juga berusaha membuat keadaan menjadi lebih baik. Berusaha bersikap dewasa. Berusaha berteman. Berusaha fair. Berusaha menunjukkan kalau kesalahan yang saya buat tidaklah 'in purpose'. Berusaha memberitahu bahwa saya tulus tidak ingin menyakiti siapapun. Dengan demikian, saya pikir semua tahu bahwa saya tidak akan mengulanginya lagi.
Saya rasa semuanya cukup jelas.
Saya pikir semuanya selesai dengan damai.
Tapi kemudian, dari yang saya dengar, responnya sungguh di luar dugaan. Akibat ikutannya tidak sesuai harapan saya. Itikad baik saya mentah. Saya tetap terlihat buruk. Saya seakan punya maksud tersembunyi yang tidak sepantasnya.
Saya menyerah. Gimana maunya Anda sajalah. Saya menurut. Toh mau bagaimanapun saya, jatuhnya tetap seakan saya punya hidden agenda yang tidak baik.
Hey, you. Yes, you.
Lupakan saja kenyataan kalau saya juga punya hati.
Atau kenyataan bahwa saya sudah melakukan usaha-usaha untuk menunjukkan bahwa saya beritikad baik, dan tidak ingin bermasalah dengan siapapun.
It's okay. Stick with your thought if you said so.
Just considered I'm fine.
.
the adorable Ukulele Boy
On the first place, Mas Nuno showed me this video. Dari random googling, belum banyak info yang didapet, selain : Dia masih 5 taun, dari Jepang. That's all. Tapi video dia meng-cover I'm Yours-nya Jason Mraz so far udah mencapai 4,6 juta hit di YouTube. Bahkan sempat jadi headline di CNN.
Ah, no matter who he is, yang pasti bocah ini sangat adorable. Meskipun nyanyinya mumbling, tapi kunci ukulele-nya bener. Pake strumming-strumming segala lagi. Belom lagi itu cengar-cengirnya. Dan cara dia mewek-mewek nahan gatel di idung karena tangannya sibuk, tapi akhirnya digaruk juga. Hahaha, lucu banget!
Ah, no matter who he is, yang pasti bocah ini sangat adorable. Meskipun nyanyinya mumbling, tapi kunci ukulele-nya bener. Pake strumming-strumming segala lagi. Belom lagi itu cengar-cengirnya. Dan cara dia mewek-mewek nahan gatel di idung karena tangannya sibuk, tapi akhirnya digaruk juga. Hahaha, lucu banget!
Thursday, December 17, 2009
Mon Cœur S'ouvre à Ta Voix
Menemukan satu kandidat 'frequent-repeated-song' dari album Resistance-nya Muse (dan kompilasi OST-nya New Moon juga). Sayang belom ada vid-klip ori atau perform livenya. Jadi ambil footage bikinan orang dulu ya! ('nirhnir', whoever you are, thank you!).
I Belong To You/Mon Cœur S'ouvre à Ta Voix
ps: Anyway, 3 Februari 2010 Muse mau dateng ke pulau tetangga yang ditemuin sama Sir Thomas Stamford Raffles itu. Sebelumnya di situ ada Green Day juga 14 Januari. Oh good God. Ada yang mau nyelipin saya di bagasi menuju kesana plus ngebeliin tiket konsernya? Engga ada? Oh ya udah deh...
Utopia? Only God knows.
.
Kalau kata Blair Waldorf pada Chuck Bass di Gossip Girl :
"Three words, eight letters, say it and i'm yours.."
No, i don't need that much.
Three letters.
Not words. Letters. Three.
Sometimes abridged into two, but I prefer three.
And it brings comfort to this tiny little heart.
So I'm getting down to my knees, again.
And again.
And again.
Whispering to The Boss of The Universe :
"May I? Can I?"
.
Kalau kata Blair Waldorf pada Chuck Bass di Gossip Girl :
"Three words, eight letters, say it and i'm yours.."
No, i don't need that much.
Three letters.
Not words. Letters. Three.
Sometimes abridged into two, but I prefer three.
And it brings comfort to this tiny little heart.
So I'm getting down to my knees, again.
And again.
And again.
Whispering to The Boss of The Universe :
"May I? Can I?"
.
Wednesday, December 16, 2009
Mereka bilang : "Ngga mutu!"
.
Pagi ini kebangun dengan Butterfly-nya Jason Mraz yang mengalun lewat speaker hp temen kos. Aku udah pernah cerita tentang mereka ya? Mereka berempat, semester 1 semua. Tapi tadi pagi kebetulan cuma ada 3 anak. Yang 1 pulang kampung kaya'nya.
Oke kembali ke kejadian tadi pagi. Mereka bertiga lagi chattering around, sambil siap-siap berangkat kuliah. Rameeee banget. Plus sambil nyalain radio lewat speaker hp. Yang speakernya tidak punya cukup bass, jadilah outputnya begitu cempreng. Tapi mereka menyalakannya dengan cukup kencang. Lalu mengalunlah Butterfly which I mentioned before. Dan terdengarlah percakapan ini (dalam bahasa Jawa, tapi sudah ditranslate dengan bahasa Indonesia) :
Dan aku yang tadinya masih ngantuk langsung JRENG melek. Satu karena Jason Mraz dibilang ngga mutu. Jason Mraz! Dua karena heran, ada apa sih dengan orang-orang yang bisa dengan entengnya bilang musik orang lain 'ngga mutu'?
Yah, aku juga suka nyacat musik yang ngga aku suka. Tapi tidak dengan bilang "ngga mutu". Paling banter aku bilang "aduh, lagu ini kok ganggu di kupingku sih??" atau "wah, aku ngga suka!" Ngga dengan bilang "ngga mutu!" gitu.
Matter of fact, aku dengerin dangdut pas siaran acara dangdut dengan alter ego PRT, and some of them are nice, funny. Aku dengerin house music yang ngeremix-nya asal di tempat senam, and some of them are really pumpin' up my energy. Aku dengerin campursari pas eyangku rengeng-rengeng sambil istirahat, and some of the are easy listening enough. Aku dengerin rock kalo pas dapet rebound siaran dari Bang Ade, and some of them are so into my taste. Aku dengerin musik trance techno whatsoever kalo pas iseng rame-rame diajakin ke club, and some of them are really relieving. Aku muterin musik-musik masa kini yang ngepop bahkan cenderung melayu di acara request, and some of them are good in arrangement and sales, of course. So, aku ngga mau bilang kalau musik-musik itu 'ngga mutu'.
Playlist sehari-hari aku sendiri juga ngga jelas. Se-mood-nya aku aja. Seputar Imogen Heap, Sigur Ros, Mew, Feist, Muse, Green Day, The Script. Apa aja. Kalo di studio sini ada yang suka Lady Gaga dan Britney. Ada juga yang suka segala macem jebolan American Idol. Ada yang suka musik trance. Ada juga yang ringtone hapenya lagu rohani kristiani. But we never said "ngga mutu!" to each other's playlist. Kalo ngga suka ya udah. It's only the matter of taste, yes?
Dan tadi pagi, si temen kos ku itu bilang Jason Mraz ngga mutu, tapi kemudian mendendangkan lagunya Armada Band :
Doh. Tapi aku ngga bilang lagu itu ngga mutu lho ya.
Lalu aku mencolokkan mp3 playerku ke speaker.
Dan memutar Uprising-nya Muse.
.
Pagi ini kebangun dengan Butterfly-nya Jason Mraz yang mengalun lewat speaker hp temen kos. Aku udah pernah cerita tentang mereka ya? Mereka berempat, semester 1 semua. Tapi tadi pagi kebetulan cuma ada 3 anak. Yang 1 pulang kampung kaya'nya.
Oke kembali ke kejadian tadi pagi. Mereka bertiga lagi chattering around, sambil siap-siap berangkat kuliah. Rameeee banget. Plus sambil nyalain radio lewat speaker hp. Yang speakernya tidak punya cukup bass, jadilah outputnya begitu cempreng. Tapi mereka menyalakannya dengan cukup kencang. Lalu mengalunlah Butterfly which I mentioned before. Dan terdengarlah percakapan ini (dalam bahasa Jawa, tapi sudah ditranslate dengan bahasa Indonesia) :
anak kos 1 --- Lagu apaan nih? NGGA MUTU!
anak kos 2 --- Ini kan Jason Mraz...
anak kos 3 --- Yang apa tuh lagunya dulu?
anak kos 2 --- I'm Yours itu lho.
anak kos 1 --- Oh kalo gitu MUTU DEH, TAPI DIKIT!
Dan aku yang tadinya masih ngantuk langsung JRENG melek. Satu karena Jason Mraz dibilang ngga mutu. Jason Mraz! Dua karena heran, ada apa sih dengan orang-orang yang bisa dengan entengnya bilang musik orang lain 'ngga mutu'?
Yah, aku juga suka nyacat musik yang ngga aku suka. Tapi tidak dengan bilang "ngga mutu". Paling banter aku bilang "aduh, lagu ini kok ganggu di kupingku sih??" atau "wah, aku ngga suka!" Ngga dengan bilang "ngga mutu!" gitu.
Matter of fact, aku dengerin dangdut pas siaran acara dangdut dengan alter ego PRT, and some of them are nice, funny. Aku dengerin house music yang ngeremix-nya asal di tempat senam, and some of them are really pumpin' up my energy. Aku dengerin campursari pas eyangku rengeng-rengeng sambil istirahat, and some of the are easy listening enough. Aku dengerin rock kalo pas dapet rebound siaran dari Bang Ade, and some of them are so into my taste. Aku dengerin musik trance techno whatsoever kalo pas iseng rame-rame diajakin ke club, and some of them are really relieving. Aku muterin musik-musik masa kini yang ngepop bahkan cenderung melayu di acara request, and some of them are good in arrangement and sales, of course. So, aku ngga mau bilang kalau musik-musik itu 'ngga mutu'.
Playlist sehari-hari aku sendiri juga ngga jelas. Se-mood-nya aku aja. Seputar Imogen Heap, Sigur Ros, Mew, Feist, Muse, Green Day, The Script. Apa aja. Kalo di studio sini ada yang suka Lady Gaga dan Britney. Ada juga yang suka segala macem jebolan American Idol. Ada yang suka musik trance. Ada juga yang ringtone hapenya lagu rohani kristiani. But we never said "ngga mutu!" to each other's playlist. Kalo ngga suka ya udah. It's only the matter of taste, yes?
Dan tadi pagi, si temen kos ku itu bilang Jason Mraz ngga mutu, tapi kemudian mendendangkan lagunya Armada Band :
"hmau hdihbaaawaa kemanaaaaa.. hubungan kitahhhahahaaaa...."
Doh. Tapi aku ngga bilang lagu itu ngga mutu lho ya.
Lalu aku mencolokkan mp3 playerku ke speaker.
Dan memutar Uprising-nya Muse.
.
Monday, December 14, 2009
Sisaan weekend
.
Suddenly realizing.
Maybe I'm not that strong anymore.
Kemaren Sabtu ke Jogja, diajakin ngemsi sama si Radith. Ternyata bukan Jogja. Jogja mepet Klaten, secara venue acara kita di pelataran Prambanan. Panggung rigging 2 meteran dengan latar belakang Candi Prambanan. Sebelom briefing nyempetin masuk ke kawasan candi, aku belom pernah kesana soalnya. Dan... harrrr... merinding abis. Takjub. Bangunannya upright, tinggi, khas candi Hindu. Megah banget. Dan lingkungan di sekitarnya juga subhanallah. Kalo di Borobudur kan udah berasa padet banget yak. Kalo di Prambanan waktu itu masih berasa solemn... Ya mungkin karena aku kesitunya udah kesorean kali ya?
Minggu paginya ngemsi bla-bla-bla. Yang perform band-band indie. Some of them were great. Really-really great. Banyak bassis-bassis yang bikin nganga. Secara aku paling suka ngeliat orang maen bass. Tapi sayang ada juga yang terasa seperti poser saja. Yang bikin aku ngerasain yang namanya nahan emosi tapi mesti tetep cengar-cengir in the name of professionality. Blah. Yah, am not that anak jaman, I know. Tapi bukan berarti anak jaman harus act like a jerk, being sceptical to their own country's legacy nor mocking on another person's sense of music, kan?
Jadi tuh bintang tamunya kebetulan.. err, let's say.. ngepop sekali.. Kemudian secara implisit beberapa oknum anak indie menyatakan musik si bintang tamu tidak asik. Padahal band bintang tamu mainstream itu duluuu juga memulai karier mereka dari jalur indie. Kali indienya jaman dulu emang begitu gayanya kan? Kalo di mata kalian sekarang si bintang terlihat cupu, oh come on.. don't you understand? and why don't you guys put some respect?
Kelar ngemsi, segala macem angkutan yang patas menuju Semarang udah abis. Udah jam 9 malem, weekend pula. Akhirnya sama Radith ngeteng bis ke Solo dulu, dari Solo ke Semarang. Nyampe Semarang jam setengah 2 pagi, itupun baru sampe Banyumanik. Dari Banyumanik naek taksi langsung ke rumah, udah ngga sanggup ngambil motor ke studio. Capek banget rasanya.
And that time, I feel so insecure.
Longing for delicate, gentle voice comfort me by said :
"No worries, everything's gonna be alright..."
.
Suddenly realizing.
Maybe I'm not that strong anymore.
Kemaren Sabtu ke Jogja, diajakin ngemsi sama si Radith. Ternyata bukan Jogja. Jogja mepet Klaten, secara venue acara kita di pelataran Prambanan. Panggung rigging 2 meteran dengan latar belakang Candi Prambanan. Sebelom briefing nyempetin masuk ke kawasan candi, aku belom pernah kesana soalnya. Dan... harrrr... merinding abis. Takjub. Bangunannya upright, tinggi, khas candi Hindu. Megah banget. Dan lingkungan di sekitarnya juga subhanallah. Kalo di Borobudur kan udah berasa padet banget yak. Kalo di Prambanan waktu itu masih berasa solemn... Ya mungkin karena aku kesitunya udah kesorean kali ya?
Minggu paginya ngemsi bla-bla-bla. Yang perform band-band indie. Some of them were great. Really-really great. Banyak bassis-bassis yang bikin nganga. Secara aku paling suka ngeliat orang maen bass. Tapi sayang ada juga yang terasa seperti poser saja. Yang bikin aku ngerasain yang namanya nahan emosi tapi mesti tetep cengar-cengir in the name of professionality. Blah. Yah, am not that anak jaman, I know. Tapi bukan berarti anak jaman harus act like a jerk, being sceptical to their own country's legacy nor mocking on another person's sense of music, kan?
Jadi tuh bintang tamunya kebetulan.. err, let's say.. ngepop sekali.. Kemudian secara implisit beberapa oknum anak indie menyatakan musik si bintang tamu tidak asik. Padahal band bintang tamu mainstream itu duluuu juga memulai karier mereka dari jalur indie. Kali indienya jaman dulu emang begitu gayanya kan? Kalo di mata kalian sekarang si bintang terlihat cupu, oh come on.. don't you understand? and why don't you guys put some respect?
Kelar ngemsi, segala macem angkutan yang patas menuju Semarang udah abis. Udah jam 9 malem, weekend pula. Akhirnya sama Radith ngeteng bis ke Solo dulu, dari Solo ke Semarang. Nyampe Semarang jam setengah 2 pagi, itupun baru sampe Banyumanik. Dari Banyumanik naek taksi langsung ke rumah, udah ngga sanggup ngambil motor ke studio. Capek banget rasanya.
And that time, I feel so insecure.
Longing for delicate, gentle voice comfort me by said :
"No worries, everything's gonna be alright..."
.
Friday, December 11, 2009
Dear God, don't stay away from me, will You?
.
I'm lost. TOTAL lost.
And insecure.
And empty.
Dear good God...
If I don't giving up;
everything's gonna be alright, yes?
Though right now I'm lost.
And insecure.
And empty.
.
I'm lost. TOTAL lost.
And insecure.
And empty.
Dear good God...
If I don't giving up;
everything's gonna be alright, yes?
Though right now I'm lost.
And insecure.
And empty.
.
La Luna Nuova
.
Eh eh, tau ngga? Aku barusan nonton New Moon dooong. Bukan karena pengen banget -ya emang dari kemaren pengen banget nonton bioskop sih, tapi bukan New Moon pilihan utamanya- lebih karena jalan bareng anak-anaknya. Ada Oliph, Mas Nunow, Radith, Via + her hubby to be, Benny dan Laura yang nyusul belakangan.
Eh eh, tau ngga? Aku barusan nonton New Moon dooong. Bukan karena pengen banget -ya emang dari kemaren pengen banget nonton bioskop sih, tapi bukan New Moon pilihan utamanya- lebih karena jalan bareng anak-anaknya. Ada Oliph, Mas Nunow, Radith, Via + her hubby to be, Benny dan Laura yang nyusul belakangan.
So the movie, New Moon... err, masih berasa teenflick sama seperti Twilight (yang aku tonton di DVD looong after the euphoria was over). Edwardnya masih 'berbedak' tebal and I can't see what's hot on him. Dan Bella, still, aku juga tidak melihatnya loveable enough untuk dicintai setiap orang. No offense, but I think she's always act like a jerk. Everybody's trying to be nice on her, but she's like : "Leave me alone!" Ngga ke bapaknya, ke temen-temen sekolahnya, ke The Cullens bahkan ke Jacob. Ngga tau deh itu yang salah character buildingnya si Kristen Stewart atau screenwriternya. Dannn.. errr.. Aktingnya mengingatkanku pada Krisdayanti. Susah ngejelasinnya. Pokoknya kalo merasa pernah liat aktingnya KD dan ngerasa gimanaaa gitu, yah, itulah yang saya rasakan :)
Kalopun ada tokoh yang loveable disini ya si Jacob Black itu. He's waaaay more hot and sincere than Edward. I dunno, mungkin karena dia nampak sangat 'Matt-Damonish' di mataku. Not to mention adegan shirtless para wolfpack yang bertebaran dimana-mana ya. Aku kasih buat adek-adek yang abege ajalah. Ehehe.
Buat ceritanya.. Some said mendingan Twilight. Buatku sih mendingan New Moon. Soalnya lebih laki-laki, beranteman ala Quileute-nya banyak membantu. Dan karisma Dakota Fanning yang cuma muncul secrutan aja itu udah bikin ck ck ck... The saga's developed. Mungkin karena sutradaranya yang diswitch dari Catherine Hardwicke ke Chris Weitz. Friksi-friksinya lebih berasa. Sayang spesial efeknya kurang alus. Serigalanya masih 'komputer' sekali. But really, the whole movie's quite okay, meski tetep berasa teenflick buatku. Banyak cliches disana-sini yang bikin aku nontonnya jadi jengah sendiri. Plus, ngga berhasil bikin aku mehek-mehek juga. Yang ada malah cekikikan mulu sama si Radith, apa-apa kita komentarin. Overall, engga jelek, just not my kind of movie. Ini soal selera aja. Peace, para Twihards! No offense! :D
Habis nonton kita makan bentar, trus pulang deh. Mari kita tunggu installment berikutnya. Eclipse, yes?
*oke, posting done. trus ngapain nih biar bisa merem?*
Kalopun ada tokoh yang loveable disini ya si Jacob Black itu. He's waaaay more hot and sincere than Edward. I dunno, mungkin karena dia nampak sangat 'Matt-Damonish' di mataku. Not to mention adegan shirtless para wolfpack yang bertebaran dimana-mana ya. Aku kasih buat adek-adek yang abege ajalah. Ehehe.
Buat ceritanya.. Some said mendingan Twilight. Buatku sih mendingan New Moon. Soalnya lebih laki-laki, beranteman ala Quileute-nya banyak membantu. Dan karisma Dakota Fanning yang cuma muncul secrutan aja itu udah bikin ck ck ck... The saga's developed. Mungkin karena sutradaranya yang diswitch dari Catherine Hardwicke ke Chris Weitz. Friksi-friksinya lebih berasa. Sayang spesial efeknya kurang alus. Serigalanya masih 'komputer' sekali. But really, the whole movie's quite okay, meski tetep berasa teenflick buatku. Banyak cliches disana-sini yang bikin aku nontonnya jadi jengah sendiri. Plus, ngga berhasil bikin aku mehek-mehek juga. Yang ada malah cekikikan mulu sama si Radith, apa-apa kita komentarin. Overall, engga jelek, just not my kind of movie. Ini soal selera aja. Peace, para Twihards! No offense! :D
Habis nonton kita makan bentar, trus pulang deh. Mari kita tunggu installment berikutnya. Eclipse, yes?
*oke, posting done. trus ngapain nih biar bisa merem?*
Wednesday, December 9, 2009
In order of compromising
.
Belom aja setengah hari, tapi udah ngelus dada berkali-kali. Mungkin inilah yang dinamakan seninya berkompromi. Berkompromi dengan berbagai macam orang.
Orang yang meminta, tapi tidak mau jika memberi.
Orang yang mencela, tapi tidak mau jika dikritik.
Orang yang menolak, tapi tidak mau jika dinafikan.
Orang yang meremehkan, tapi tidak mau jika dinomorduakan.
Saya akui, saya bukan si gadis berhati mulia. Yang selalu berpikiran baik atas sesuatu. Yang selalu bisa menahan mulut untuk tidak berkata jahat. Apalagi jika berurusan orang-orang seperti diatas.
Tapi saya tidak berhenti berusaha. Dan saya pikir hari ini saya cukup berhasil.
*istighfar*
.
Belom aja setengah hari, tapi udah ngelus dada berkali-kali. Mungkin inilah yang dinamakan seninya berkompromi. Berkompromi dengan berbagai macam orang.
Orang yang meminta, tapi tidak mau jika memberi.
Orang yang mencela, tapi tidak mau jika dikritik.
Orang yang menolak, tapi tidak mau jika dinafikan.
Orang yang meremehkan, tapi tidak mau jika dinomorduakan.
Saya akui, saya bukan si gadis berhati mulia. Yang selalu berpikiran baik atas sesuatu. Yang selalu bisa menahan mulut untuk tidak berkata jahat. Apalagi jika berurusan orang-orang seperti diatas.
Tapi saya tidak berhenti berusaha. Dan saya pikir hari ini saya cukup berhasil.
*istighfar*
.
Monday, December 7, 2009
Right. You may skip this post.
Random things yang terlintas di kepala. Cekidot. Or not.
- Tau TV ads sebuah produk pasta gigi? Ads nya udah lama sih, tapi mo nulis lupa-lupa mulu. Yang ada 2 anak kecil, 1 berpakaian ala poison ivy, yang 1 ala neo the matrix? Dimana mereka berdua memperdebatkan mana yang lebih kuat : 'kekuatan alami' (pendapat si poison ivy) atau 'kekuatan ilmiah' (pendapat si neo). Lalu datang si mama melerai bahwa pasta gigi yang baik itu yang mengandung 'kekuatan alami' sekaligus 'ilmiah'. Aku heran, kata ALAMI dan ILMIAH kan engga opposite? Tidakkah 'alami' itu lawan katanya 'buatan'/'artifisial'? Apakah sesuatu yang alami itu tidak ilmiah? I don't think so. Yah, mungkin pengen yang (agak) berima gitu ya. Alami. Ilmiah. Oke.
- Kemaren pas ke kawinan mba Evi ada sepasang adek-adek cewe maju ke panggung. Ngga lebih dari 12 tahun each I guess. Mereka pengen nyanyi. Kasak-kusuk sebentar sama keyboardistnya, akhirnya mereka pegang mic. Dan menyanyilah mereka : "Tuhaaannn.. berikan aku hidup satu kali lagi, hanya untuk bersamanya, kumencintaaaiinyaaa... Sungguh mencintainyaaaaa". What tje fuk? Aduh ibunya anak-anak ini.. Kok dibolehin sih nyanyi begituan? Iya sih lagunya emang populer, susah menghidari serangan lagu-lagu dewasa masa kini versus minimnya lagu anak-anak. Tapi kan ada Laskar Pelangi? Kepompong? Buka Semangat Baru? Anything. Euhh, tanpa bermaksud mendiskreditkan, aku posting potonya ya? Fotonya udah disamarkan kok. Hanya untuk memberi gambaran, how weird the moment was.
- Hari ini aku berhasil menyingkirkan segala kemalasan (dan rasa geliyengan) buat servis motor dan beli sunscreen. Dan beli majalah kantor juga. And you know what? Aku beli sebuah majalah parenting yang engga biasanya aku beli soalnya tergoda sama kovernya. Balita lucu banget! Nanti kalo aku punya anak, bakal aku beliin satu kostum binatang lucu begini. Trus dia gelinding-gelinding.. Hiiii. Lucuuuu. (Lah, kejauhan amat ngayalnya? Gapapa deh, diaminin ajaaa). Tapi emang lucu banget kok. Take a look at this :
Sunday, December 6, 2009
Pengen yang asin-asin...
.
I tried to ate right today, three times, but then I threw up. Now I'd like to crave any salty food. The super salty if it's possible. But this nausea I've got... Beuhh. Maybe I should think again...
Huhuhu. I don't feel good. At usual circumstances, me... eat A LOT. Now I'm masuk angin.. errr.. catching a cold, it is. I want to eat, but then I vomit.
Ahh. 'Kerokan' will help I guess. Somebody?
.
I tried to ate right today, three times, but then I threw up. Now I'd like to crave any salty food. The super salty if it's possible. But this nausea I've got... Beuhh. Maybe I should think again...
Huhuhu. I don't feel good. At usual circumstances, me... eat A LOT. Now I'm masuk angin.. errr.. catching a cold, it is. I want to eat, but then I vomit.
Ahh. 'Kerokan' will help I guess. Somebody?
.
Saturday, December 5, 2009
Weekend oh weekend
10:4712/5Assalamualaikum wr wb “Bersungguh-sungguhlah pada hal yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan merasa lemah. Bila kamu ditimpa sesuatu janganlah kamu mengatakan, “Seandainya (tempo hari) aku melakukan ini, niscaya begini-begini. ‘Katakanlah, “Allah telah menakdirkan dan apa yang Allah kehendaki maka itu terjadi. “Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan”. (HR. Muslim)
Happy Weekend..^___^
Got this y!m offline message from mba Sri Agutina, officer Rumah Zakat yang tempo hari being so informative pas aku nanya-nanya segala macem. Dia ngirim ini hampir tiap hari, ke semua orang yang dia urus kaya'nya. Baek banget deh.
Yah, weekend. What to do, what to do? Kalo diem-diem aja suka mikir yang engga-engga. Tapi badan kok capek. Hati apalagi, for some severe acute reasons.
Tiga hari kemaren ngemsi tipe capek : jualan, dengan audiens yang datang dan pergi. Dari pagi sampe sore, suara jadi aga serak sekarang. And the insomnia.. Yeah, no need to tell...
Then today, kondangan di 2 tempat berbeda, waktunya sama, jam 12 siang. Yang satu nikahannya Galih, temen paski, di Pedurungan. Yang satu nikahannya mba Evi, resepsionis cantik radioku, di Banyumanik. Imagine, all the people. Akhirnya jam setengah 12 aku ke Pedurungan dulu naek motor, puanasnya ampun! Haha hihi, foto sebentar trus ngebut balik ke studio soalnya jam setengah 1 mo bareng sama anak-anak studio ke Banyumanik naek mobil kantor. Berkali-kali hampir kesamber kendaraan laen (just like this morning, gara-gara ketiduran 1 detikan diatas motor) Am arrived a bit late to the studio at the end, udah ditunggu sambil merengut sama anak-anak. Maapkan akuhuhuhu. But I made it. Aku bisa dateng di tempat mba Evi dan Galih.
Now what to do? What to do?
.
Tuesday, December 1, 2009
Waks. Desember.
.
Beberapa bulan yang lalu, aku kira pas nyampe bulan ini keadaannya akan begini. Eh ternyata malah begitu. Not only about one, two or three things. But my whole life. Yes. My whole life. Turning upside down.
And for this big matter called family, I wish I could tell them : Semua yang berusaha aku lakuin seumur hidupku itu cuma biar semuanya seneng... If from the very beginning my existence was wrong, I am terribly sorry. I wish I can do any better. I wish I can do any better. But this is something I could not change. I am sorry. I am sorry.
Lay this restless heart for a while, I wish I could.
.
Beberapa bulan yang lalu, aku kira pas nyampe bulan ini keadaannya akan begini. Eh ternyata malah begitu. Not only about one, two or three things. But my whole life. Yes. My whole life. Turning upside down.
And for this big matter called family, I wish I could tell them : Semua yang berusaha aku lakuin seumur hidupku itu cuma biar semuanya seneng... If from the very beginning my existence was wrong, I am terribly sorry. I wish I can do any better. I wish I can do any better. But this is something I could not change. I am sorry. I am sorry.
Lay this restless heart for a while, I wish I could.
.
HAJIMEMASHITE
- diLa
- mood set by music and movies. thrilled by words and pictures at the same time. simple but complicated. savor both being alone or stuck in a crowd.
O HELLO
BUNCH OF STUFF
-
▼
2009
(158)
-
▼
December
(25)
- Question of The Day
- The Dreamer Avatar
- Skygazing
- Hadeuh. Sakit mata!
- Dua dua Desember
- Deviasi. Segera ambil posisi.
- Random shot : snack jauh dekat Rp.2000
- Terkapar pasrah
- Am I Wry? Yes.
- Midnite, err.. Morning Madness
- Midnite Madness
- Random shot : kopi dengan pengeras suara
- Not enough goodwill?
- the adorable Ukulele Boy
- Mon Cœur S'ouvre à Ta Voix
- Utopia? Only God knows.
- Mereka bilang : "Ngga mutu!"
- Sisaan weekend
- Dear God, don't stay away from me, will You?
- La Luna Nuova
- In order of compromising
- Right. You may skip this post.
- Pengen yang asin-asin...
- Weekend oh weekend
- Waks. Desember.
-
▼
December
(25)
CLICKITY CLICK
TAKE A PEEK
Powered by Blogger.