Friday, November 5, 2010

but it AIN'T blackberry!

Suatu malam di kosan teman, 3 girls, included me, sat silently in the so called dining room. We weren't having dinner, just sat, chattering around minutes before, and later on we were occupied by our cellphones. Yea, ye know.. Jaman sekarang, HP menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Dua temenku itu pakai BB; sibuk twitteran dan BBM-an. My cell wasn't as fancy and popular as theirs, but mine was the one Nokia claimed as BB Killer. Well I don't know (and don't really care) whether it really killed BB or not, though.

Cuma ada suara klutak klutik keypad beberapa saat lamanya, sampai kemudian salah satu temenku ngomong :

Teman A : Dil, lo ngapain aja sih di HP itu?
Aku : eh? ya ngapa2in. Browsing, chatting, SMSan...
Teman A : Ooo, kirain ngapain...
Soalnya lo kan ga pake BB, kok sibuk bener kaya'-nya...
Aku : Lah? ini bisa ngelakuin semua yang dilakuin BB ah.
Yaa emang ngga bisa BBMan sih.
Trus BB juga lebih steady jaringannya.
Tapi ini udah lumayan bisa ngapa-ngapain lah.
Sering buat ngetik kerjaan, trus di-email...
Teman B : Oh? Bisa buat ngetik?
Ada word processornya? Emailnya ngepush?
Aku : Bisa dong...
Teman B : ih gw malah ga punya buat ngetik lho.
Mesti purchase software tertentu gitu.
Teman A : lha trus itu apa? kok geser-geser?
Aku : Ini? ini browser.. Alah itu lho, opera mini...
Katanya suruh nyari jadwal pesawat sama keretaaa..
Teman B : Pesawat sama kereta?
Emang bisa browsing lebih dari 1 halaman?
Aku : Bisa, multi tab kok..
Teman B : Ih, punya gw ngga bisa lho..
Aku : Masa??
Teman A : Wah, kaya' BB ya berarti HP lo, dil..
Aku : Ah? Ahaha...

There there my friend. Apakah BB itu segitu overratednya ya? Aku ngga tau apakah bener BB ngga bisa melakukan fungsi-fungsi yang disebut temen-temenku itu, atau karena memang BBnya belom dioprek aja sama mereka. Atau mungkin justru ''hape bukan BB'' yang segitu underrated-nya?

My cell already fullfilled my needs. Seriously, ini bukan cuma sekedar pembenaran. By economic calculation, I can exchange my cell with BB, yaa yang gemini nyari yang paling murah dapet lah. But I haven't driven to do so. Di HP ini aku bisa chat, non BBM of course, but it doesn't matter for now btw. Aku bisa ngetik, dikirim via email, dan emailnya ngepush. Mungkin memang aku bukan orang paling sibuk sedunia, tapi in particular case, when I'm away and some urgent task came up, those functions are just so helpful. I peek googlemaps when I'm lost and the environment doesn't secured enough for me to ask direction. I blog with thumbs. The browser was adequate. The camera was OK. The Youtube player was OK. The dictionary was OK. The other functions were OK.

No, I didn't bragged on my cell. Toh punyaku juga bukan yang paling canggih. Masih ada iPhone, teknologi Android dan banyak lagi. Aku juga ngga bilang kalo aku begitu handy-nya memfungsikan HP-ku. Masih banyak fitur yang aku ngga ngerti di dalam sini. Cuma aku merasa aku bisa melakukan hal-hal yang aku butuh dengan HP non BB ini. Aku kenal beberapa orang yang memfungsikan BB-nya cuma buat facebookan, BBMan dan twitteran. Bahkan ada satu yang dateng trus buru-buru nyari PC desktop karena katanya di jalan dia ditelpon klien harus segera buka sebuah email penting, padahal dari tadi dia pegang BB. Ada juga yang ngga ngerti kalo dia bisa browsing di BBnya sendiri. Lah? Piye toh? Jangan-jangan malah dipake nguleg?

Maybe this is what we called “when fashion over function.”

I don't want to diss anybody here, folks. Just a thought, really. Aku yakin buanyak di luar sana yang memanfaatkan BBnya dengan optimal. No offense buat yang pake BB dan hanya memfungsikan fitur-fitur gaulnya. I won't say eman-eman for that. It's yours, do as your wish. Semua balik ke kebutuhan dan kesukaan kita sendiri. Cuma kepikiran aja gara-gara dibilang : "Kok kaya'nya sibuk banget sih, kan HPmu bukan BB?"

Oh well. Mungkin suatu hari nanti aku juga pengen pake BB.
And when that time come, I'll make sure I know where the browser is.

4 comments:

Pradipta Nugrahanto said...

Nampaknya siperusakpesta gatel untuk tak berkomentar di sini. Ya, BB sejatinya sudah kehilangan fungsinya. Diluar adanya fitur BBM (yang tak lebih dari sekedar format lain dari YM), fitur lainnya tidak ada yang patut diunggulkan.
Blackberry Torch yang menjadi seri terbaru keluaran RIM pun tidak memiliki keunggulan yang signifikan ketimbang Gemini yang harganya hanya 1/3 ketimbang Torch.
Selain itu, sistem penggunaan PIN membuat pengguna BB tidak bisa bertukar-tukar ponsel sembarangan. Ini sudah menjadi nilai minus untuk sebuah gadget yang katanya mengangkat prestis orang yang menggunakannya.
Nah, kalau sudah begini masih pantaskah BB dijadikan gadget favorit para sosialita?

NB:Saat mereview Torch, saya hanya memberikan bintang 3. Itu artinya biasa-biasa saja dan hanya dibeli bila penghasilan yang dispend untuk BB sudah sepadan dengan beli jajanan. Sedikit memberi saran, bila suatu saat akan mengganti Nokia lebih baik memilih ponsel berbasis Android. Lebih fungsional dan efektif untuk pekerja kreatif seperti kita. Dan satu lagi, OSnya gratis berikut aplikasi-aplikasinya. It means kita memakai software yang legal dan super custom dengan harga yang gak bikin kantong bolong :)

diLa said...

velkommen perusakpesta :)

the bottom line is : apapun handsetnya, bakal jadi optimal atau engga teh tergantung usernya. sementara apapun makanannya, minumnya tetep.. teh botol sosor :D

Kalo masalah android, pengen jg gw. but I don't think I can handle the touchy-touchy thingy. gw orangnya jorok dip! maybe later, kalo gw udah ga jorok lagi (dan punya duit buat ganti) :D

Pradipta Nugrahanto said...

Ahh sayapun tadinya begitu...berpikir kita orang lapangan jorok dan tidak pas untuk pake touch screen. But setelah mendengar Samsung Spica dan Motorola Milestone dibanderol dengan harga yang logis sayapun meliriknya :)

diLa said...

nahhhhh kalo lo pengen itu 2, beli aja 2-2nya.. ntar 1nya bwt gw. sodaqoh dip :D

Post a Comment