Monday, August 23, 2010

finding TALENT

*sentrapsentrup*

Ugh. Darimana asalnya pilek pagi ini? Mendadak meler begitu saja. Mungkin siklus ngedropnya lagi datang.

Aaaanyway, semalem aku siaran sambil keluar masuk kokpit (a.k.a ruang siaran) yang dinginnya ngga kira-kira. Pas jeda lagu gitu aku keluar dan duduk di ruang tunggu sambil nonton TV. Kebetulan acara yg lagi terpampang disitu adalah sebuah acara (so they called) pencarian bakat. Bakat yang dicari-cari sendiri sih various, ada yang nyanyi, ngedance, etc etc. Acara ini sepertinya sedang digila-gilai oleh buanyak orang. Soalnya kalo ngintipin facebook pas acara ini airing, mendadak semua orang statusnya seragam : ngedukung kontestan jagoannya.

Sejujurnya aku ngga begitu tahu banyak soal acara ini. Nonton TV aja jarang. Cuma karena ekspos luar biasa oleh stasiun TV ybs, rasanya jadi sering ngeliat kontestannya dimana-mana. Misalnya di "episode-episode diary" yang memperlihatkan keseharian para kontestan yang sebenernya keliatan staged juga. Dan begitu ngeliat shownya semalam, I was like : Oh. Lho. Kok begini? Bukan bermaksud merendahkan, cuma dengan ekspos yang luar biasa itu i expected something WOW. Tapi kok... Ya gitu. Udah babak sekian-besar ada yang narinya masih ngga kompak, nyanyinya salah, tapi masih dibilang "good job"?

Sebenernya mungkin bukan kontestannya yang salah. Aku pikir ini memang penyakitnya talent-show kita. Dramatisasi yang berlebihan, tapi hal yang penting malah diabaikan. Misalnya, semalem tiap kontestan didampingi oleh bintang tamu. Misalnya dancer didampingin penyanyi pro, dancer didampingi dancer pro, penyanyi didampingin violis pro etc etc. Mungkin maksudnya untuk menghasilkan penampilan yang extravagant. Hasilnya? Dimataku sang bintang tamu malah steal the spotlight. They're good, of course, they're pro. Dan kontestan2 itu somehow ngga semuanya bisa mengimbangi. Lha yang dicari bakatnya ini siapa sebenernya?

Mungkin bagi para pendukung, all the thing that matter ya si kontestan. Tapi buat orang awam kaya' aku, rasanya acara jadi ngga juntrung. Why don't we keep it simple? Seperti talent search di luar negeri (yah jadi ngebandingin deh), yang begitu to the point. Nyanyi ya nyanyi. Nari ya nari. Pun kalo mau ada featurette ya sesekali aja. Itu juga timelinenya jelas jadi ngga bertele-tele. Ngga perlu juga ada acara menghadirkan kerabat trus nangis-nangisan di atas panggung. Itu kan last year sekali, masiiih dipake juga.

Itulah kenapa mungkin masih ada kontestan yang narinya/nyanyinya salah. Mereka memang berbakat, itu pasti. Tapi waktu mereka buat latihan di karantina habis buat taping daily-activities dan ngga fokus perform karena harus ngapalin stagednya gimmick ini dan itu. Maybe.

Ini cuma random thought aja kok. Sambil ngumpulin mood buat mulai kerja. Karena rasanya moodnya udah mulai ngumpul, so... Happy Monday comrades!

0 comments:

Post a Comment