Wednesday, December 29, 2010

doing GOOD thing UNCONDITIONALLY

Kematian seseorang yang berdampak besar biasanya adalah kematian orang yang sangat berharga bagi diri kita. But what if somebody we didn't fancy a lot passed away?

Mungkin, kita akan merasa tidak peduli. "Toh gue ngga gimana-gimana juga sama elo? Well, sad, it is. But that's another story of life, right?" Mungkin, sekali lagi, mungkin keadaannya akan demikian. Tapi ternyata situasi tersebut sama sekali tidak kurasakan. Ketika salah seorang mbak kosku, sebut saja namanya mbak Y, yang kamarnya sebelahan, tapi aku ngga pernah merasa sreg sama dia, sore ini meninggal dunia.

Mbak Y datang dari Kalimantan, sekitar 7 tahun yang lalu, untuk kuliah di Semarang. Aku panggil "mbak" juga sebenernya dia 1 tahun lebih muda dari aku. At first, ya ramah-ramah baru kenal lah. Lama kelamaan aku ngga suka sama satu hal kecil, yang dalam keadaan tertentu terasa sangat menyebalkan.

I don't know the truth, tapi menurut gosip dia datang dari keluarga yang ngga punya TV. Dan di kos, mbak Y nonton TV almost from AM to PM. Really. Catatan : TV-nya TV umum buat semua orang ya. Suatu ketika di hari off-ku, aku di kos seharian. Then I revealed her TV-phase. There she was, mulai nyalain TV jam 6 pagi, break jam 12 siang karena dia tidur, bangun jam 2 siang mata masih sepet nyalain TV lagi, dan nonstop sampai tengah malam, bahkan lewat. Tontonannya adalah hal-hal yang menurutku engga banget : sinetron dan reality show yang ditonton khusyuuuuk banget. Sampai ketawa-ketawa sendiri dan ngga nggubris apapun di sekitarnya.

Dari sudut pandangku, perTVan inilah yang bikin kuliahnya terbengkalai, dan dia nyaris ngga punya kehidupan sosial. Karena dia nyaris ga pernah keluar rumah, bahkan ga pernah pulang kampung. She just practically hogged the TV all the time. Ketika aku mengalami hari yang buruk di tempat kerjaan, pulang dalam keadaan capek malem-malem, dan sampai kos ngeliat dia nonton sinetron sambil acuh sama sekitar... I don't know, it's just irritate me. Plus aku juga ngerasa ngga sreg sama caranya dia grooming dan hal-hal yang berhubungan sama sanitasi. Kadang-kadang kejengkelanku aku tunjukkan dengan kata-kata "Ngga cape nonton TV terus?" yang agak sinis, atau masuk kamar pintunya setengah aku banting. And later on aku ngga pernah mendekatkan diri dengannya. Dia pun juga ngga berusaha dekat denganku. Ya ngga musuhan sih, kita ngobrol kadang-kadang, tukeran makanan, etc... Tapi tidak mendekatkan diri satu sama lain. Kupikir no need to clinging into somebody we didn't really feel it. Yang penting tidak saling mengganggu. Nah, hubungan semacam ini berlangsung selama 7 tahun.

Sampai ketika 5 hari yang lalu dia jatuh sakit. Kelihatannya sih seperti masuk angin. Demam, muntah-muntah, pengennya tiduran. Sepertinya sih selama sakit mbak Y ditemenin cowo temen kerjanya (ya, dia baru 2 minggu kerja di sebuah perusahaan jasa, walaupun kuliah belum selesai) yang selama ini luntang-lantung bareng terus sama dia. Meskipun si cowo ini mendadak ngga pernah muncul ketika mbak Y bedrest.

Dua hari kemudian, sakitnya ngga sembuh-sembuh. Di sore hari ke-3, aku pulang kerja, langit mendung gelap dan aku sangat capek, tiba-tiba dia mengetuk pintuku minta diantar ke dokter. Aku menolak, karena mendung dan dalam perjalanan pulang sudah gerimis. Daripada kehujanan? Benar saja, hujan turun, dan aku tertidur. Tahu-tahu pintu diketuk, mbak Y ngebangunin aku karena katanya hujan sudah berhenti. And I was like, WTH? In my grumpy opinion, why dont you wait till I woke up by myself? Toh kamu juga biasanya ngga nggubris aku ini? Kemana cowomu yang biasanya? Dan sejuta pikiran grumpy lainnya. Aku memang orangnya gampang uring-uringan kalau ngantuk. Udah gitu yang nongol pas pertama buka mata si mbak Y lagi, the one I didn't fancy a lot. Akhirnya dengan muka ditekuk dan bawa motor ugal-ugalan aku tetap nganterin mbak Y ke dokter. Case closed, pikirku waktu itu.

Aku kaget ketika di hari ke 4, tepatnya kemarin sore, dia masuk rumah sakit. Hepatitis katanya. Aku mulai merasa bersalah karena kemaren udah merengut-merengut pas nganterin ke dokter. Dan sore ini, di hari ke-5, aku ditelpon, dikabarin kalo mbak Y meninggal. Karena DBD dan Hepatitis C. Besok pagi almarhumah akan diterbangkan pulang ke Kalimantan. Oh God. It's just 5 frikkin short days. Betapa berkuasanya Allah SWT semesta alam, dimana Dia bisa mengambil seseorang dalam waktu sesingkat itu, dalam usia semuda itu. Somebody around us. Yang mungkin kita sayangi atau malah kita acuh.  

Perasaanku saat ini... I feel so confused. Aku sedih. Dan menyesal. Menyesal karena tidak mengakrabkan diri padanya? Maybe. Menyesal karena begitu grumpy padanya di saat dia sakit? Maybe. Menyesal because I acted like a bitch? Maybe. Aku merasa seperti orang jahat sekarang. Aku sedih. Dan merasa sangat bersalah. Oh my, it's been 7 years.

Ya Allah, ampuni aku.
Aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf.
Tamparan ini keras. Keras sekali.
Membuatku merasa sangat bersalah.
Membuatku sadar, bahwa perbuatan baik itu seharusnya unconditionally.



Dan Mbak Y, aku minta maaf. Aku sangat menyesal.
Karena tidak cukup baik, karena tidak cukup ramah.
I never had ill intention to you.
Semoga beristirahat dengan tenang ya...

Saturday, December 25, 2010

HOLD your HORN

I wonder.
Why do people have to be frantically hitting their horn at the time trafficlight turning green?

First : we see the greenlight as well. Take it easy.

Second : every vehicle with engine in it needs time to accelerate. There's some seconds needed to increase the speed and moving forward. Unless you hit the road with Lamborghini Murcielago that has ability to accelerate from 0 to 100 km/hrs in 3,3 seconds.

Third : even if the first row vehicles moving in no time when the light turning green, one physic law I don't even bother to find its name (because it's just make sense) will multiplied lag time for every next row to move. So if you're in umpteenth row, please, be patient, consider acceleration time and lag time of vehicles that line up forward and no need to dinn dinn honk honk beep beep whatever like maniac. We hear you. Sheesh.

Wednesday, December 22, 2010

it takes SOLO to TANGO

Have you ever go to the cinema, watching movie by yourself?

Saya sering. Kata temen saya : ''Ih, itu aneh, kok bisa sih nonton film di bioskop sendirian?'' Tapi saya sering tuh. Mungkin terlihat seperti sebuah me-time yang pathetic atau bahkan hanyalah masturdating (haha nice term anyway) semata, yang jelas saya menikmatinya. Ini bukan pembenaran karena saya single, jadi ngga ada yang diajak berduaan nonton, karena toh ada temen atau sodara yang bisa nemenin juga. Cuma kadang I just feel like it.

Here's the benefit if you going solo to the cinema : ngga perlu nyocokin jadwal sama pihak ketiga, kapanpun saya bisa, tinggal mancal. Nyari seatnya juga lebih gampang, even di film yang lagi full-fullnya, karena fat chance ada nyempil-nyempil satu seat di posisi yang potensial, yang ngga bakal di-book orang yang nonton rombongan. Dan yang terpenting, jadi fokus banget sama filmnya. Kalo ngerti ya ngerti banget, kalo ngga ngerti ya silakan puyeng sendiri hehehe.

Trus temen saya bilang lagi : ''tapi kan aneh kalo nonton sendirian, sepi, ngga seru, ngga ada yang diajak ngobrol!'' err biasanya sih saya kalo nonton ngga banyak ngajakin ngobrol temen nonton saya. Ntar dianya keganggu, lagi. Dan masalah kesepian, well, once I get into the theater, the only thing that matter is the movie. Asal jangan satu gedung isinya cuma saya ya... Itu mah horror namanya :) Saya juga jaranggg banget nonton di bioskop dengan alasan seseruan. Saya nonton ya karena saya pengen nonton filmnya. Kalo nonton cuma buat seru-seruan, seinget saya, adalah jaman SMA nonton AADC dan pas kuliah nonton Kuntilanak. Dua-duanya saya sebenernya ngga begitu pengen. In the name of seseruan, it was. Sisanya, ya emang niat nonton. Ngga pernah yang dateng ke bioskop pengen nonton film A, tapi karena film A full, trus disitu randomly picking film B. Biasanya sih saya pulang aja. Rewel ya saya :D

Tapi ya begitulah, karena itu saya ngga pernah punya masalah nonton film sendirian. Enjoy markenjoy malah *apa sih markenjoy?* Dan bukan berarti nonton bareng-bareng itu ngga asik lho. Saya suka kok nonton dan share the experience pas/habis nonton sama barengan saya. Jadi intinya, sendiri atau barengan, buat saya dua-duanya menyenangkan, in their own way.

Kalo kamu, gimana?

SURVIVE and DANCE

"Life is not just about trying to survive the hurricanes,
but its too about learning how to dance in the rain."

- err lupa ini quote ngutip dari mana -



PS : 
yes. i moved posts from my old blog all the way here.
jadi cuma pindah alamat blog aja, 
isinya sama, dan bakal nambah di kemudian hari :)

aMEWzing moment

WAH!

Lamanyaaaa ngga nulis. Bukan karena ngga sempet atau ngga ada yang pengen ditulis. Cuma sedang dalam fase 'negatif'. Really. Daripada tulisannya membawa aura discomfort kepada para pembaca (Well i did, once or twice. Errr, sering ding! :D), makanya istirohat duluuu.

So, now i'm back, tellin you guys that I saw MEW's live performance! O yea baby. I already had the year end party started earlier on December 11th. Jadi ceritanya, Mew itu dibawa ke Indonesia, tepatnya Surabaya, sama sebuah produsen minuman bersoda sebagai penutup event musik mereka yang udah keliling Indonesia. Sebenernya mau dibawa ke Jogja, tapi karena those dire perils, gak ilok dong gonjreng-gonjreng di saat seperti itu, event lantas dipindah jauuuh ke timur. Ya ga jauh amat sih, tapi dibanding Semarang-Jogja?

When the date and place of the showcase already set, yang pertama kepikiran adalah : mau kesana sama siapa? Di sekitar sini ngga ada yang terlalu into Mew. Dan karena ini bukan gig indoor dengan fixed seat, apa iya gadis lugu ini mau nekat rewo-rewo di sebuah festival musik ala Woodstock (err.. Soundrenaline deh :D) sendirian?

Ketika udah mulai deket hari H dan ga punya rencana sama sekali, ada satu anak Indonesian Frengers asal Semarang, nawarin berangkat bareng. Alhamdulillah banget, padahal approachnya ngga bermaksud nebeng, cuma sharing aja, soalnya baru kenal juga. Karena ngga ada pilihan lain, dan si Mamet ini bocahnya baik bener akhirnya aku ngikut. So it begun, the roadtrip with the real frengers : not quite a friends, not quite a strangers. Saya, Mamet dan temennya Mamet namanya Wima. Of course after that we're becoming friends, not strangers. But still Mew's Frengers, we are :) Kami bertiga menggasak jalanan hujan semalam suntuk dengan lagu-lagu Mew nonstop, dan di pagi butanya dengerin dangdutan radio lokal. Yeah!

Later on, the fellowship of Semarang frengers getting bigger, ketika kita ngga langsung ke Surabaya, tapi ke Malang dulu, ngejemput Putri, sepupunya Wima; baru ke Surabaya ketemu Enengnya Mamet, dan seluruh anak Indonesian Frengers yang datang dari Jakarta, Bandung, Jogja, Malang... everywhere!  Ohmy. Feels soooo good. Rasanya kemarenan tuh komat kamit nyanyi Mew sendirian pake headphone, dan tiba-tiba malam itu berada di tengah-tengah segerombolan manusia dengan pengetahuan dan kecintaan kelas berat terhadap Mew. Takjub deh beneran sama anak2 IF. Belum lagi pencapaian mereka dalam meng-approach Mew. Bukan sekedar rewo-rewo semata, tapi sebuah contoh hubungan yang sehat antara superstar dan fansnya.

Kita sampe di venue around maghrib, sementara acara sebenernya udah mulai dari siang. Bandnya bagus-bagus, mencakup semua kalangan lah. Asal ngga nyari yang sekaliber Slank/Dewa/Padi; atau yang semenye Kerispatih/Samsons; atau yang ehem, semelayu Kangen/ST12; semua band top Indonesia ada disana (Kangen sama ST12 top juga buat kalangannya kan?) :p

Grup kecil kita did enjoy the whole show, celingukan dari 1 stage ke stage lain. Sementara sebagian besar anak IF dari awal fokus sama Mew, udah nunggu gitu di pojokan riging bakal backstagenya Mew. Siapa tau ada personel Mew yang lewat. Dan beneran, sang additional bassist, Bastian Juel, datang duluan, trus ditodong foto-foto.

Kita nunggu lumayan lama karena dibanding rundown ada kali molor 2 jam gitu. Mungkin karena sorenya ujan. Jadi Mew yang di rundown harusnya perform jam 10, jam segitu masih ada sekitar 4-5 band lain yang harus tampil. Waiting, and waiting, and waiting, akhirnya jam setengah 12an, Nidji say bye bye as band lokal terakhir yang perform. Para abege menyingkir, para frengers merangsek maju sedekat mungkin ke panggung. Lucky me, jarak ke panggung  ngga terlalu jauh, ngga lebih dari 3 meteran kali ya. Excited already, this stupid little me still have no idea what's coming up next...

love the messy-do tie, Jonas
Bo, cool as always

Silas and his white victorian shirt
... Jeng jeeeng... Ketika satu demi satu mereka keluar : Silas duduk di drum setnya di sisi kiri panggung (bukan di ujung belakang seperti kebanyakan drummer, you know them, ngasi space buat visual), Bastian strapped his bass, Doctor Nick placed himself behind the keyboard, the supercool Bo came out with that smile and Jonas took his wired-microphone.... Aku langsung starstruck aja gitu. Menganga dan berhenti bergerak beberapa saat. Agak kampung memang, tapi gimana dong? They're real! And so close! And after showed up, they're bursted in no time with Special and Zookeeper's Boy, medley. Merinding. Sumpah merinding. Efek mendengar secara langsung lirik yang puzzled, gebukan drum yang ketukannya sinting, riff gitar yang agresif, bass yang eksperimental, those rich various sounds, falsetto-nya Jonas PLUS visualnya yang creepy... Peculiar feeling crawled under my skin, brought me into my darkest and weirdest dream, gave me chill, but I felt content and serene at the same time. Ya gitulah. Susah diungkapkan dengan kata-kata :D   

Total Mew nyanyi 15 lagu, selesai lewat tengah malam. Mangstab ngga sih?? Songlist not in order : Special, Zookeeper's Boy, SheSpider, 156, Snow Brigade, Comforting Sounds, Circuitry of the Wolf , Chinaberry Tree, Hawaii, Beach, Introducing Palace Player, Am I Wry? No, Sometimes Life Isn't Easy, Eight Flew Over One Was Destroyed, and... Do You Love it? There, kalo ga salah inget ya. Sampe serak lonjak-lonjak. Mainnya ngga kalah dari kualitas recordingnya, untung di sound juga ga ada masalah berarti. Jonas as a front man cukup komunikatif, dan basically katanya mereka emang ramah-ramah, so they put on a great show. Bahkan ketika mereka perform di jam yang ga manusiawi, molor nyaris 2 jam dari jadwal aslinya. 

Andai shownya solo konser punya Mew sendiri dan indoor pasti lebih keren lagi. Akustiknya pasti lebih bagus, visualnya juga lebih nampol. Ah tapi aku sudah cukup bahagia kok. The show worth the 'ngoboy' journey I've been thru. Sesuai ekspektasi, bahkan mungkin lebih. Now I just love them even more.

So then...
Imogen Heap : check. Mew : check.
Next should be Sigur Ros. Or L'Arc~en~Ciel :)



PS : 
many thanks to @mametmumeti for being so nice to share his wonderful pictures here. Mwa!

Friday, November 12, 2010

lyrical POETRY

That was what "Jojoushi" means. A poetic love song. But I'm not listen to it for the lovey dopey thingy. Just like the feels of sadness in it.



Twinge and splendid at the same time.

COPE with FAILURE

Only copy-paste-ing article from here. Did it for my own self.
May sounds lame and cliche but way too hard to do right now.
This is hard. Sigh. Sigh.

Okay, so, this is how to deal with failure, they said.

------------------

We all fail at something at some point in our lives. We may fail to make the grade at school, may lose a job, may lose the love of our life, among other things. As you have success, you have failure. They are two sides of the same coin. You can't have one without the other, even though you wish you experience only successes and no failures. Failure is a fact of life. It is always lurking just around the corner and you have no choice but to learn to deal with failure, if you are to be successful. So, how does one deal with failure? Here are some ways you can deal with failure and turn your failure into a success.

Don't Brood Over the Causes
A lot of people can't help themselves from dwelling over the reasons for their failure. While it is important to learn from mistakes you've committed that may have contributed to the failure, dwelling on it excessively can be mentally exhausting. Doing so will just make you more miserable. Instead, make a few points of the reasons for your failure and resolve to learn from them and avoid repeating them.

Don't Go Into a Shell
Another classic pattern found among people who've experienced failure is the tendency to go into a shell. This is understandable but not desirable or healthy. When you cut yourself off from friends and family and cocoon yourself in your own little shell, all you do is to magnify many times over the failure you've suffered. When you are alone and don't share your feelings, you feel the burden of failure weighing on you more. Instead, keep the channel of communication open. Don't cut yourself off from the world. Yes, you failed, but remember it is just a failure and not the end of the world.

Think Of Your Past Successes
When your failure has you down and depressed, the best way to lift your spirits is to think back to the times when you were successful and achieved success. Apart from making you feel better, it might also help you rediscover some of the things that led to your past successes.

Think of Your Past Failures
This might seem like a stupid suggestion. However, thinking about your past failures might help bring back memories of how you coped then and how you turned that failure into a success. Also, think about the many successful moments you had between your past failure and your present one. It would help motivate you to get out of your present failure.

Know That Failure Is Good Too
You many not normally look upon failure as a good thing, but it is!! Of course, you don't wish failure upon you, but if you do fail, there are just so many things that you can learn from it. Failures always teaches a person valuable life lessons. It prepares you better and makes you a more complete person. If you look back at your many failures, you would realize that had some of those failures not happened to you, many of the good things that subsequently happened wouldn't have happened either. It is surprising that the thing that you thought at the time as the worst thing to have happened to you, turns up becoming the best thing to have happened to you.

Have Faith in You
Believe in yourself, despite your failure. Know your capabilities and have belief in them. Don't doubt yourself. Don't trash talk yourself into believing that you are no good because of your failure. Instead, keep the faith. Know what you are capable of and know that one failure doesn't change your inherent strengths.

Plan for the Road Ahead
Failure does not mean you sit back and relax or waste your time. Failure offers you a break to reassess your priorities and your goals. Make a plan of how you hope to overcome your failure and reach your goals and set about following that plan diligently. Never give up hope!

------------------

There. How to deal with failure. Now wake up.
*tampartamparpipisendiri*

Wednesday, November 10, 2010

a DAY for the HEROES

Di Hari Pahlawan ini aku kuliah di UI. Kuliahnya jarak jauh, lewat tivi. Yang ngisi kuliah adalah the POTUS; President of the United States, himself; yang mampir sebentar dari kemarin sampai hari ini, less than 24 hours ke Indonesia.

Harus diakui, kharismanya beliau ini memang luar biasa. Meskipun apa yang disampaikan tidak ada yang baru, (around democracy, diversity, bilateral relations and a bit err.. propaganda, about Iraq and Palestine...) but somehow, the way he connected to our motherland surely brought massive attention. Issuenya masih seputar gimmick-gimmick masa kecil, dan bagaimana hal itu kemudian di blow-up secara lebay oleh media kita. Duh.

What I'm trying to say is... Koneksi POTUS dan Indonesia mungkin akan membawa keuntungan bagi hubungan bilateral kedua negara. Maybe. But, it's just... Agak kurang begitu sreg sama kesan 'reuni' yang tercipta pada kunjungan ini. Ya, ngga ada yang salah sih sama reuninya, justru terganggu sama reaksi orang kitanya sendiri. Well yes this is one special occassion. But not so special above all, sampai yang lain-lain dilupain.

Ah, tapi bagaimanapun juga, marilah kita tidak menjadi sceptical citizen. Pandang optimis semua kesempatan, termasuk datangnya POTUS. At least, all eyes on us. Siapa yang tahu manfaat apa yang akan datang di masa yang akan datang karena hal ini.

Anyway, hari ini tetaplah hari Pahlawan. Di tengah ingar bingar kedatangan POTUS, aku sempet nonton feature khusus hari Pahlawan di sebuah stasiun TV swasta, tentang seorang mantan pejuang yang tinggal di bunker karena ngga punya tempat tinggal. Dan kita tentunya juga sering lihat foto yang sumbernya entah dari mana ini :


Miris. This is also something worth to talk to, to fight for. Yang ter-outshine karena datangnya si mantan anak Menteng. Dulu, di acara ini, aku pernah ketemu veteran, mantan pejuang. Sempet ngobrol sebentar, dan kagum sama wawasan kebangsaan yang masih sangat melekat erat di diri mereka. Betapa mereka suka didengarkan, betapa mereka begitu bersemangat menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

And from government, all they need is just a little more attention. Aku ngga tau sih gimana hitungan matematisnya... But if we can afford fancy cars, rings and (sometime useless) overseas trip for our state officials... Tidak bisakah kita menaikkan sedikit lagi tunjangan Rp. 250.000 untuk sekitar 800.000 veteran kita yang sudah sepuh-sepuh itu?

Dear Boss of the Universe, semoga di usia senjanya, para pahlawan kami selalu Kau limpahi kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan. Amin.

Friday, November 5, 2010

603 chapters and COUNTING

*Ijinkan saya fangirling sejenak ya*


Mugiwara Kaizoku, NOW...



... and THEN.


See them change physically? Click image to enlarge.

Reassemble 2 years later. Tougher. Bigger. Stronger.
Makes me shudder, but still ridiculous as ever.

O hail Eiichiro Oda.

but it AIN'T blackberry!

Suatu malam di kosan teman, 3 girls, included me, sat silently in the so called dining room. We weren't having dinner, just sat, chattering around minutes before, and later on we were occupied by our cellphones. Yea, ye know.. Jaman sekarang, HP menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Dua temenku itu pakai BB; sibuk twitteran dan BBM-an. My cell wasn't as fancy and popular as theirs, but mine was the one Nokia claimed as BB Killer. Well I don't know (and don't really care) whether it really killed BB or not, though.

Cuma ada suara klutak klutik keypad beberapa saat lamanya, sampai kemudian salah satu temenku ngomong :

Teman A : Dil, lo ngapain aja sih di HP itu?
Aku : eh? ya ngapa2in. Browsing, chatting, SMSan...
Teman A : Ooo, kirain ngapain...
Soalnya lo kan ga pake BB, kok sibuk bener kaya'-nya...
Aku : Lah? ini bisa ngelakuin semua yang dilakuin BB ah.
Yaa emang ngga bisa BBMan sih.
Trus BB juga lebih steady jaringannya.
Tapi ini udah lumayan bisa ngapa-ngapain lah.
Sering buat ngetik kerjaan, trus di-email...
Teman B : Oh? Bisa buat ngetik?
Ada word processornya? Emailnya ngepush?
Aku : Bisa dong...
Teman B : ih gw malah ga punya buat ngetik lho.
Mesti purchase software tertentu gitu.
Teman A : lha trus itu apa? kok geser-geser?
Aku : Ini? ini browser.. Alah itu lho, opera mini...
Katanya suruh nyari jadwal pesawat sama keretaaa..
Teman B : Pesawat sama kereta?
Emang bisa browsing lebih dari 1 halaman?
Aku : Bisa, multi tab kok..
Teman B : Ih, punya gw ngga bisa lho..
Aku : Masa??
Teman A : Wah, kaya' BB ya berarti HP lo, dil..
Aku : Ah? Ahaha...

There there my friend. Apakah BB itu segitu overratednya ya? Aku ngga tau apakah bener BB ngga bisa melakukan fungsi-fungsi yang disebut temen-temenku itu, atau karena memang BBnya belom dioprek aja sama mereka. Atau mungkin justru ''hape bukan BB'' yang segitu underrated-nya?

My cell already fullfilled my needs. Seriously, ini bukan cuma sekedar pembenaran. By economic calculation, I can exchange my cell with BB, yaa yang gemini nyari yang paling murah dapet lah. But I haven't driven to do so. Di HP ini aku bisa chat, non BBM of course, but it doesn't matter for now btw. Aku bisa ngetik, dikirim via email, dan emailnya ngepush. Mungkin memang aku bukan orang paling sibuk sedunia, tapi in particular case, when I'm away and some urgent task came up, those functions are just so helpful. I peek googlemaps when I'm lost and the environment doesn't secured enough for me to ask direction. I blog with thumbs. The browser was adequate. The camera was OK. The Youtube player was OK. The dictionary was OK. The other functions were OK.

No, I didn't bragged on my cell. Toh punyaku juga bukan yang paling canggih. Masih ada iPhone, teknologi Android dan banyak lagi. Aku juga ngga bilang kalo aku begitu handy-nya memfungsikan HP-ku. Masih banyak fitur yang aku ngga ngerti di dalam sini. Cuma aku merasa aku bisa melakukan hal-hal yang aku butuh dengan HP non BB ini. Aku kenal beberapa orang yang memfungsikan BB-nya cuma buat facebookan, BBMan dan twitteran. Bahkan ada satu yang dateng trus buru-buru nyari PC desktop karena katanya di jalan dia ditelpon klien harus segera buka sebuah email penting, padahal dari tadi dia pegang BB. Ada juga yang ngga ngerti kalo dia bisa browsing di BBnya sendiri. Lah? Piye toh? Jangan-jangan malah dipake nguleg?

Maybe this is what we called “when fashion over function.”

I don't want to diss anybody here, folks. Just a thought, really. Aku yakin buanyak di luar sana yang memanfaatkan BBnya dengan optimal. No offense buat yang pake BB dan hanya memfungsikan fitur-fitur gaulnya. I won't say eman-eman for that. It's yours, do as your wish. Semua balik ke kebutuhan dan kesukaan kita sendiri. Cuma kepikiran aja gara-gara dibilang : "Kok kaya'nya sibuk banget sih, kan HPmu bukan BB?"

Oh well. Mungkin suatu hari nanti aku juga pengen pake BB.
And when that time come, I'll make sure I know where the browser is.

Wednesday, November 3, 2010

hot and cold. LITERALLY.

Belum posting sama sekali bulan ini ih. Bulan kemarin juga jarang banget. Sungguh sebenernya pengen nulis, tapi apa daya...

Ternyata bukan hanya rambut yang rontok. Badan juga bisa rontok. Sebulanan ini bolak balik luar kotaan melulu. Bukan, bukan rekreasi. Kalo dolan mah hore sayanyaa. Yang ini efeknya agak nampol di kepala, badan dan dompet tentunya. Lari sana sini, jalan jauh, kurang tidur, berusaha manage kerjaan yang ditinggal, nyasar, cengar cengir, sepik sepik.. Begitulah.

Tapi itu semua ga seberapa dibanding tekanan psikisnya. Di saat seperti ini, menjaga pikiran untuk tetap fokus susah banget rasanya. Juga untuk memisahkan mana hal-hal yang controllable dan mana yang uncontrollable... Bikin panas dingin. Plus emang meriang pula. Panas dingin beneran deh.

Ah. But one decision has been made. Bismillah. Semoga efek dominonya positif. Godspeed. Amiin Allahuma amiin...

Saturday, October 30, 2010

how are you, MOTHERLAND?


Apa kabarmu pagi ini, ibu pertiwi?

Dini hari Merapi kembali meletus, memuntahkan hujan pasir dan awan panas. Hingga Senin depan Mentawai masih rawan gelombang besar tsunami, dan bantuan belum kunjung merata. Korban jiwa berjatuhan. Jakarta macet terkunci karena banjir dan padatnya moda transportasi. Bapak ketua penyambung lidah rakyat dengan enak menggoyang lidah minim empati.

Di berbagai situs jejaring sosial semua orang ikut angkat suara menanggapi runtutan kejadian tersebut. Sebagian besar memasang profile picture "pray for Indonesia" seperti diatas sebagai simbol rasa simpati. Semua berduka, semua peduli. Sampai kemudian saya mendapati satu pendapat seorang teman di facebook, yang kurang lebih berbunyi seperti ini :

"Sebel sama orang-orang yang baru rame mendoakan bencana lewat status. Emangnya Indonesia kena bencana cuma sekarang? Apa kabar Lapindo? Apa kabar Wasior? Kemarin aja Wasior kena bencana Presidennya malah nonton bola!"

Hanya satu hal yang terpikirkan saat membaca status tersebut : why so sceptical, buddy? Memang benar negara kita tidak hanya kali ini dirundung bencana. Tapi, darimana dia tahu kalau orang-orang itu HANYA peduli pada bencana yang terjadi belakangan? Moga-moga sih mereka tidak hanya latah. Tapi kalau ternyata hanya ikut-ikutan, ada juga hal baik yang bisa diambil kan? At least orang-orang tersebut mengesampingkan keinginannya untuk menulis status "aduh capenya gaul di mall" with a simple prayer dan mengganti profile picture mecucu abege dengan logo pray for Indonesia. So, ada apa dengan mulut sinismu itu, teman? Indonesia tidak butuh orang skeptis. Indonesia tidak butuh pendapat-pendapat yang hanya membuat panas suasana tanpa menawarkan solusi.

Saya akui, saya juga sering berkata sinis terhadap sistem atau mungkin kebijakan-kebijakan di negara kita. Tapi paling tidak saya akan berpikir 2 kali untuk menyebarkan pemikiran saya tersebut, even with a mere facebook status. Menjadi sinis dan berontak itu tidak apa-apa. Tapi pastikan, ikuti dengan solusi. The tense is high nowadays in our beloved country. Jadi kalau mau ngomong ati-atilah.

Contoh yang baik adalah status Hagi Hagoromo. Beliau bilang : "bencana dan tanah yang subur adalah satu paket. Itu konsekuensi kita tinggal di ring of fire." Status ini tidak menyerang siapapun, menyampaikan pendapat dengan lugas, netral, memberikan hint dari solusi dan menarik kita untuk berpikir, ya, kita tinggal di ring of fire. Jadi maintenance kita harus lebih bijak dan siap lagi dibanding negara-negara lain. Status ini tidak skeptis seperti milik teman saya, atau ignorance seperti milik pak ketua penyambung lidah rakyat itu.

Menjadi nasionalis tidak harus menjadi sinis.
Jangan cuma asal njeplak tanpa solusi. We don't need that.
Mari kita berdoa dan bertindak sebisa kita untuk Indonesia.

Tuesday, October 19, 2010

little BIRD chirped...

Correct me if I'm wrong.


Mew.
Coke Soundburst (@soundrhythm)
December 11th, 2010.
Candi Prambanan, Jogja.


*swoon*


Oke. Update! (edited 28/10/2010
)
Konon venuenya dipindah ke Surabaya, katanya disini sih.
Dimana aja boleh deh, pak...
Jikalau memang jodoh temtunya kita akan berjumpa pula :D

Monday, October 18, 2010

big blue SKY COLLAPSE

Blame the weather. Belakangan hujan turun memabukkan dari maghrib sampe lepas dini hari, gimana bisa tidur tanpa glibak glibuk sampe lewat jam 2 pagi? Moodnya curled up in bed, kethap kethip, dengerin hujan, muter musik, baca buku, browsing, rekesan, mind wandering...

Nah, untuk spice up malam-malam hujan nan basah (iyalah, hujan basah) semacam itu, di sela-sela playlist berisi Mew, Sigur Ros, Feist, Club 8, dan slorok, terseliplah beberapa lagu eyelid ballast hasil membajak bank data kantor. Engga kok, habis itu lagunya engga saya jual 10.000 dapet 3. Emang konter hape?

Oke ini dia salah satu lagu hasil 'bajakan'. On the first place, I stumbled upon this song because of the title. Blue Sky Collapse. Blue. Sky. Collapse. Ugh. How could this 3 words perfectly mixed together? Meskipun jatohnya gimanaaa gitu kalo denger catchphrase 'seakan langit akan runtuh' :D tapi kalo 'Blue Sky Collapse', efeknya jadi beda meskipun artinya kurleb sama. And I can't stop listening it. Adhitia Sofyan, what you've done? What you've done to my heaaaad?



Maap ngga nemu official music videonya. Sebenernya ada yang versi si Mas akustikan atau perform live. But I prefer this one.
So we just need to listen.

Friday, October 15, 2010

GREED is GOOD

Yesterday I'm out of town and found myself idle for hours while waiting for something. All alone, no friends available, I went to the cinema. Ngapain lagi coba? Sempet bimbang, ada 2 film yang belum ada di Semarang. Eat, Pray, Love atau Wall Street ya?


Eventually, WALL STREET : Money Never Sleeps it is. And in that hollow cinema (where's everybody btw?) it turns out Gordon Gekko's back. In 1987 he performed the infamous monologue :

"Greed, for lack of a better word, is good. Greed is right. Greed works. Greed clarifies, cuts through, and captures, the essence of the evolutionary spirit."

... Now he recites it again. Not entirely, but it was there. I chuckled chew those words. It's not because the whole thing was true, but how Michael Douglas portray Gekko brilliantly once again in 2010. So anti-hero. So bold. So contradictive. Bersetting ketika Gekko akhirnya dibebaskan setelah dipenjara 8 tahun karena insider trading dan securities fraud. Hubungannya dengan sang putri, Winnie, fucked up karena suatu sebab di masa lalu. Winnie sendiri saat ini punya relationship dengan Jacob, seorang investment bank trader di Wall Street, dunia yang notabene dibenci Winnie karena mengingatkan pada ayahnya dan paham 'Greed Is Good'-nya.

Belum sampai di tengah cerita, somehow aku tahu arah filmnya akan kemana. Jelas terbaca, tapi tidak menghilangkan unsur entertainmentnya. Karena meskipun aku ngga ngerti soal saham dan bursa efek dan lain-lain yang jadi root film ini, with all the quick pace, flashy sequence numbers, rapid cut-to-cut editing, graphic and digital tricks, just like blackjack-based movie 21, rasanya tuh chop chop chop, keren dan 'mudeng' aja gitu :D

Michael Douglas keliatanlah kelasnya sebagai aktor watak kawakan. Pertentangan hati seorang ayah dan ego seorang mogul tergambarkan dengan supple. Josh Brolin mainnya bagus dan meyakinkan. Shia LaBeouf doin good too. It's good seeing him playing annoying brat no more. With a suit, he looks even more fit. And Carey Mulligan, the sweetheart, dengan pixie-look dan mimbik-mimbik nahan tangisnya itu lho. Aktingnya memang tidak terlalu standout but she's just too adorable. Tjantik!

Verdict : pure drama, not to thrilling, but entertaining. And pleases our eyes too. Traders, no traders, everybody could enjoy this movie. Oh dan satu lagi : banyak quote (yang menurutku) bagus dan awakening disini.

Not the 'greed is good' thingy for sure :)

flippin PAGES, clickin TABS

Ahh it's been a while. Sudah lama tidak menulis rasanya ya? Beginilah kalau terlalu banyak hal yang terjadi, bawaannya jadi bingung mana dulu yang mau ditulis. Akhirnya ngga nulis sama sekali *alesyaaan* :D

So, we'll start from... How I read A LOT of fanfiction lately. You know, fanfiction, stories written by fans of the original work, rather than by the original creator. It could be based on existed anime, manga, game, movie, even mythological tale. Didn't published professionally of course, but you'll find it easily in internet, and it really has its own 'market share', both the writer and the reader. Aku salah satu penikmatnya. Haha, aku udah mulai kaya' otaku nih. Tapi emang asik kok, soalnya pada dasarnya para penulis fanfiction itu menuliskan hal-hal yang tidak terceritakan di plot aslinya atau hal-hal yang mereka impikan ada di materi originalnya. I.e : characters pairing or inner conflict of certain character. Since I read a lot of shonen manga, which it rarely contain any romance at all, lucu rasanya melihat para fanfic-writer itu menuliskan how Trunks conceived on the famous '3 years missing' of Dragon Balls saga. Huhu.

Banyak fanfiction yang terlalu fluff, atau terlalu lemon (yes, it's fanfic's term, go fetch) yang kadang aku ngga suka karena excessive dan OOC (another FF term huhu).. Tapi banyak juga yang bagus dan warmhearted. Jadi keingetan dulu jaman SD aku suka ngegambar-gambar komik pendek, gimana kalo karakter ini melakukan ini atau itu. And lately i know, it called doujinshi. Kalo fanfiction adalah written made up story based on existing story, kalo doujinshi bentuknya manga. As for me, dua-duanya menghibur, kalo pas lagi suntuk and got nothing to do.

Oh ya kemaren juga barusan selesai baca Angela's Ashes versi bahasa asli. Lumayan lama selesainya. Selain karena musti mikir dua kali, aku bacanya juga berhenti-berhenti melulu. Karena bolak balik ngerasa ngga tega. Baca satu chapter, sedih, ngga bisa nerusin. Si Nunce tuh, tiap kali liat aku baca Angela's Ashes, dia tanya ''What's with your face, chung?'' It turns out I frowned absentmindedly. I can feel the diseases, the shame, the longing, the dampness, the scab, the dirtyness, the betrayal, the poverty Frank McCourt been through in his childhood. Perasaan teraduk-aduk ngga jelas. So touching and shaking.

Speaking of which, selain baca-baca fanfic, doujinshi, novel dan komik, akhir-akhir ini sering baca-baca buku kuliah jaman dulu, termasuk latihan soal-soalnya. Haha, aku juga bingung, habis itu buku-buku ngintip di rak, minta dibaca. Bukan rahasia kalau jaman kuliah dulu aku bukan mahasiswa yang sangat devoted sama bidang kuliahku sendiri yaaa. Jadi ketika aku baca sekarang, banyak yang baru aku tahu. Kalo kamu tanya bedanya peradilan TUN dan peradilan pidana, i'll stammered to death. Tapi kalau kamu tanya bedanya adlib dan loose spot, aku bisa menjelaskan sambil ngopi-ngopi. Yea I am that lame. Makanya mari kita baca-baca lagi itu buku kuliah. Selintas-selintas doang sih, karena lebih sering terdistract sama Ian Fleming's, Jules Verne's, One Piece dan Hoshin Engi yang numpuk minta dibaca juga. Sorry this lazy head can't help it :D

What's your current reading?

Friday, October 8, 2010

state of FEAR

I have this fear.

Ketakutan yang membuatku tidak bisa fokus mengerjakan apapun. Bahkan menulis disini, yang biasanya bisa jadi terapi, tidak memberikan efek apapun. I can't talk to anybody, because... I just can't.

Sebenarnya aku bukan pribadi yang sebegitu tertutupnya dan ngga bisa terbuka sama orang-orang, tapi selalu ada hal-hal yang kusimpan sendiri. I'm a loudmouth person, for a skindeep thingy. I kept the ''confidential files'' for my own. Karena sekali dua kali aku menceritakannya pada sembarang orang, they just don't understand, or being judgemental, or even the worst, they pity me. Setelah itu rasanya seperti kapok. And after years, one day I thought I finally find person who understand me, who speak on the same channel. But then things change. So i put that files back on the chest and locked it.

Sometimes, things I kept in the chest pounding from the inside.
They want to came out.
I can't let them go, I'm all alone.
I can't let them go, they gave me this fear.

Maybe I need more coffee.

Monday, October 4, 2010

CLERK always RIGHT

Di suatu malam yang syahdu, saya sendirian (SS) melangkah masuk ke drugstore chain di mall dengan logo pria perkasa merentang busur. Judulnya nyari conditioner pasangan sampo yang kok kebetulan di minimarket pada ngga ada.

Seorang mbak Pramuniaga (MP) yg cantik pake rok span mendadak sigap menghadang. Sampai kaget sayanya.

MP : malam mba, (tersenyum ceria) ada yg bisa dibantu?
SS : ah makasi, cuma nyari conditioner kok. Ni udah ketemu.
MP : oh baiiik. Mungkin ada yg lain? Buat sekar barangkali?
SS : ha? buat Sekar? Sekar siapa mbak?
MP : itu lho, sekar... bekas jerawat..
SS : oh? oh! maksudnya scar? (menekankan pronounciation SKAR)
MP : iya mba, sekar! (tetap pronounce SE-KAR dengan mantap)

*garukgaruk*

Thursday, September 30, 2010

canyon, CALDERA

Mount Bromo, East Java.

JAI guru DEVA om*

Lagi sering ngedengerin lagu ini, (lagi)...



... gara-gara nonton I AM SAM (lagi), dan (lagi-lagi) meler meler sambil sesenggrukan (lagi). Bedanya, at the time aku nonton I Am Sam kemaren itu, right after that aku nonton THE RUNAWAYS. Rasanya agak mengejutkan, seeing Dakota Fanning like this..

... becoming this.
Super. No doubt, berhasil melakukan transisi dari bintang masa kecil hingga dewasa dengan halus, hidup normal, bersekolah and not being Lindsay Lohan ver. 2.0. But still I'm squinting saw her smoke and show some skin in that movie. Kaget aja gitu.

Anyway let me tell you what I thought about THE RUNAWAYS. I think Miss Fanning already do her best trying to 'save' this movie, but apparently she cannot. The script itself isn't fierce enough, and many of the band's fan said it's a bit unfair only Cherrie and Joan standing on the spotlight. But I have to admit the parts when the band singing song are cool enough.

And about Miss Stewart playing Joan Jett? Which Jett herself pick K-Stew to portray Young Jett? Well err... She's playing Bella. Still. Seriously. Mouth a bit opened, stammered, blank eyes, scoffing. Pardon me for asking but... What is wrong with her and that stammered-act?



*) Jai Guru Deva Om :
The Sanskrit phrase is a sentence fragment whose words could have many meanings. Literally it approximates as "glory to the shining remover of darkness," and can be paraphrased as "Victory to God divine", "Hail to the divine guru", or the phrase commonly invoked by the late Maharishi Mahesh Yogi "All Glory to Guru Deva." --- wikipedia.

Wednesday, September 29, 2010

believe, just BELIEVE

Still offer up the same prayer as one, no.. two, no.. three years ago. For I'm just a stupid little human, sometimes I lost my sanity working my ass up and waiting for that wish to be granted.

Like today. When I feel so lost, so low, so lame. When I'm suffocating for the torture of time. When my head's pounding because I think I can't handle this any longer. When I woke up in the morning, crying. Sat in this dark room, losing grip.

But then I realized this is the trial. Trial to keep the faith in me. To hold on a little longer. To work it out a little harder. To not giving up on my prayer.


''maka mintalah, niscaya akan Ku-kabulkan | QS Al-Mu'min:60''

Friday, September 24, 2010

the ILLUMINATOR

Once upon a time, there's one simple and warmhearted night. Nothing urgent to do, hujan rintik-rintik, makan nasi goreng ikan asin, main Hangman, dan ditutup dengan nonton SANG PENCERAH. Buat yang terakhir ternyata cukup beyond expectation. Sang Pencerah tidak jelek sama sekali, matter of fact, diatas rata-rata tipikal film-latah Indonesia yang menjamur belakangan ini. Kalau satu bikin horor, yang lain ikutan. Satu bikin film remaja, yang lain mau juga. Satu bikin film religi, yang lain ngga mau ketinggalan.

Sang Pencerah beda. Kapan sih terakhir kita nonton film biopik? Cut Nyak Dien? Atau apa? Kalaupun ada setelah era Cut Nyak Dien, I barely remember saking jarangnya. Then, et voila, Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo tampil jumawa. Mengangkat kisah KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, Sang Pencerah dalam kacamataku nampak effortless, tidak preaching, pacenya padat dan dialognya tidak picisan. Masing-masing karakternya juga begitu stand-out, terutama Lukman Sardi yang memerankan Ahmad Dahlan. Lagi laris si Mas yang satu ini. Emang aktingnya bagus sih, tapi khawatir aja kalo ntar beliaunya jadi muncuuuul terus dimana-mana. Biasa kan gitu, penyakitnya produser kita. Menurutku yang begituan ngga bagus juga buat personifikasi si aktor yang bersangkutan kedepannya.

Ah, yang gitu biarlah begitu. Yang pasti aku sangat menikmati film ini. Dengan bersetting di Jogja, para pemeran pendukungnya juga fasih bener bahasa Jawanya. Luwes pula. Sinematografi dan editingnya juga tegas, ngga buang-buang durasi. Sayang alur yang menanjak naik agak kendur di paruh akhir cerita. Well, mungkin karena biopik, jadi jalannya realita tidak melulu seperti drama 3 babak kali ya.

Kalo masalah fakta-faktanya, konon sih menurut yang tahu, sudah cukup presisi, meskipun detil-detil kecilnya mungkin tetap didramatisasi. Oh ya, aku juga kadang mikir, kalo ada film yang pemerannya ngga takut didandanin jelek, bajunya ngga melulu licin kaya baru keluar dari mall... Biasanya itu film bagus. Hihi analogi ngawur ya. But so far it works on me. Liat Pasir Berbisik. Atau Arisan. Hehe.

Verdict : menurutku ini film Hanung Bramantyo yang paling bagus (dari film-filmnya dia yang udah aku tonton at least). Tapi sorry to say pak Hanung, menurut saya Nyonyah Hanung ngga begitu cocok disini. Dia terlalu muda, aktingnya tidak begitu stand out, sehingga aku ngga bisa ngeliat angst dan pertentangan batin istri KH Ahmad Dahlan yang menemani perjuangan dan jatuh bangunnya sang suami. Mbak Zaskia sendiri selama ini aktingnya bagus kok, tapi bukan berarti dia harus main di film suami kan? I guess not everyone can be Tim Burton's Helena Bonham Carter...

Tuesday, September 21, 2010

russkaya RULETKA

Me, playing russian roullette.
Place a single cartridge in a revolver, spin the cylinder, place the muzzle against head and pull the trigger. Risky, dangerous, my head might explode, and everything's over.

But I still take that chance.
Pathetically stubborn, I really am.

Saturday, September 18, 2010

Random Shot : got a DATE?

I do.
Lesta, my friend, got me "Teman Kencan" for tonite.
Sweet, tasty, fresh from Malang. Or around.

(disclaimer : saya bukan karyawan Teman Kencan.)

Monday, September 13, 2010

MONSOON moment

Last nite I had a very sinetron* moment.

It was a heavy rainy nite. I was on my bike; covered with super-soaked-raincoat, damp clothes, blurry eyeglasses; sped up to studio, almost late for certain radioshow.

Just few meters to go as I already saw my office's parkinglot, suddenly... An eejit car burst into big puddle next to me and splashed huge amount of dirty water. Onto my whole body and face. A lot! I even went blind for seconds before realized what was just happened.

After my conciousness back, I sped, screeched and stopped before that car. The car's stopped. I slammed its hood, and glared furiously to the driver. The driver's made his way outside the car, walked towards me. On a dimmed citylight, I finally saw how handsome the driver was. Determined, he took my hand, smirked, kissed it gently, and whispered : ''I'm sorry. Can I take you for dinner for caused you such trouble?''. Squinted, I said ''too bad, you're not my type'', and left him bewildered.

OF COURSE IT DOESN'T HAPPENED THAT WAY.

The real story ends with me flabbergasted, soaked with dirty water, stammered and cursed in rage as seen that dimwit car sped away. Tsk. I wish I was Jason Bourne.



*sinetron : Indonesia's soap opera, with farfromreality-ish plot, cymbal sfx and characters with too much make up.

Friday, September 10, 2010

REBORN

Selamat Idul Fitri 1431 H

Maafkan lahir batin ya atas semua kesalahan saya... Semoga kedepannya kita semua bisa menjadi insan yang lebih baik dan barokah. Amiin.

As for me, this moment always being quite tricky. I'm talking about the family affair. Since everybody's gathered up and I'm the blacksheep of the family and certain issues' rose. But I think this time I pulled it off better than ever before. I feel serene and I even done those massive dirty-dishes with smile upon my face. Oh Boss of the Universe, how i love love love You.

Anyway, today's sky's beautiful, no?


ps :
I retype this post. And we all know, retyping post is sucks. I was typed the post with cellphone when it suddenly restarted but there's no draft saved.
Lesson learned : never blog with cell while browsing on many tabs, listening MP3, chatting and texting at once. Unless I'm on supersophisticated cell.

ps #2 :
picture source -- Valkos via vectorstock.com

Thursday, September 9, 2010

easily DISTRACTED

Malam takbiran. Tangan megang daftar kebutuhan rumah yg perlu dibeli. Belum aja masuk ke Carrefour-nya, eh ngeliat stand Books yang jualan buku impor segede2 ampun di pintu masuk. Ugh. Lagi ada event ternyata, soalnya stand regulernya cuma secuplik di dalem Carrefour. Dan sekarang dengan stand segede ini pilihannya jadi buanyak. Meskipun aku bacanya mesti pake susah payah, but what a best deal, dengan puluhan ribu bisa dapet buku impor yang keadaannya lumayan. Puluhannya pun banyak yg di bawah 50.

*ndeprok di depan rak buku*

Belanjanya tertunda. Ah saya procrastinator.

Lalu aku pulang. Hujan turun tapi jalanan masih rame aja. Sampai rumah, masuk kamar : aih, kaget sama kamar yg rapi. Padahal dirapiin sendiri juga. Rapinya juga ngga segitunya, you know meee, at least better than ever before laaah. Butuh berhari2 ngeberesin gudang mini yg satu ini. Hasilnya, lumayan. Bisa duduk manis tanpa harus nyingkirin tetek bengek segala macem. Bisa langsung nemu barang yg dicari. Bisa liat motifnya karpet yg biasanya ketutupan sampah. Yea aku duduk manis sambil takabur mengagumi kamar yg rapi hehe.

Ngga ding, ini duduk manis sambil mendengarkan suara hujan dan takbiran... Oh good God.. Ramadannya udah selesai.. Rasanya ada yg mencelos di dalem sana : sebulan kemaren aku udah ngapain aja? Rasanya kok cul-culan gitu aja, ngga dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ah. Jadi sedih nih.. Ya Allah, semoga taun depan bisa ketemu Ramadan lagi yah...

Dan taun ini, semoga aku bisa jadi orang yg lebih baik lagi. Amiin.

Wednesday, September 8, 2010

before HOLIDAY

Heya there. Random thoughts aja nih, nyempet2in nulis sambil nyelesaiin kerjaan beberapa hari kedepan, sebelum kantor libur lebaran. Hooray. Tapi tetep siaran sih...

First of all, mau cerita : I slept for couple of minutes when i watched THE EXPENDABLES. Yes it's a wham bam kinda movie indeed, with bunch of muscle man, rough talk, weaponry, explosion, suicidal mission, blood, scattered body parts, dangerous stunt, car chasing... you name it. EXCEPT one well-written screenplay. It's such a waste putting Jet Li, Bruce Willis, let alone Mickey Rourke in this movie. Seriously Mr. Stallone, you don't have to push yourself, took all those job : producer, director and actor, like you're still in your golden age. You are not. I even found it scary when you sporting those muscles, at your sixties, AND have a young lady as a fling in this movie. By the way, do you.. err have a facelift? Or any lip-job? Because if you do, you better sue the surgeon.

But there's NO COUNTRY FOR OLD MAN as the antidote. Best picture for Oscar 2007 really has its quality. And Javierrrr Barrdemhhrrrr. Though he got silly haircut there, he did one helluva good job. And that weapon he use? The captive bolt pistol? No projectiles. No ricochet. So deadly. So match with his sosiopathic hitman character.

*exhale*
And above everything : I'm anxious. No, nothing to do with the movies. It's another thing in my mind : Why is she called me only when she's in need? how can I pull a happy face and positive thought, having this thing happens over and over again? *sob*

Oh well. Enough speak gibberish. Now I have to pack my bag and heading somewhere else.

See ya around folks.
Happy mudik. Happy holiday.

Thursday, September 2, 2010

a PIECE of DRAGON

Excuse my lateness, but this... made my stomach turning upside down in excitement. DRAGON BALL and ONE PIECE! Together!


This is CROSS EPOCH, a real collaborative work between Toriyama-Sensei and Oda-Sensei, not just a Doujinshi. With this manga, Oda is probably realising one of his wishes. He is after all known to be a great Toriyama fan.. And their collaboration is like one of my wishes :D Sayang tidak terbit di Indonesia tentu saja... Cari (scanlationnya) ah.

Anyone? Anyone?


update :
Akhirnya dapat dan sudah baca! Just a short manga but.. sooo niiiiiiice :D The artwork's magical, all characters mixed so well and the joke is still as insane as usual. So them! Love it!

perplexedly and ENIGMATIC

Bend and break,
Black and blue,
Barely breathing,
Boss of the Universe...

Wednesday, September 1, 2010

can't be OUTFOUGHT, can't be OUTDONE

Belakangan ini lagi dengerin album lama, Reanimationnya Linkin Park (along with Call and Response-nya Maroon 5 dan OST-nya Kick Ass. Sepertinya sedang in the mood of remix & drum n bass), trus dengerin single barunya LP yang ini. It's not that I adore this song entirely, but I just can't stop listening it. Terdengar beda, pumping dan apocalyptic sekali. Rasanya seperti nonton film.



I love that ranting and chanting part.

''God bless us everyone
We're a broken people living under loaded gun
And it can't be outfoght
It can't be outdone
It can't out matched
It can't be outrun
No

Like memories in cold decay
Transmissions echoing away
Far from the world of you and I
Where oceans bleed into the sky''

Monday, August 30, 2010

over a QUARTER

Postingan telat alert. Ini sebenernya mau diposting tanggal 28 Agustus, on my level up :) Dan gambar astronot itu diambil dari guardian.co.uk. Dan aku akhirnya punya converse merah. Dan aku belum tidur sama sekali dalam 24 jam ini. And why do I have to tell you this :-?

Hmmm ada beberapa hal (banyak sih sebenernya) yang meleset tahun ini. Hopefully I can bear it still. Now, dear Boss of the Universe, do You mind to hear me out? I had a little gibberish.

I will try,
To have a chat with You more intensely.
(Well it is supposed to be my needs though)
To brush up this and that.
To think positively on anything.
To loosen up a bit.

And,
Not blabbermouthing here and there.
Not involving too much drama.
Not procrastinating too much thing.
Not exaggerating everything.

And some other thing I will whisper them personally to You.
May I? Ah. You're nodding, I know that :)

Thank You. Alhamdulillah. Bismillah.

Friday, August 27, 2010

a GUILTY pleasure

Afternoon. Still got something (err.. a lot, actually) to do. Browsing here, browsing there, doing this, doing that, and stumbled upon this thing :
VIVAnews - Anjuran untuk mengurangi asupan garam mulai didengung-dengungkan para pakar kesehatan. Pasalnya, jika tubuh kelebihan garam akan mengakibatkan meningkatnya tekanan darah, yang merupakan sumber penyakit seperti diabetes, stroke, jantung.

Tapi, perlu Anda tahu juga, membatasi konsumsi garam tidak berarti Anda sama sekali tidak mengonsumsi salah satu bumbu penyedap rasa ini. Kekurangan asupan garam juga bisa memicu sejumlah gangguan kesehatan.

Menurut ahli kesehatan, Zeenia F Baria, ada banyak kesalahpahaman dalam hal asupan garam. Kelebihan dan kekurangan garam ternyata sama bahayanya, seperti dikutip dari laman Times of India.

Menurut ahli jantung, Dr Vijay Surase, saat ini garam dianggap sebagai 'biang keladi' kegemukan. Tak mengherankan jika makin banyak orang yang menyadari bahaya asupan garam berlebih. Masalahnya, tidak sedikit orang juga yang secara ekstrem tidak mengonsumsi garam sama sekali. Dan menurut Dr Surase, pemikiran makan tanpa garam adalah salah kaprah.

Lantas, seberapa pentingkah pembatasan garam?

"Garam, umumnya terdiri dari natrium dan klorin (natrium klorida). Anggapan garam dapat membahayakan kesehatan memang tidak salah, dan kandungan natrium klorida bisa didapatkan dari makanan lain. Namun, penelitian menunjukkan, sekitar 80 persen dari populasi manusia akan mendapatkan manfaat dari garam secara optimal dari garam alami. Jika tubuh kekurangan garam, kondisi ini bisa menyebabkan kantuk, depresi, kejang bahkan koma. Bahkan penderita hipertensi diperbolehkan mengonsumsi garam, asalkan tidak berlebihan,” kata Dr Surase.

Hal senada juga disampaikan kardiolog, Dr Shantanu Deshpande, yang mengungkapkan garam sangat penting untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh kita.

"Porsi normal garam sebesar 2.300 mg (sekitar 1 sendok teh garam). Namun, masih banyak orang juga mengonsumsi garam lebih dari porsi itu. Biasanya, konsumsi garam berlebihan diekskresikan dalam urin. Tapi, hampir 50 persen dari individu, ginjalnya tidak dapat menangani kelebihan natrium dari garam. Kondisi inilah yang bisa mengakibatkan peningkatan tekanan darah, yang sering terjadi pada manula atau penderita diabetes."

Karena itu, mulailah mengonsumsi garam dalam porsi ideal, agar tubuh kebal dari penyakit.

Bukan info yang terlalu baru memang. Tapi tiap kali ketemu artikel yang ngasi tau berapa banyak seharusnya aku mengonsumsi garam, rasanya gimanaaaa gitu.

One teaspoon! Just one!
Bagaimana aku bisa hidup dengan 1 sendok teh garam sehari?
*lebay* :D

Thursday, August 26, 2010

the ANNOYING apprentice

Last night, me and friends went out for a movie while waiting the sahur radioshow. Ambil jam nonton yang paling malem, maksudnya biar kelar nonton film langsung siaran gitu. Sebuah langkah yang kurang taktis. Karena itu artinya setelah selesai siaran jam 5, pulang, tidur sebentar jika beruntung, jam 8 harus udah balik studio lagi, dan seharian bakal ngantor sambil ngantuk. Tapi anak-anak hore ini memang kadang ngga realistis dan ngga inget umur...


Anyway, semalem kita nonton THE SORCERER'S APPRENTICE. Lagi-lagi sebuah film yang potensial bagus tapi jadi mentah gara-gara beberapa hal sepele. Ehm, ini berdasarkan selera dan sok taunya aku aja ya, semua hal sepele itu numpuk pada Dave sang pemeran utama. Yea, flaw terbesar film ini si remaja nerd yang ternyata mewarisi kemampuan sihir hebat. But he's so annoying! Inget jaman Shia LaBeouf as Sam di Transformers lari-lari bodoh, teriak-teriak dan ngga kunjung percaya sama para Autobot? Waktu itu aku udah mikir : ini orang gengges (baca:ganggu) banget sih? But Sam end up melakukan hal2 heroik. Transisi from loser into somethingnya juga alus dan jelas 5W1H-nya.

While Dave, OMG... Ini karakter JAUUUHHHH lebih menyebalkan dari Sam di Transformers. Character buildingnya ngga lovable dan mentalitasnya ngga digambarkan cukup decent hingga dia bisa jadi seorang hero. Bahkan ketika akhirnya dia menjadi pahlawan di akhir film, i was like : Meh. Gak tersentuh hatiku sama sekali, saking nyebelinnya. Dave diperanin sama Jay Baruchel yang tone suaranya lumayan ganggu (padahal pas dia jadi dubber Hiccup di How To Train Your Dragon ngga segitunya lho). Ternyata kegangguan tone suara ini bertambah ketika dia mulai jejeritan kesana kemari. (Phew banyak kata "ganggu" dalam postingan kali ini ya?) Dan aktingnya, euh, sorry to say, not that good either. Menurutku chemistry-nya si Jay ini juga ngga masuk ke karakter Dave, pun ngga masuk juga ke karakter lain, misalnya ke Balthazar (Nicolas Cage), the master himself. Padahal Nicolas Cage mainnya lumayan lho, acuh-acuh caring sejenis kaya di Kick Ass gitu deh. Dan ketika dibilang Balthazar punya soft-spot buat Dave, aku mikir : why should him, for Dave is such a prick? Dikandhani ngeyel dan ganggu, dalam taraf yang unbelievable. Yak another kata "ganggu" spotted.

Di luar Dave, meskipun banyak summer-movie cliche di film ini, everything's just fine. Menghibur tapi tidak nailed too deep. Soal spesial efeknya, errr when it comes to Walt Disney and Jerry Bruckheimer and Jon Turtletaub, rasanya kita bisa duduk dan enjoy saja menikmatinya. Yah begitulah. For me, it's just average, but better than Narnia Saga lahh.


ps :
di acara nonton film ini, aku menjadi saksi mata transaksi pertukaran nomor telepon 2 total strangers. Well one of them is my friend, exchanging number with someone on the next seat. It all happened in within 111 minutes' movie length. Mereka silently berkomunikasi menggunakan layar HP layaknya agen rahasia yang bertukar informasi secara incognito. Oalah, bisaaaa aja =)

random shot : SIGNBOARDS

lokasi : arena main anak-anak yang letaknya agak nyelip.
(kalo yang mojok bapak-ibunya sementara si anak sedang sibuk dengan plastic seesaw and bouncing ball and everything malah bagus dooong)


a. very. bold. fashion. statement. gowl abeish.
(Beberapa saat setelah aku ambil foto ini, yang jaga toko keluar
dan memandangiku suspiciously. Aku langsung siul-siul dan kabur)


goes house. aih mau pergi kemana sih rumahnya?
(yang ini ngambil fotonya juga ngumpet-ngumpet.
warga sekitar menatap dengan penuh curiga. again, i flee)


OOT sedikit. Ini bukan foto signboard. Ini semalem pas aku ke minimarket deket kampus, aku kaget ngeliat surveilance mirrornya. Itu lho yang di pojok atas. Ada stiker iklan rokok yang bentuknya orang ngintip hihi. Srsly, kalo sekilas diliat kaya orang beneran. Oh that's Radith in red shirt and faux leather jacket, acting cool.

here's for a sharper look. ahaha theeey are peeekiiiing..

SAND in my EYES...

When I'm sleepy, I'm grumpy.
Aku juga lebih milih siaran sambil lapar daripada sambil ngantuk.
Soalnya kalo ngantuk susah fokus, ngomongnya ngga kontrol kaya orang ngelindur.

But one thing for sure, ya itu tadi.
Ada kecenderungan sumbunya lebih pendek kalo ngantuk.
Kalo ada bridezilla, mungkin aku adalah sleepzilla (?)



And am soooo sleepy right now. Watch out.

Tuesday, August 24, 2010

suddenly RAINING

HUJAN!! :D

Lumayan deres dong, di siang bolong!

Akhir-akhir ini Semarang mulai sering hujan. Dari kemarin sih ujannya malem terus. Makanya agak kaget siang-siang ujan. Oh untungnya hari ini aku memilih jaket yang tepat buat keluar rumah for weather suddenly turns chill like this.

Jam segini, puasa, gula darah mulai menurun, cuacanya adem...
Ah.

*yawn*


Anyway. I'm not in a good state of mind right now.
Ugh. How to describe this?
Gitulah pokoknya. Siklusnya lagi turun.

Oh dear Boss of the Universe, another game You play?
I see You smiling and courage me to get through this.
I know You do. You always do.

Bismillah...

Monday, August 23, 2010

they're ROCKIN, again

Kakak beradik ini, dulu sekitar Januari, pernah aku preview sepak terjangnya di postingan ini. Mereka sendiri udah sejak lama bikin-bikin video lagu2 cover version gitu. They're singing like breathing. So effortless but turns awesome.

Dan hari ini, aku liat sebuah video link di facebooknya si Ichi..



... Sheesh, really gives me shiver and jitter. Muda dan berbakat. They always put Indonesian flag in their videos so people won't think they are Filipino. Ah. Kalian luar biasa. Check out their youtube channel here.

finding TALENT

*sentrapsentrup*

Ugh. Darimana asalnya pilek pagi ini? Mendadak meler begitu saja. Mungkin siklus ngedropnya lagi datang.

Aaaanyway, semalem aku siaran sambil keluar masuk kokpit (a.k.a ruang siaran) yang dinginnya ngga kira-kira. Pas jeda lagu gitu aku keluar dan duduk di ruang tunggu sambil nonton TV. Kebetulan acara yg lagi terpampang disitu adalah sebuah acara (so they called) pencarian bakat. Bakat yang dicari-cari sendiri sih various, ada yang nyanyi, ngedance, etc etc. Acara ini sepertinya sedang digila-gilai oleh buanyak orang. Soalnya kalo ngintipin facebook pas acara ini airing, mendadak semua orang statusnya seragam : ngedukung kontestan jagoannya.

Sejujurnya aku ngga begitu tahu banyak soal acara ini. Nonton TV aja jarang. Cuma karena ekspos luar biasa oleh stasiun TV ybs, rasanya jadi sering ngeliat kontestannya dimana-mana. Misalnya di "episode-episode diary" yang memperlihatkan keseharian para kontestan yang sebenernya keliatan staged juga. Dan begitu ngeliat shownya semalam, I was like : Oh. Lho. Kok begini? Bukan bermaksud merendahkan, cuma dengan ekspos yang luar biasa itu i expected something WOW. Tapi kok... Ya gitu. Udah babak sekian-besar ada yang narinya masih ngga kompak, nyanyinya salah, tapi masih dibilang "good job"?

Sebenernya mungkin bukan kontestannya yang salah. Aku pikir ini memang penyakitnya talent-show kita. Dramatisasi yang berlebihan, tapi hal yang penting malah diabaikan. Misalnya, semalem tiap kontestan didampingi oleh bintang tamu. Misalnya dancer didampingin penyanyi pro, dancer didampingi dancer pro, penyanyi didampingin violis pro etc etc. Mungkin maksudnya untuk menghasilkan penampilan yang extravagant. Hasilnya? Dimataku sang bintang tamu malah steal the spotlight. They're good, of course, they're pro. Dan kontestan2 itu somehow ngga semuanya bisa mengimbangi. Lha yang dicari bakatnya ini siapa sebenernya?

Mungkin bagi para pendukung, all the thing that matter ya si kontestan. Tapi buat orang awam kaya' aku, rasanya acara jadi ngga juntrung. Why don't we keep it simple? Seperti talent search di luar negeri (yah jadi ngebandingin deh), yang begitu to the point. Nyanyi ya nyanyi. Nari ya nari. Pun kalo mau ada featurette ya sesekali aja. Itu juga timelinenya jelas jadi ngga bertele-tele. Ngga perlu juga ada acara menghadirkan kerabat trus nangis-nangisan di atas panggung. Itu kan last year sekali, masiiih dipake juga.

Itulah kenapa mungkin masih ada kontestan yang narinya/nyanyinya salah. Mereka memang berbakat, itu pasti. Tapi waktu mereka buat latihan di karantina habis buat taping daily-activities dan ngga fokus perform karena harus ngapalin stagednya gimmick ini dan itu. Maybe.

Ini cuma random thought aja kok. Sambil ngumpulin mood buat mulai kerja. Karena rasanya moodnya udah mulai ngumpul, so... Happy Monday comrades!

Thursday, August 19, 2010

middle school DELIGHT

Kemarin, habis sahur aku ngga bisa tidur. Dan oh memang hikmah ramadan ya... Aku malah beberes kamar yang kaya gudang itu dong. Ngga langsung semuanya sih. Sudut demi sudut, bahkan bersambung sampai malam harinya, dan sampai hari ini.

Kalau lagi beberes kamar begini aku selalu terheran-heran. Karena aku bukan tukang belanja, jadi rasanya pertambahan barang-barang baru di kamarku juga ngga begitu signifikan. Tapi tiap kali beberes kamar, kok selalu bisa keluar 3-4 plastik item gede penuh barang yang perlu dibuang ya? Aku selalu dikejutkan dengan kemampuan 'nyusuh'-ku yang luar biasa ini. Tsk tsk tsk.

Nah, pas beberes kemarin itu, aku menemukan barang-barang yang bikin nyengir ngga abis2 : koleksi merchandise Dragon Ball jaman SMP. Mulai dari kartu, poster, kertas surat (!), buku alamat, poster, pulpen, etc etc. Yea, jaman SMP adalah jaman ketika semua cewe-cewe tergila-gila pada Boyzone dan David Beckham (as a debutantè at that time), sementara aku cuma tahu Goku dan Bezita dan Capsule Corporation dan Kamehameha dan Tenka Ichi Budokai.

bukan kartu umbul. agak kerenan dikit, belinya di gramed.

Oh suka banget deh waktu itu. Suka sama gambar Akira Toriyama yang garisnya simpel sama tebel tapi detil sampe ke dalem-dalemnya. Selera humornya yang bego dan dramanya yang touching terasa seimbang. Sampe berasa sediiih banget pas Bezitanya mati. Sempet juga jengkel luar biasa karena komik Dragon Ball GT ngga masuk Indonesia. Ehehe jadi kangen ih. Ini temanya belakangan emang berkangen-kangen ria sama manga. And as always, savor the manga version, not the anime.

So, dengan ini aku meralat, bukan cuma One Piece dan Hoshin Engi. Ada Dragon Ball juga (kok bisa lupa ya? Doh..) Yea, manga bagus yg aku suka memang banyak, tapi datang dan pergi. Sementara Dragon Ball di masa SMP, Hoshin Engi di jaman SMA dan One Piece yang dibaca diem-diem sambil kuliah adalah yang paling nempel di hati. Tsahh kaya iklan mie instan :)

(btw tiga-tiganya keluaran Shonen Jump..)

Saturday, August 14, 2010

DRAGON, sit! Roll!

Sedang agak malas menulis, yang ingin ditulispun sebenarnya basian berhari-hari yang lalu, tapi sungguh ingin berbagi : that HOW TO TRAIN YOUR DRAGON is a true relish.

Awalnya aku agak underestimate sama film animasi ini. Kupikir akan sama saja seperti Despicable Me. Banyak yg overrate, tapi ternyata bagiku gitu aja. Apparently this movie is a complete package when you need a relaxing moment. Lightweight but not shallow. I laughed so hard for most of the movie, my eyes lit up seeing scenes when Toothless fly with Hiccup thru the sky, my heart sank when Stoick the Vast set standards that are too high on his son, those comical faces of the dragons, tense aerial battle between Red Death -the gigantic dragon- and Toothless, from zero to hero formulae, the little burst of romanticism. It's just.. Complete.

And just like UP, semua karakter di film ini 'jelas', dan ngga ada yang terbuang sia-sia. Minute to minutenya rapat, setiap scenenya punya 'spark', that could hold my 4 y.o. sister sat still when she saw it another day. Sayang di Semarang, ngga ada satupun bioskop yang memutarnya dengan format 3D. Proyektor 3D-nya dipake The Last Airbender kali.

All in all, film yang diadaptasi dari buku ini membuatku sangat senang. Dan nyengirnya semakin lebar ketika credit title muncul dan aku mendengar suara yang familiar bernyanyi. It's Jonsi. Sigur Ros' Jonsi. Wah, jeli aja nih music directornya, karena buat aku lagunya jadi sangat pas capturing nuansa Viking film ini. Because everytime I hear his voice, I couldn't help not to think about thin layer of ice, avalanche and aurora :D

Now, Dila over and out. Have a kickin weekend folks.

blab. JUST a blab.

Ho. I see. I really see.
This is how it is.
I swallowed it all and smile.

Thursday, August 12, 2010

PAOPEI ketsujō*

Halo mambo jambo.

Hari kedua bulan puasa, what's been up? Semoga lancar-lancar saja ya semuanya. Sehingga di akhir setiap harinya, selama 30 hari, kita ngga cuma dapet laper sama haus aja. Amin.

Ugh, badanku agak gemreges, leher pegel dan matanya sepet gara-gara semalem siaran saur dan lupa matiin kipas angin pas tidur. But overall, everything's just fine. Yeah, fine. Or so. Or not so fine. Or I don't know. There's something shakin my consciousness. Feels like walking in a pitch full of mines. Anxious, cautious, hoping not to step on the wrong areas. Ah. I hope everything will turn good at the end. Amiin..

Another issue : I should start to put my life back in order. Akibat 'sisa-sisa peperangan' kemaren, jadi banyak hal yang ngga dikerjakan dengan teratur. Yea, mungkin 'teratur'-ku juauuuuhhh dibandingkan 'teratur'-nya orang lain, but at least if I'm mediocre at my best, I still got my own standard. Dan sekarang judulnya lagi acak-acakan hore begini. Jadi tidak produktif.. Aduh-aduh. Mari mari kita bereskan mumpung belum terlambat. Ehehe kaya' apaan aja.

coloured pin-up from the manga.
look at those outline and shading.. aaahh..

Another, another issue : hari ini mendadak kangen sama manga HOSHIN ENGI bikinan Ryu Fujisaki. Setelah tak pikir-pikir, memang cuma Hoshin Engi dan One Piece; manga yg really really got into me. Soal Hoshin Engi sendiri, regardless sebenarnya menceritakan soal mitologi Cina, tapi artworknya sungguh unik. Dengan arsiran yg smudge-yet-define, perpaduan 'ancient and modern stuffs', dan bentuk-bentuk cubic-spheric-nya.. nampak sangat keren di mataku. Ditambah twistnya yg beneran mlintir, storyline yang dalem, komedi yg sinting serta fantasinya yg immense dan beyond. Yea, beyond. Karena Ryu Fujisaki bisa saja dengan santai menggambarkan kostum lateks yang dipadukan dengan kain-kain oriental atau paopei yang berbentuk seperti senjata ala Star Wars.

Gaya outliningnya sempet mempengaruhi gambarku jaman masih jadi ilustrator di koran kampus dulu. Eh, kalo ngga salah ada versi animenya juga ya. Tapi aku selalu lebih suka manga dibanding anime. Melihat arsiran BW-nya, melihat guratan pena orisinilnya.. Rasanya lebih kena gitu. Ciehh.

two of my favourite characters..
above : Kou Tenka with his lightsaber-lookalike paopei
below : Nataku, the heartless (but suspected oedipus complex) human paopei

Oh ya, hingga tulisan ini diturunkan (tsahh) judulnya aku masih berburu Hoshin Engi lho. File download atau komik fisiknya sama-sama udah lumayan langka. Sebenernya nemu sih satu link website yang memberi sedikit pencerahan, tapi ngga nolak juga kalo ada yg mau bagi-bagi link. Nemu juga yg ngejual komik fisik komplit seri 1-23. Ugh. Collectible item banget! Tapi masih mikir-mikir, is it worth to pamper this little boy inside me? Enak bener, cuma kebutuhan tersier tapi main diturutin aja like nothing else matter. No way. Errr. At least not now.

Ehehe, coba kita liat ya, ini aku moga-moga warasnya awet dan tidak melakukan keputusan impulsif in the last minutes :p


*) merindukan Paopei**
**) Paopei = versatile superweapon made by Sennin***
***) Err Sennin? They're human possessing special ability and wisdom.. Okay no more asterisks.