
And just like UP, semua karakter di film ini 'jelas', dan ngga ada yang terbuang sia-sia. Minute to minutenya rapat, setiap scenenya punya 'spark', that could hold my 4 y.o. sister sat still when she saw it another day. Sayang di Semarang, ngga ada satupun bioskop yang memutarnya dengan format 3D. Proyektor 3D-nya dipake The Last Airbender kali.
All in all, film yang diadaptasi dari buku ini membuatku sangat senang. Dan nyengirnya semakin lebar ketika credit title muncul dan aku mendengar suara yang familiar bernyanyi. It's Jonsi. Sigur Ros' Jonsi. Wah, jeli aja nih music directornya, karena buat aku lagunya jadi sangat pas capturing nuansa Viking film ini. Because everytime I hear his voice, I couldn't help not to think about thin layer of ice, avalanche and aurora :D
Now, Dila over and out. Have a kickin weekend folks.
2 comments:
sahabat saya ngoleksi bukunya dan emang versi filmnya ga mengecewakan katanya..
btw,penyuka sigur ros juga trnyata???hmm hmmm hmmmm...
hoho iya, penikmat Sigur Ros saya..
Post a Comment