Monday, August 31, 2009

Hmah-Hri-Hmaaaar.. AWWW!!

A bit late, but I really just know this hilarious MOYMOY PALABOY, from Kak Eicha. Filipino duo and also sibling, which known by their uploaded lip-sync videos since 2007. They sang couple of well-known songs, with a very funny way. They're great!

Haven't heard about em? Well, try this one out, and you'll craving for another one :)


Sunday, August 30, 2009

Inhaaaaaale... exhaaaleeee...

Yak betul sekali, badan saya akhirnya ngedrop (lagi)...

Acara keluyuran kemaren emang lumayan menguras tenaga, pikiran dan emosi jiwa... Terjebak kemacetan, begadangan ngga jelas, that-can't-get-you-outta-my-mind-thing, sedih tapi mesti pura-pura ketawa, jalan jauh kepanasan (sampe kepikiran batal puasa.. untung engga jadi) plus kaki lecet gara-gara pake sepatu cewe sambil gotong-gotong barang seabrek, kebingungan ngejawab soal-soal kelas berat (for this tiny little brain..), nyaris ketinggalan kereta, dan merasa sangat-sangat-sangat inferior...

*menghela napas*

Moga-moga dibalik setiap kesulitan saya tetep dikasi jalan sama Si Bos Penguasa Alam Semesta; Yang Maha Bisa, Maha Adil, Maha Tahu, Maha Rencana dan Maha Sayang sama saya.. Amiin.


Friday, August 28, 2009

Dan mereka berdialog (di saat yang tidak tepat)

Head :
"apalagi sih?"

Heart :
"ya kamu tau kan... barusan dia bilang begitu... itu bikin saya goyah lagi..."

Head :
"trus?"

Heart :
"saya pengen bilang sesuatu sama dia juga..."

Head :
"kenapa?"

Heart :
"ya dia ngomong gitu sama saya... saya pikir ini bisa jadi lebih baik..."

Head :
"kamu tuh ya.. ini soal itikad baik lagi? itikad baik yang seperti apa? berapa banyak perkataanmu yang tidak berbalas? berapa banyak kebimbanganmu yang tidak terjawab?"

Heart :
"aku.. aku ngga begitu pinter itung-itungan... itu kan bagian kamu... tapi, ya... saya memang sudah jatuh berkali-kali"

Head :
"dan sekarang, kamu akan mengambil resiko buat kembali jatuh? siapkah kamu menerima penolakan atas yang kamu sebut itikad baik itu?"

Heart :
"sa.. saya ngga pinter mikir... saya cuma merasakan... maafkan saya..."

Head :
"ngga usah minta maaf... kita itu satu. jadi buat sekarang, biar saya yang pegang kendali.."

Heart :
"oh gitu. ya kalo gitu saya tenang..."

Head :
"masalahnya.. masalahnya... buat saat ini... saya ngga tau caranya..."

*So tell me how to put HEAD OVER HEART
if the thing that matter is as big as my UNIVERSE?*


Finally..




.. Am turning 25 on a wheel. Am gonna start it with : "
Bismillahirrahmaanirrahiim"

All alone, surrounded by strangers, on my way trying to grab that precious thing. A bit empty inside, but then I realized.. Above all I should give thanks to The Most Gracious. For giving me this life, this whole 25 years of ups and downs , so I could be a better person. For You, for my friends, for my family, for my dearest, for this country.

Dear God, I'm just a little girl versus this monstrous world. I'm nothing without Your bless and affection. Only with Your guidance I wouldn't givin up this life..

Then I'm gonna wrap this simple prayer, at my 25th birthday with : "Alhamdulillahirabbil'alamiin"

Wednesday, August 26, 2009

Jangan ngambek ya...

Laptopku sayang.. kamu marah sama aku ya?

Emang sih spec kamu ngga oke-oke amat... Maklum belinya jaman jebot. Tapi bukan berarti kamu trus demo kan? Kamu mulai lemot, suka hang, DVD playernya sering ngadat dan LCD kamu.. ohh suka tiba2 putih sendiri! Gimana aku ngga panik coba?

Apa kamu minta di-upgrade? Atau minta diservis? Yahh, aku belom berani, soalnya kalo diservis kamu musti nginep ditempat reparasinya minimal seminggu. Aku ngga sanggup pisah sama kamu lama-lama... Soalnya semua kerjaanku ada di kamu. Ntar gimana dong kerjaannya? Di ruangan sini PC juga cuma ada satu. Itupun udah dipake rame-rame sama anak-anak... Aku ngga bisa, soalnya sekarang lagi intensif butuh kamu...

Kaya' sekarang nih.. Pas lagi hectic, kok kamu nge-hang lagi sih?

Oh ya aku juga mau minta maap... Kemaren aku pukul kamu... Habis aku agak jengkel, kamu ngadat disaat yang genting. Habis itu nyesel, soalnya kamu ngadatnya tambah parah..

Besok-besok jangan ngambek lagi ya. Ntar kalo waktunya pas kita benerin deh semua-semua yang ngga beres. Sampe saatnya tiba, hold on with me! Jangan menyerah pada stigma kalo kepanjangan dari namamu adalah : Ati-ati Cepet Rusak. Noooo. Just hang on with me.

*udah mulai setres, ngomong sama laptop. hiks*

Ketika gula darah menurun...

... tepatnya jam 12 siang, inilah yang terjadi di ruangan meeting...


.... ada yang tepar tanpa tedeng aling-aling...

... atau nyelip di bawah meja...

... atau teronggok di pojokan...

... atau ngalangin pintu kaya' portal kompleks...



ps : please mind us ya. kalo kebetulan ada yang mempertanyakan, ini pas jam istirahat kok. biasanya mah kita duduk manis di meja masing-masing, bekerja dengan rajin! heuheu

Pointless and.. a bit loooong post. Watchout.

Sekarang udah nyaris tengah malem. Badan udah mulai capek, punggung pegel, mata pedes. Tapi dibawa tidur belom bisa. Harusnya sih dibawa ngerjain sesuatu yang berguna, misalnya : ngerjain beberapa kerjaan Ramadhan yang udah kaya’ skrip sinetron kejar tayang, tiap hari digarap terus (mas Iyan, we owe you A LOT). But, yahhh, you can say that again. Kepala dimana, hati dimana. Jatohnya scribbling ga jelas begini.


So I’m sitting here. Di depan laptop, dengan playlist ‘membunuh’, segelas besar nutrisari dan satu pak penuh amunisi bercukai. Ah talking bout the ciggies, bulan puasa ini membawa pengaruh yang baik buat paru-paru nampaknya. Satu pak isi 12 ngga habis buat 3 hari. Bener-bener detoks. Uh-hum. *sambil satu tangan diangkat worshipping keatas, kepala geleng-geleng* Tapi kalo pas begadangan begini jatoh-jatohnya sama aja sih. Oh well.


Let’s talk about… apa yah? Yang penting apa yang ngga penting? Eh baidewei.. Apa batasan penting dan ngga penting buat sebuah posting sih sebenernya? Apakah jika menceritakan tentang sesuatu yang sedang happening itu penting? Atau bagaimana jika Cuma ngemeng soal diri sendiri? Pentingkah itu? Bukankah the real matter of a blog is the writer’s thought? Ngga peduli apakah itu penting atau ngga penting.


*Give Me Novacaine mengalun, sempetin manggut-manggut dulu*


Jadi keingetan seorang teman, yang dulu sempat getol sekali menulis blog karena menanti comment teman-temannya terhadap tulisannya. But since he’s been so busy, dia sekarang cuma ber-microblogging ria lewat wall facebook. The captivating thing is, seringkali status yang dia tuliskan memang diharapkan untuk mendapat feedback sebanyak-banyaknya. Jadi kadang dia bilang : “Nulis status apa lagi ya?” atau “Kira-kira kalo aku nulis begini seru ngga ya?”. Dan dia akan sangat senang jika statusnya hari itu diberi comment oleh banyak orang. Dengan dasar penulisan status semacam itu ngga jarang dia bakal menghapus suatu status jika status yang bersangkutan terbilang ‘sepi’, alias cuma di-comment-in oleh 1-2 orang. Oh dan dalam sehari bisa dipastikan dia akan berganti status lebih dari 3 kali.


Well I ain’t said what he did was wrong. It’s definitely his right. But for me myself, what I wrote on my status is what I feel. Bahkan sekarang cenderung sudah mulai agak kehilangan minat ber-facebook ria. Ilang minat Cuma dikit kok, coz I still need it to keep up with my old friends.


Oke balik lagi ke soal setting-up status facebook. Yang dilakukan temanku itu adalah… memunculkan kontroversi? Berusaha meng-entertain teman-teman facebooknya dengan status yang kadang jahil-kadang nyerempet mesum-kadang provokatif? Only craving for attention? Or it’s something that runs in his genes : bikin sesuatu yang beda?


Apapun motifnya, yang dia lakukan adalah ‘membuat sebuah sebab untuk melahirkan akibat’. Nulis status lucu = komennya banyak. Sebab. Akibat. In purpose. Aku jadi kepikiran. Bagaimana dengan blogging? Apakah memang blogging dimaksudkan untuk melahirkan akibat bagi orang lain? Mungkin beberapa orang yang membacanya akan terinspirasi. Kita berbagi tips. Berbagi pengalaman. But should it happens in purpose? Bagaimana jika seseorang menulis blog dan blognya tidak dikunjungi siapapun? Tapi jika tidak ada feedback, apakah blog ini jadi bermanfaat? Karena aspek WWW disini seharusnya ada manfaatnya. Kalo ngga, kenapa kita ngga nulis aja di notepad atau di diary tulis manual yang disimpan di bawah bantal? (yes! Rhyme of the nite!)


Mungkin disini konteksnya harus kita bedakan ya. Tentang tujuan blog itu sendiri dibikin. Blog untuk online shopping, blog untuk komunitas tertentu, blog fashion, semua punya fungsi masing-masing dan di-treat dengan cara yang beda. I believe kalo di blog-nya Raditya Dika, dia engga lagi menulis buat diri sendiri. Maksudnya, dia memang masih menulis untuk memenuhi kebutuhan jiwanya. Tapi seorang Raditya Dika kan sudah menjadi milik banyak orang, whose longing for his writing, yang bisa protes kalo Raditya Dika lama ngga posting (another rhyme!)


Raditya Dika bilang, dalam blogging ‘tulislah perasaan paling kuat yang kamu rasakan’. Tapi dia juga bilang, kalo bisa kemaslah blog supaya menarik so people will stick reading it till the end. Disini pertanyaannya. Kenapa si blogger harus membuat blog yang menarik supaya orang betah membacanya? Jika si blogger sudah puas dengan apa yang ditulisnya, kenapa harus dipercantik demi menarik pembaca? Bagaimana jika si blogger cuma pengen nyampah aja?


Yah, kalo begini ya emang jadi balik lagi ke tujuan blog itu dibikin. Kalo Cuma pengen nyampah dan ngga bother kalo blognya sepi-sepi aja, so let it be. Ini era kebebasan informatika ceu! Informasi bertebaran dimana-mana. Tapi kalo si blogger butuh feedback dari pembaca, berarti memang harus mengemasnya sedemikian rupa, supaya si pembaca betah baca sampe akhir, bahkan tergugah untuk meninggalkan jejak. Termasuk temanku dan status facebooknya yang fancy itu.


Hiah. Kok lama-lama jadi ngga jelas begini yeuh tulisannya. Patut dicurigai kalo inti postingan ini adalah excuse kalo banyak tulisanku yang tidak memenuhi standar mutu. Muhahaha. Soalnya saya baru sampai pada tahapan menulis untuk diri sendiri. Bahkan hasilnya juga masih less-interesting. Ya, meskipun aku selalu menempatkan tulisanku ‘bercerita’ pada orang lain. Mungkin bawaan penyiar, dengan dalil ‘talk to a friend’-nya kali ya. Tapi sungguh, betapa beruntungnya mereka yang diberi gift : nulis buat diri sendiri aja jatohnya asik, apalagi nulis yang in purpose for certain advantage.


Hmmm, aku memang masih harus banyak belajar menulis. At least sekarang buat diri sendiri. Mungkin suatu saat aku bakal nulis buat tujuan tertentu. Belajar menulis, berarti belajar membaca juga ya. Wah, tiba-tiba jadi ngerasa, otakku sudah terlalu lama tumpul. Jadi pengen sekolah lagi. WAIT. Wow. Ngimpi apa coba, aku yang lulus kuliah 3 tahun 36 bulan :) ini tiba-tiba pengen sekolah lagi?? Wah wah, apakah susunan rasi bintang diatas sana ikut mempengaruhiku?


Have to admit, aku nih orangnya males baca. Baca sih suka, tapi bener-bener depends on mood. Diklat kuliah? Dibaca sih dibaca. Tapi jangan harap dibaca dengan senang hati sampe mengerti (aha!). Seingetku aku belom pernah baca buku non-fiksi dengan sepenuh hati. Eh pernah ding… Bukunya Budiman Hakim. Tapi itupun karena emang yang nulis jagoan, materinya aku suka dan konteksnya ngga serius. Lalu aku jadi sedih sendiri… Kok begitu yah? Kaya’nya ini juga yang bikin aku susah fokus. Kalo topiknya ngga aku suka, males. Padahal kan.. Hey, world doesn’t revolves only around me. Kadang seperti buku, kita harus ‘mengunyah’ situasi yang tidak kita suka, karena kita harus. Kita tidak selalu bisa menolak sesuatu semudah kita menutup sampul buku yang kita ngga mudeng ato ngga suka. Sometimes we should push ourselves through the limit. Begitulah cara hidup manusia dewasa. Jiahhh jiji dah.


Am not being skeptical and mind to generalized. Ini soal aku -yang seperti dalam hal menulis atau membaca- susah fokus sama satu hal sampai selesai. Bener-bener ngga beres. Balik lagi, contohnya ya postponed daily works yang akhirnya ngerepotin banyak orang. Tsk tsk tsk. Baaaaad me.


So let’s sum it up (karena.. hoaahhhmm udah mulai ngantuk) : rasa-rasanya aku harus memaksa diriku sedikit lebih keras untuk menyelesaikan segala hal yang sudah aku mulai. Entah itu membaca buku, menulis blog atau apapun. Karena apa? Yak benar sekali : world doesn’t revolves only around me.


Playlist udah mulai berulang. Udah lewat tengah malam. Ashtray choke-full. Besok bangun sahur. Bobo ahh. *yawn*



ps : ditulis tadi malam, diposting pagi ini

Tuesday, August 25, 2009

Disetrum lagi

*habis siaran pagi, belom mandi, ngebut skrip, trus blogwalking*


Menemukan satu (lagi) blog bagus yang menginspirasi. Punya seorang cewe yang metal, easy-going, tapi pastinya sangat pintar. Tulisannya bagus, inspiratip, bebas, segar, berisi.

Banyak banget tulisannya yang bikin aku mikir : "Iya ya".. Perjalanan hidupnya, pola pikirnya.. yah, meskipun pastinya dia waaaaaaaaaaaaaaay more intelligent and strong than I did. She's great. Blognya bikin aku kaya' disetrum.

Aku quote satu kalimat dari tulisanmu ya mbak... Maap aku ga ngelink blognya soalnya belom ijin. Habis si mbak pake Multiply sih, jadi aku ngga bisa feedback langsung :

"Justru perasaan menjadi inferior lebih merusak dibandingkan dengan perlakuan inferior dari orang lain. We are what we believe"

Monday, August 24, 2009

Current Obsession : PAUL BETTANY


Yes. PAUL BETTANY. Tokoh baru yang akan mewarnai mimpi-mimpi ala abege labilku. Muhahaha, najiiiis. Tapi tenang, ngga seperti pengkultusan cewe-cewe remaja terhadap Song Woo Bin-nya Boy Before Flower kok (coz I just can't get it... They said cowo-cowo yang kaya'nya ketiup angin aja rubuh itu COOL?). Dalam kasusku, biasanya aku suka sama satu aktor lantaran kebawa sama tokoh yang mereka peranin dalam film. So far ada 4 yang menarik perhatian (on gorgeousness order) : Johnny Depp, Matt Damon, Edward Norton, James McAvoy. No need further explanation, eh? So far peran yang mereka mainkan selalu menarik hatiku. Mereka berempat juga tidak tampan in a sweetish-poppish way, like.. Zac Efron. Mereka berempat nampak 'lelaki-sekali'! harharhar

Oke kembali pada Paul Bettany. Sebenernya udah mayan narik perhatian sejak dia main sebagai Silas di Da Vinci Code. Lalu 2 hari berturut-turut kemaren aku nonton 2 film yang ada dianya : The Secret Life of Bees as T-Ray dan Inkheart as Dustfinger. Then I realized, ketiga tokoh yang dia peranin; Silas, T-Ray dan Dustfinger, ternyata punya kesamaan : freak but faithful. Tipikal sidekick pula. AH. You know how I always looooooove sidekick! Dan saat itulah... Dewa-dewi cinta sejuta asmara mulai menembakkan panahnya menuju ke jantung hatiku. (Oke. mulai kedengeran kaya' lirik lagunya Ahmad Dhani versi RCM) ... So far aktingnya juga tidak mengecewakan. Maksudnya, character buildingnya menurutku sih selalu berhasil. Engga setengah-setengah. Pokoknya aku ngerasa : "gila, boleh juga nih!". Oh ya, satu lagi yang khas dari penokohan yang dibikin si om Bettany ini : tampang you-don't-know-that-i-care-about-you, bercampur sama anger dan desperate. Mulai bingung? Hahaha. Harap maklum ya. Lagi euforia nih!

Udah gitu tampangnya... Tsk tsk tsk... Apa? Ngga ganteng? Well, dengan garis dahi tegas, sehingga ngebikin bayangan gelap di area mata.. It's more than enough!
Later aku bakal lebih khusyuk mantengin si mas Bettany ini di film-film lain. Anyone?? :)

Paul Bettany; his wife, Jennifer Connelly; and their sons. Awww.

First thing first

  1. Berdoa;
  2. Brush those things up;
  3. Berdoa;
  4. Jangan takut kalo belom dicoba;
  5. Berdoa;
  6. Fokus dan konsentrasi;
  7. Berdoa;
  8. Jangan jiper sama eksesnya;
  9. Berdoa;
  10. Jangan mikir yang ngga perlu dipikirin;
  11. Berdoa;
  12. Jangan bosen berdoa.
QS. Faatir (35) : 2
“Whatever Allah grants to men of Allah’s mercy, there is none to withhold it, and what Allah’s withholds there is none to send it forth after that, and Allah is the Mighty, the Wise”

Sunday, August 23, 2009

Killing me softly with this song


kizutsuke atta kotoba mo
kasaneta namida mo
itsuka wa omoide ni naru yo
dakara...togireta Melody
mune ni dakishimete ashita mo ikiru daro...
anata ni aenakute mo

Sing without you
I'll sing without you
Can't you feel my heart
Falling through the rain

I sing without you
I'll sing without you
Can't you hold my tears
Cause, still I love you

I can't face the thought of being alone
I sing for the song still carries on
mune ni dakishimete omoi wo utawasete
koe ni naranakute mo

Sing without you
I'll sing without you
Can't you feel my pain
There's nothing I can do

I still have a longing for your memory
kizutsuku dake demo
kokoro wo tsutaetai yo

ima wa...hitori ni shinai de
furisosogu ame ni koware sona yume
ashita wo kanaderu kara

Sing without you... Read More
I'll sing without you
Can't you feel my heart
Falling through the rain

I'll sing without you
I'll sing without you
Can't you hold my tears
Cause, Still I love you

I'll sing without you
I'll sing without you
Can't you feel my heart
Falling through the rain

I'll sing without you
I'll sing without you
Can't you hold my tears
Cause, Still I love you


(culture shock? tenang! ini dia ENGLISH TRANSLATION-nya)

Hurting more than words could ever try to say
Once again my tears come raining down
Someday, though, I know that all I feel will be...... Read More

So I sing... this 'Un-ending Melody'...
Hold you close within my heart
and tomorrow will live again and
Maybe you and I will live there, too...

Sing without you
I'll sing without you
Can't you feel my heart
Falling through the rain?

I sing without you
I'll sing without you
Can't you hold my tears
Cause, still I love you

I can't face that thought of being alone
I sing, for the song still carries on
Hold you close within my heart and think of all the
songs we would sing
But your voice has faded soft away......

Sing without you
I'll sing without you
Can't you feel my pain
There's nothing I can do

I still have a longing for your memory
Even if it only causes pain...
I want to tell you of what's in my heart

But right now... there's no one here for me to tell...
Once again the rain comes pouring,
slowly seeming to turn into dreams
Where tomorrow is 'played' just like a song...

Ngeluh mulu.. Ngga capek bu?

Selesai siaran minggu, aturan sih nyicil kerjaan, tapi apa daya, kepengen curcolan dulu. Di luar juga panas, mo pulang agak maleysss.

Kepribadianku yang ngga jelas akhir-akhir ini semakin blur saja, setelah dihantam dari kanan-kiri-depan-belakang. Semakin ababil (abege labil) saja. Sebentar ketawa, sebentar (diem-diem) nangis. Sebentar pede, sebentar down. Sebentar tenang-tenang, sebentar grubyak grubyuk. Untung ketemu bulan Ramadhan.. Ngga tau nih, bisa sekalian jadi terapi. Syukur-syukur selesai Ramadhan, 'luka'-nya ikutan 'sembuh'. Amin.

Mungkin yang ngebaca ini blog dari awal sampe akhir sempet ngerasa empet (aha! rima!).. "Nih bocah kok NGELUUUUUH mulu ya sama idupnya? Emang idupnya sesusah apa sih?"

Ya, akupun berkali-kali bilang sama diriku sendiri seperti itu. Bersyukur nduk, bersyukur. Tapi aku cuma manusia biasa. Yang masih perlu banyak belajar buat kepala, apalagi buat hati. Padahal mata ini udah melihat banyak hal, kuping ini juga udah denger banyak hal YANG JAUH LEBIH PENTING buat dipikirin, JAUH LEBIH NGGA BERUNTUNG buat aku bersyukur sama keadaanku sendiri.

Just like couple of days ago, pas lewat daerah kampus, mo nganter si Via ke Simpang Lima. Aku ngeliat seorang bapak tua, berjalan terbungkuk-bungkuk, memakai topi berwarna pudar, celana kain yang dipakai terlalu tinggi diatas pinggang, kemeja yang kebesaran, tas berlaber sponsor entah apa dan menenteng sebuah timbangan badan. Cuma sekilas, tapi hatiku mencelos. Habis ngedrop Via, aku puter balik. Ngga tau pengen puter balik aja. Kucari si bapak. Dia ada di deket sebuah kios es buah. Parkir motor, aku pesen es buah, meskipun ngga pengen juga. Ngga tau sih kenapa aku musti sok-sokan beli, tapi feelingku bilang "Jangan keliatan nyamperin dia dengan sengaja, pake acara puter balik segala!" Sambil nungguin pesenan, aku deketin si bapak :

* sebenernya percakapan pake bahasa Jawa, tapi sudah ditranslate demi kepentingan pembaca dari Uzbekistan dan Maroko*

"Timbang badan ya pak? Saya nimbang ya"
"Silakan mbak. Gimana? Naik apa turun beratnya?"
"Hehehe berat saya naik! Makasi ya pak. Berapa?"
"Seikhlasnya mbaknya aja. Berapa saja boleh"
"Oh? Ermm ya.. ya.. pak"

Aku ngasi sekian rupiah. Abisannya di jalan pulang nyesel banget cuma ngasi segitu. Ngga tau, ngga bisa mikir. Bawaannya nyesek doang.

"Mmmm, pak? Saya beli es buah.. Bapak mau?"
"Oh engga usah mbak, saya masih kenyang"
"Dibungkus juga ngga papa pak. Siapa tau nanti di jalan?"
"Waduh, tas saya udah penuh mbak. Ngga usah, makasih"

Saya kembali nyesek. See? Si bapak sangat punya dignity. Dia tidak mau dikasihani. Inilah kenapa feeling saya berkata : Kalo mau nimbang, berusahalah keliatan kasual. Kalo perlu pura-pura beli es buah dulu.

Lalu si bapak bertanya dari mana asalku. Aku bilang dari Sampangan. Dan si bapak dengan ceria bilang :

"Oh Sampangan? Saya barusan dari sana mbak.. Jalan kaki"

Lagi-lagi aku speechless. Selanjutnya si bapak bercerita soal anak-cucunya yang tinggal Jogja. Dia memilih pekerjaan ini karena tidak mau merepotkan mereka. Di Semarang dia tinggal sendiri, menghidupi diri sendiri dengan berkeliling, menjajakan jasa timbangan (yang aku reken tidak presisi lagi), berjalan kaki di usianya yang begitu senja.

Lalu aku cuma bisa malu. Ngga perlu dibilang kenapa, pokoknya aku malu. Bodohnya aku selalu lupa akan rasa maluku ini dan terus-terusan ngeluh. Parahnya lagi, udah ngeluh, bikin excuse pula. Ya Allah, penyakit hati yang kaya' begini nih yang jadi masalah gede. Bukankah kesedihan dan rasa tidak bersyukur yang berkepanjangan tidak sehat untuk kesehatan jiwa?? Kuatin niat dan tekad saya Ya Allah... Biar saya ngga cengeng dan jadi tukang ngeluh lagi.

Easy to said, rigid to done. But it ain't impossible, 'aite?

Saturday, August 22, 2009

Quickie quickie..

Ditengah-tengah ke-hectic-an yang tidak menentu, mari update sedikit :
  1. Alhamdulillah semalem sempet tarawih di mesjid deket rumah. Agak telat sih, dapet tempat di teras luar. Tapi yuaolo amit-amit deh ramenya itu balita-balita yang dibawa ibu-ibu. Ada kali sekitar 15 orang, dan semuanya bemain di pelataran masjid dengan gembira ria tanpa dosa.. Ribut banget. Mereka juga berlarian di sela-sela jamaah, melintasi sajadah. Argh, I merely focused! Besok lagi datengnya agak awal deh, biar dapet tempat di dalem. Kalo masalah saur pertamanya.. ummm nyesek. Ilang. Ah sudahlah.

  2. Ketemu sama mbak Adel sang psikolog lagi, ngobrol lagi dan dia memberiku nomer telpon psikiater! Wow, shoulda, woulda, coulda aku pergi ke psikiater dan menelan obat untuk luka batinku? Gila yah... Disuruh ke psikiater lho! I guess dipending dulu deh ya. Duh, jangan sampe ntar someday ada postingan Youtube dimana aku menangis, menyanyikan lagu Duh Engkang sambil nari poco poco...

  3. Ngerasa bersalah sama mas Iyan, bagian produksi kita, soalnya i'm soooooo late ngasi materi buat diproduksi. Jadilah kerjaan dia numpuk. Ngga nyalahin sih kalo dia jadi bad tempered. Wong gara-gara akunya bodohbodohbodoh. Procrastinator kelas berat. Begini aja masih letoy, gimana besok-besok? World ain't revolves ONLY around me, ME moron!

  4. Pengen beli sepatu, tapi 'kepercayaan diri' alias duitnya lagi engga ada. Mungkin ntar abis gajian ya. Pengen beli jaket. Pengen ambil conversation class. Pengen beli shawl. Pengen beli blueberry cheesecake (OOps!). Pengen servis si Peggy juga, kesian dia kemaren abis maraton jarak jauh mulu. Aduh aduh, ini nafsu duniawi, harus diredam! Huhu tumben sadar.

  5. Recently listen to these, over and over again : lotsa Greenday's (terutama Peacemaker, Last Night In Earth, Give Me Novacaine), Stupify - Disturbed, Longing - XJapan, Fireflies - Owl City, Breakeven - The Script, Life is Wonderful - Jason Mraz... dan beberapa lagu lain yang randomly dimasukin playlist, sesuai suasana hati. Tapi yang diatas itu selalu ada.

  6. Berusaha menahan diri untuk tidak selalu berpikir buruk terhadap.. sebut saja Mr. X (wah kaya' teroris aja!). Yes, this Mr. X, one of my colleague in office is my BIGGEST TRIAL in this fasting month. Karena si Mr. X ini kondang sekali dengan NATEO (No Action, Talk&Eat Only)-nya, jadi bawaannya kalo ada dia tuh kepala selalu mikir "Hayah, ngemeng aja lo!" Dududuhhh jahatnya pikirankuuuu. Ampuni aku Ya Allah. Tapi emang dia tuh gitu, kaga beres kerjanya... (masih tetep misuh! hahahaha, jangan ah! istighfar, istighfar..)

  7. Praying, wishing, waiting (and also creating) for the rocket to come. Semakin merasa insecure dari hari ke hari. Kalo ini sih cuma Si Boss Besar Penguasa Semesta Alam yang bisa ngebantuin. Moga-moga barokah. Amiin.
Itu dulu deh buat hari ini... Nanti disambung lagi. Moga-moga puasa pertamanya tuntas ya semuanya! Ngga cuma dapet laper tapi dapet berkah juga :)


Friday, August 21, 2009

Never.. Really, I never...




... misses Ramadhan as much as right now...

..so..


SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

Semoga berkah-NYA kita rengkuh
Rahmat-NYA kita sentuh


Mari menjadi umat-NYA yang lebih baik
di bulan Ramadhan kali ini :)

Thursday, August 20, 2009

One of the most heart-melting love song



I text a postcard sent to you
Did it go through?
Sending all my love to you
You are the moonlight of my life every night
Giving all my love to you
My beating heart belongs to you
I walked for miles 'til I found you
I'm here to honor you
If I lose everything in the fire
I'm sending all my love to you

With every breath that I am worth
Here on my heart
I'm sending all my love to you
So if you dare to second guess
You can rest assured
That all my love's for you

My beating heart belong to you
I walked for miles 'til I found you
I'm here to honor you
If I lose everything in the fire
I'm sending all my love to you

My beating heart belong to you
I walked for miles 'til I found you
I'm here to honor you
If I lose everything in the fire
I'm sending all my love to you
Did I ever make it through?


Billie Joe wrote this song for his wife, Adrienne.
Imagine, lagu cinta buatan seorang ROCKSTAR untuk ISTRINYA.
Bukan untuk flirting dengan groupiesnya.
Aghh, envy envy envy.

Monday, August 17, 2009

Merah dan Putih

catatan : hari ini saya akan mencoba menulis TANPA sisipan bahasa Inggris. Saya juga akan mencoba untuk menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hmmm. Saya coba.

Selamat ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-64!

Ohhh, nuansanya... Membuat saya terharu biru tanpa alasan pasti! Mungkin karena saya teringat ketika saya masih menumpahkan keringat dan air mata saat saya tergabung di Paskibar (ejaannya memang Pas-Ki-Bar.. SMA saya memang gemar tampil beda). Mungkin karena saya mendengar lagu-lagu perjuangan yang saya putar saat siaran pagi ini. Atau mungkin karena saya melihat suasana upacara di Istana Merdeka yang begitu khidmat. Bahkan sekedar melihat bapak-bapak yang mengecat gapura di kampung masing-masing pun sudah membuat hati saya tergetar luar biasa. Semoga ini adalah tanda kalau saya masih cinta negara saya.

Saya ingat, dulu ada momen-momen tertentu yang membawa rasa hangat yang entah apa di dada saya. Saya lebih suka mendeskripsikannya sebagai sesuatu yang "Sangat Indonesia". Dan saya merasa... bahagia. Agak terasa berlebihan memang, tapi begitulah yang saya rasakan.

Salah satunya adalah ketika saya terjebak kemacetan di daerah Johar, saat kampanye Pilpres yang lalu. Saya melihat banyak sekali keluarga sederhana, terdiri dari bapak-ibu-anak, berdesakan naik satu motor, mengenakan atribut partai dan membawa bendera merah putih. Cuaca saat itu panas sekali. Tapi mereka begitu bersemangat, riang berceloteh dalam bahasa Jawa. Entah karena ada iming-iming imbalan, saya tidak tahu pasti. Senyum mereka bahagia, merayakan kebersamaan mereka. Anak-anak menyerukan yel-yel partai yang mereka tidak tahu artinya. Bapak-bapak penarik becak tertawa bersama rekan sejawatnya. Ibu-ibu dengan gincu dan bedak tersapu keringat berbinar berdesakan diatas mobil bak. Tapi mereka bahagia, mereka merayakan kebersamaan mereka. Apapun yang terjadi dengan kondisi dapur di rumah, tinggalkanlah. Mereka berbahagia.

Melihat mereka, otot wajah saya ikut tertarik dan membentuk seulas senyuman. Saya percaya, saudara-saudara kita dari kelas menengah kebawah punya segala kejujuran. Jika tertawa, berarti mereka memang punya secercah kebahagiaan. Jika lelah, mereka tak akan selihai para artis dan pejabat dengan pura-pura tersenyum. Oleh karena itulah, melihat mereka berpesta, saya ikut bahagia. Inilah negara saya. Dengan orang-orang dari kalangan sederhana yang selalu bisa menjadikan hal-hal sederhana jadi sebuah perayaan yang gembira ria.


Pagi ini, mau tak mau saya juga teringat film yang saya saksikan di bioskop 2 hari yang lalu. Judulnya MERAH PUTIH. Para pembuatnya menyebut film ini sebagai "Trilogi Merdeka". Karena film ini memang terbagi jadi 3 bagian, dan yang saya saksikan tempo hari adalah seri pertamanya. Saya menonton bersama teman-teman kerja, karena radio kami memang menjadi salah satu rekanan media promosi film ini. Para artis pendukungnya sempat datang ke studio dan kami pun berkesempatan datang di acara jumpa artisnya.


Film ini berlatar belakang tahun 1947, saat Agresi Militer II pimpinan Van Mook mendera Indonesia. Fokus ceritanya adalah 4 orang pemuda yang tergabung menjadi Tentara Rakyat. Mereka berempat punya latar belakang, watak dan etnis yang berbeda. Ada Amir si mantan guru sederhana yang terkondisikan menjadi pemimpin; Marius sang priyayi Jawa yang sombong, arogan tapi berpendidikan; Dayan si bli Bali yang pendiam tapi berkepala dingin; dan Tomas, pemuda Sulawesi yang menyimpan dendam karena seluruh keluarganya dibunuh oleh tentara Belanda.

Saya memuji ide film ini. Mengemas film perjuangan menjadi film yang tampak kasual seperti layaknya film-film drama yang marak ada, tapi dengan pesan yang sama sekali tidak dangkal. Nilai plusnya, ada begitu banyak insan perfilman Hollywood yang bergabung menjadi tim efek spesial film perang ini, sehingga secara penampakan film ini menjanjikan sesuatu yang berbeda. Saya jadi penasaran menantikan seri kedua dan ketiganya.

Sayangnya, ada banyak hal yang mengganggu saat menonton film ini. Mungkin karena begitu ingin membuat film ini 'kasual', justru banyak hal-hal yang terlalu 'manis-yang-tidak-pada-tempatnya' masuk ke film ini. Misalnya penggambaran adegan pelatihan mereka yang tampak 'lembek'. Misalnya : disana digambarkan para calon tentaranya, di tahun 1947, di masa perang, mendapatkan seperangkat lemari, meja-kursi, dan ranjang di barak mereka. Mereka bahkan sempat berganti piyama, dan mengobrol menjelang tidur layaknya penghuni kos putri. Padahal barak itu, tepatnya barak Bantir Sumowono, adalah barak yang sama tempat pelantikan Paskibar angkatan saya. Dan disana, kami tidur hanya beralas jas hujan, dengan seragam latihan kotor dan sepatu basah masih menempel di badan kami!

Belum lagi adegan pesta dansanya (sempatkah mereka menggelarnya??), adegan percakapan di tengah-tengah desingan peluru di malam buta (sekali lagi, sempatkah mereka melakukannya??). Dan penggunaan bahasanya... Menurut saya sangat tidak luwes. Ya, memang di kala itu belum ada bahasa pergaulan yang tidak baku. Tapi masalahnya bukan soal baku atau tidak baku. Tetapi masalah diksi atau pilihan katanya... Beberapa aktor pendukungnya juga kurang maksimal dalam pembangunan karakternya.

Ah, banyak sekali faktor yang sumbang di dalamnya. Tapi sekali lagi, saya memuji itikad baik pembuatan film ini. Agak kecewa, tapi saya tetap menantikan seri selanjutnya.

Oh ya, karakter favorit saya adalah Dayan. Ya benar, saya memang sering jatuh cinta pada karakter pendamping, bukan pemeran utama. Karakter Dayan begitu kuat. Entah karena Teuku Rifnu Wikana yang berlatar belakang dunia teater, atau tokoh Dayan yang memang sangat berkarakter. Atau bisa jadi karena keduanya : Teuku Rifnu Wikana yang begitu lihai membangun karakter sang bli Dayan. Meskipun tidak setampan Zumi Zola atau Donny Alamsyah yang dielu-elukan seluruh remaja putri yang hadir, bagi saya Teuku Rifnu Wikana dan penokohan Dayan-nya lebih menempel di hati. (foto : Facebook Teuku Rifnu Wikana)

Sekilas berita tidak penting, pada acara jumpa artis, saya sempat memfragmenkan adegan Dayan favorit saya, di depan semua yang datang, termasuk Teuku Rifnu Wikana. Gara-garanya, sang pembawa acara menyeret saya untuk mengikuti sebuah permainan. Ha, sebagai rekan seprofesi, mana mungkin saya menyusahkannya? (bagi seorang pembawa acara, hadirin yang kooperatif untuk diajak mengikuti permainan adalah sebuah anugerah!)

Lalu, setelah mengikuti aturan main yang ditetapkan, dengan jumawa saya melakukan adegan ketika Dayan menyelamatkan Amir dan istrinya dari peluru tentara Belanda. Dayan menjeblak pintu, menebaskan parangnya pada si tentara Belanda di waktu yang tepat, kemudian berkata santun kepada si Amir dan istrinya yang masih terkaget-kaget : "Merindukan saya?". Hahaha, sungguh menyegarkan!

Itu dia sekelumit momen 17 Agustus saya tahun ini. Bagaimana dengan Anda? Momen apa yang membawa Anda terharu-biru di tanggal 17 Agustus ini? Ataukah hari ini berlalu biasa saja bagi Anda? Apapun itu, tidak menjadi masalah. Tidak ikut upacara pun tidak apa-apa. Yang penting pastikan Anda tidak menjadi skeptis terhadap negara kita tercinta ini. :)

Friday, August 14, 2009

Burning down the bridge

Rabu malem kemaren i stayed over nite di tempatnya si Bebek, my highschool bestie. Niatnya sih kaga nginep, tapi ngobrol kemaleman, dan akunya malah jadi ngantuk, mana rumahnya di Kedungmundu, yo wis, akhirnya nginep seadanya.

That nite, si Bebek lagi packing. Si lady-traveller ini mo menyambangi sang kekasih di negeri tetangga. Konon mo ketemu keluarga si cowo juga, jadi persiapannnya agak to-the-HE-and-the-BOH.. hehehe. Pas aku dateng kamarnya udah kaya' kapal pecah : mo pake ini ato itu, apakah baju ini cukup decent ato engga, mending bawa ini atau itu, dan begitulah dan begitulah... She's so thrilled! hihihi menyenangkan.

Habis itu kita leyeh-leyeh dan ngobrol ngalor ngidul, sampe ke sebuah pembicaraan tentang moving from our comfort zone. Dalam bentuk yang berbeda, kita berdua harus segera keluar dari 'zona nyaman yang kita kuasai dan kita biasa berada di dalamnya'. Dia versus relationshipnya yang terlalu 'settled'. Saya versus my bedlam life, of course. Meskipun itu berarti kita less control, bersusah payah, dan merasa 'this is not fit, this is not right'... Well, that's why it called "moving from comfort zone".

Dan khusus buat saya, si bebek berkata keras :

YOU SHALL BURNING DOWN THE BRIDGE
SO THERE'S DEFINITELY NO TURNING BACK.


Good point. She just said the most terrifying thing. The million dollar question. The incubus in my sleepless night. And I have to facing that GIANT.

But first, I shall find which bridge i'll pass. Then burning it.

Oh God, please stay with me.

Wednesday, August 12, 2009

Wake Me Up When September Ends



Summer has come and passed
The innocent can never last
wake me up when September ends

like my father's come to pass
seven years has gone so fast
wake me up when September ends

here comes the rain again
falling from the stars
drenched in my pain again
becoming who we are

as my memory rests
but never forgets what I lost
wake me up when September ends

summer has come and passed
the innocent can never last
wake me up when September ends

ring out the bells again
like we did when spring began
wake me up when September ends

here comes the rain again
falling from the stars
drenched in my pain again
becoming who we are

as my memory rests
but never forgets what I lost
wake me up when September ends

Summer has come and passed
The innocent can never last
wake me up when September ends

like my father's come to pass
twenty years has gone so fast
wake me up when September ends
wake me up when September ends
wake me up when September ends

Can't Hardly Wait for this WONDERLAND

Huduh, ngga sabar nonton film yang satu ini : Tim Burton's ALICE IN WONDERLAND. Another Tim Burton-Helena Bonham Carter-Johnny Depp's movie. Tapi Maret 2010 rilisnya. Ugh ugh masih lama... Public Enemy aja belom nonton.

Anywayyyy, biar ga penasaran (jelas maseh penasaran dong ah!!) ini dia teaser trailernya :

Zacky Mengejar Mimpi

Our friend, Zacky a.k.a Zee a.k.a Ziziligizee a.k.a Zivanna Letisha Wannabe punya mimpi. Someday, dia pengen jadi seorang desainer sukses. Dia bakal punya butik, suami yang tampan, anak-anak yang lucu.. ups! Salaahhh.. Yang bener poin yang pertama : Punya butik. Role modelnya adalah Barli Asmara, katanya desainnya lucu dan berkarakter. Orangnya juga ganteng (ups!)

Di saat senggangnya Zee suka gambar-gambar desain baju. Di kertas, di whiteboard ruang meeting, di tisu pas lagi makan, dimana-mana. Dulu dia sempet sekolah tata busana di AKS, tapi ngga lanjut karena ada beberapa handicap. Akhirnya sekarang dia kursus sama seorang mantan gurunya di AKS, tapi ternyata pelajarannya malah lebih practical. Dia udah bisa bikin pola, ngejait, bahkan mewujudkan 2 desainnya jadi baju beneran. Yang pertama dia pake ukuran badannya Sita, yang kedua dia pake ukuranku :)

After a looooong winding road (pake ada acara salah ngukur segala), baju dengan ukuranku akhirnya udah 98% jadi. Cuma tinggal ngerapiin ujung bawahnya aja. Tapi overall sudah layak pakai, dan... VOILA! Ini dia hasilnya (pardon the boleng2 of my lutut ya) :


(Next, gayanya kaya' desainer muncul di runway after the show)

Not bad for a beginner, eh? Mungkin karena modelnya juga cantik:) Heuheuheu. Anyway, you go Zee! Moga-moga keturutan mimpinya jadi desainer. Ayo semua sama-sama bilang : "AMIIIINNN" :)

Tuesday, August 11, 2009

Spotted : Four Ferocious Girls in One Single Conspiracy



Location : Meja bunder tempat ngumpul anak-anak
Suspect(s) : OW (24++), VB (24++), Wul (23++) dan DN (24++)
Intention : Membahas sesuatu yang "kecil tapi berpotensi jadi besar".

Tunggu tanggal mainnya :)

Monday, August 10, 2009

Sport Issues

Di blog yang lama aku sempet cerita soal acara senam-senaman aerobik yang aku ikutin beberapa bulan yang lalu. Bukan biar singset, buat olahraga aja. Habisan kegiatannya cuma wara-wiri naek motor, ngejogrok di ruangan ber-AC, makan, tidur, nikotin, kafein... Huduhhh. Akhirnya sanggar senam inilah, sebut saja sanggar senam Santi Anni :), yang membantuku sedikit bergerak dan mengeluarkan keringat.

Dulu pas awal-awal ikut sempet culture-shock, sama ibu-ibu dan mbak-mbak berpakean setengah bikini itu. Sampe sekarang juga masih suka terkaget-kaget sih sama kultur persenaman itu. Yang paling ngga abis pikir adalah kesukaan para aerobiker itu pake stoking.. yang warnanya coklat, tapi jauh lebih muda dari kulit yang sesungguhnya. Tadinya aku pikir itu buat gaya. Nah kan, kalo emang buat gaya kenapa ngga yang warna merah, item ato ijo, dimatchingin sama baju senamnya? Soalnya kadang kalo keringetan, stoking warna coklat itu suka keliatan belang-belang. Ngga gaya dong??

Trus kupikir-pikir lagi. Mungkin bukan buat gaya, tapi buat ngoreksi kondisi paha dan sekitarnya kali ya... Tapi teteup, kenapa harus warna coklat-cenderung-putih nanggung gitu sih? Anyone?

Bukan cuma masalah stoking aja... Mbak-mbak aerobiker di tempatku juga suka heboh kalo ada satu yang bawa dagangan baju senamnya. Trus mereka pada jerit-jerit kecil kalo nemu yang modelnya lucu-lucu. Trus pada copot-copot baju, nyobain celana-celana mini yang kalo aku make pasti nyangkut sampe lutut doang. Meriah deh pokoknya.

Oh and talking about model baju senam... Hmm, aku juga masih suka ber-shock-shock-ria. Ada yang coraknya belang macan, atau mengandung juntaian kain tile berbentuk semacam tutu kecil, bahkan sempet ada yang warnanya EMAS! Kemaren sempet incognito ambil poto, tapi pas kostumnya ngga ada yang heboh-heboh banget. Oh dan posting foto berikut ini tidak bermaksud untuk mencemarkan nama baik siapapun lhow. Moga-moga ga ada masyalah ya :)





(Oh and that's me. Yang di ujuuuuuung. Reflected from the mirror. Pake tanktop item dan legging abu selutut. Itu wardrobe udah yang paling maksimal deh)

Okay. Masih ada hubungannya sama olahraga nih. Kemaren Minggu dong, aku, Via, Mas Nuno dan Wahyu made an arrangement buat jogging di Mugas, pagi-pagi sebelom siaran Sunday Music! Tadinya Wulan sama Radith mo ikutan juga, tapi mereka tepar dua-duanya. Ya sudah kita capcus berempat aja. Yang paling pagi mas Nunow sama Wahyu, aku datang belakangan, baru si Via.



And you know what? Sanggar Senam Santi Anni itu lumayan membawa progres buat stamina saya yang tante-tante ini. Jadi tuh dulu pas SMA, jaman ikutan paski, lari di Mugas itu udah kaya' gosok gigi deh. Saben minggu pagi sama senior disuruh lari muter minimal 6 lap in a row ga pake brenti. Setelah lulus SMA, ga pernah ada pelajaran olahraga dan seiring bertambahnya usia, lari 2 kali aja udah ngos-ngosan buanget. Nah kemaren Minggu, setelah mulai kebiasa senam, aku bisa lari 5 lap berturut-turut lhooo... Buat aku luwar biasa ituhuhuhuhu.

Habis jogging capek, kita berempat lanjut ngebubur ayam. Biar semakin berasa Minggu pagi ala Semarang banget gitu lhow. Sayang siaran, kalo engga kaya'nya lanjut ngubek Simpang Lima ato naek andong sekalian. Hihihi.

Spot makan bubur ayamnya sempet bikin bingung, yang mana enaknya. Akhirnya kita belok ke satu vendor (hayah!) bubur ayam yang keliatan meyakinkan. Ngga nyangka ternyata bubur ayam jamur yang kita pilih laksana apel dosa di taman syurga (agh lebayyy) Kita terjebak BUBUR AYAM MAFIAAAA! Rasanya ngga seberapa harganya 11 ribu! Kaget aku ketika si ibu ngecharge buat bubur ayam plus minum plus krupuk buat kita berempat 60 ribuuuuu. Ck ck ck. "Kepercayaan diri" kita langsung ngedrop. Hihihi.





Watch the photos carefully, and you'll know, sebelah mana bubur ayam mafia itu. Kita pisah jalan disitu sambil ketawa-ketawa. Aku sama Via ke studio buat siaran, Mas Nuno sama Wahyu mo nyuci deh kaya'nya. Habis itu siarannya ngantuk, capek, belom mandi pula.

Dan pagi ini, begitu bangun tidur, ototku pegel semua! Hihihi.


Cogito ergo sum : NOT

If that is as easy as now, when it came to me, why was it remain unfinished for the whole past years?

So what’s the meaning of ME? Was that true? Was that real? All of those thing?

I recall, I rarely had unquestioned statement. I had to ask. Ask. Ask. Ask. Ask as hell.

And all of those razzle-dazzle? Easy as professional, easy as flippin palms. Arrange, rundownize, giggle, play some coy, rubbin back, flattered, answer questions. Done. Sincerity please step aside to the bench.

GOD. Was I stupid?

It’s no longer important.

Saturday, August 8, 2009

Saturday mourning

Di tengah ingar bingar isu kematian Noordin M. Top, bombing di Bekasi, penggerebekan bomb safehouse di Temanggung, wafatnya mbah Surip dan WS Rendra...



...Last Friday, August 7th, our beloved, irreplaceable announcer, Toemondjo Turquoise had passed away. May his soul rest in peace, and bless the family that had left behind.

We do love you, mbah Mondjo.. Yesterday, today and tomorrow...

Friday, August 7, 2009

Tabete Kudasai!

Kamis kemaren saya puasa. Alhamdulillah bukan dalam rangka nyaur puasa (udah lunas lho! tumben, soalnya biasa nyaurnya selalu mepet). Pas deket-deket waktu buka, came up ide buat makan di luar. Ahhh, anak sini mah! Ga usah heran, ada ga ada duit , buka ngga buka puasa pokoknya jajan! Hihihi. Trus kita niat mo nyobain Manggala, foodcourt baru di Kampung Kali situ. Aturan sih tuh foodcourt baru opening hari ini, ada arteis-arteis ibyukota dateng segala macem. Tapi lapernya kemaren, ya makannya kemaren dong ah.

Akhirnya terkumpul beberapa jejaka dan satu gadis kelaparan buat makan disana. Bingung mo makan, akhirnya kita ended up di sebuah gerai steak n japs food gitu deh. Dibilang murah engga juga, tapi masih affordable lah. Tapi teteup, we can't make itu without Mas Nunce yang telah mengangkat 'harga diri' dan 'kepercayaan diri' kita yang cuma bawa duit 10-20ribuan ini. Dengan kata lain nambelin dulu. Hihihi. Welopyu lah!










Bersama dengan lelaki-lelaki ini, mereka semalam 'lelaki' sekali. Makannya buanyak! Padahal porsinya seabrek-abrek. Kenyangku udah sampe di leher, tapi mereka masih tetap makan dengan girasnya. Ahhh, aku suka sekali jika para lelaki ini makan semakan-makannya. Soalnya ada suatu masa dimana oknum-oknum yang ada diatas ini menjelma menjadi "calorie counter". Makannya pada dikit, diukurin asupan kalorinya. Huduhhhh. Yang cewe-cewe aja pada kalah! Tapi sekarang masanya lagi engga... Mereka lagi makan aja sesukanya gitu.

Oh ya, sebenernya mo posting foto perut mereka jaman masih nritik sama makanan dibanding sekarang, tapi kok tiba-tiba ga tega... Next time aja deh, kalo napsu banality in blogging ku lagi keluar. Heuheuheu.

A Thousand Splendid Suns


A THOUSAND SPLENDID SUNS. Akhirnya kebaca juga nih buku satu. Udah lamaaa banget mo minjem si Zakee tapi kaga dibawa-bawain. Ntah kemaren kerasukan apa tuh bocah, kaga diingetin, tau-tau dibawa ajah. Hohoho, lumayan buat bacaan kalo pas nganggur di rumah.

Eh ternyata baru keingetan kalo pas dibawain buku itu, aku mesti jaga studio mini di PRPP. Berhubung si Nuno, oknum partner jaga datangnya agak2 "di luar kebiasaan" sementara mas Tolani sang teknisi tergeletak lelah di atas MMT.. Akhirnya daripada cengoh, itu buku aku baca-baca sambil jaga. Abis 3/4 bagian. Dilanjut besokannya, kelar deh. Kurang dari dua hari aja ngebacanya.

Cepet ngebacanya karena faktor flow plotnya yang emang enak, khas Khaled Hosseini. Sama seperti The Kite Runner, disini penuturannya juga begitu detil, tenang, ngga 'melonjak-lonjak', tapi klimaks yang diperlukan tetap terasa di bagian-bagian tertentu. Sisi humanis berlatar pendudukan kaum Komunis lalu Taliban di Kabul, isu minoritas perempuan, dominasi laki-laki, dan pemikiran sempit orang tua terhadap anak-anaknya tergambar samar tapi kuat disini. Jika buku ini diandaikan masakan, kita ngga disuruh langsung mencecap rasanya, tapi aromanya menguar, dan membuat kita tahu, seperti apa rasanya.

Membaca buku ini berkali-kali hatiku miris. Kejadian di dalamnya bukan fiksi. Ini memang ada. Lalu aku bersyukur. Dan mengagumi kejeniusan Khaled Hosseini merangkai kata. Indah.

Kalo disuruh ngebandingin, bagusan mana A Thousand.. sama Kite Runner, menurutku ngga bisa dibandingin. Sama, tapi beda. A Thousand lebih sepi, subtle, tapi pedih. Sementara Kite Runner lebih dinamis dan ujung-ujung klimaksnya terasa tajam. Dua-duanya indah, recommended dah!

Thursday, August 6, 2009

Smile smile smile




In the sky tonite, hangin one perfect full moon. Dan akupun melamun.(Hey that rhymes!)

Teringat tadi pagi, setelah lama ga ketemu, Bang Ade berseru (rhymes again!):

"Oh Dila, come on gimme your smile! I miss your smile!"

Well actually i do miss myself smiling unconditionally too. Now, I need a big effort and certain circumstances just to make one little smile.


I miss my own smile, i really do...

Tuesday, August 4, 2009

My Sister's Keeper


Beli buku ini hari Sabtu kemaren. Baruuuu aja selese 5 menit yang lalu. Gara-garanya kemaren penasaran sama trailer film yang diadaptasi dari buku ini pas direview sama ILFIL, radioshow film kita.

Ngabisin bukunya ngga terlalu butuh perjuangan. Perjuangannya karena lagi pilek, jadi baca agak banyakan, matanya jadi perih. Bukunya sendiri nyeritain tentang seorang Anna Fitzgerald, gadis berumur 13 tahun yang menuntut orang tuanya sendiri atas kebebasan badannya sendiri. Soalnya selama 13 tahun Anna selalu jadi donor buat segala 'kebutuhan' Kate, kakak Anna yang menderita penyakit leukimia langka yang sangat mematikan. Mulai dari darah tali pusat, limfosit, sumsum tulang, you name it, Anna mendonorkannya demi memperpanjang hidup Kate, even sejak Anna baru lahir. Ironisnya, Anna bahkan 'dibuat' lewat rekayasa genetika, untuk memprovide kebutuhan donor Kate, yang emang ngga bisa dilakukan oleh orang lain. Dan saat Anna diminta menyerahkan 1 ginjalnya, Anna menuntut orang tuanya.

Tapi ceritanya kemudian ngga menggelinding sesederhana itu. Ada banyak konflik di dalamnya. Apalagi kita bakal ngeliat dari banyak sudut pandang : Anna, Sara sang Ibu, Brian sang Ayah, Jesse kakak lelaki Anna-Kate yang rebel, Campbell Alexander sang pengacara yang disewa Anna, dan Julia wali ad litem Anna. Ngga pusing kok, soalnya kita langsung dikasih tau : sekarang lagi ngebaca dari POV siapa. Saat melihat dari sudut pandang Anna, sesaat kita bakal mengira Anna jahat. Saat melihat dari sudut pandang Sara, sesaat kita bakal merasa si ibu ini egois karena mengira dunia cuma berputar di sekeliling Kate saja. Susah nentuin siapa yang jahat, siapa yang baik. Semuanya bias, tapi sebuah rahasia bakal terbuka di bagian akhir.

Overall buku ini sangat menarik, tipe buku yang ngga bisa berhenti dibaca sebelom abis. Sayang terjemahannya sangat 'terjemahan' sekali. Banyak yang masih terasa Inggris-yang-di-Indonesia-kan, kurang smooth rasanya. Alurnya semakin kebelakang juga semakin lambat. Tapi ngga sampe bikin gifap kok. Tetep menarik, dan dikit-dikit nambah pengetahuan soal dunia kedokteran dan sistem hukum Anglo Saxon ala Amerika.

Filmnya sih belom nonton, tapi menurut si wikipedia, perbedaan antara buku dan filmnya lumayan signifikan. Menyangkut siapa yang meninggal dan siapa yang survive. Hohoho. Hayo silakan dibaca dan ditonton sendiri.

Oh ya, ini dia trailer filmnya :


Dengan menyebut Basmallah..

...Bismillahirrahmanirrahim,

mari mengadu keberuntungan.








Monday, August 3, 2009

Cepet sembuh mbah Mondjo...

Namanya Toemondjo. Nama warnanya Turquoise.

(In case you don't know, radio tempat aku kerja ini menambahkan nama 'warna' di belakang nama on air para penyiarnya. Contohnya saya, nama saya Dila, nama warna saya Navy.)

Kembali ke mbah Toemondjo. Kita biasa memanggilnya mbah Mondjo. Ya, pake 'mbah', soalnya usianya sudah 80 lebih. Tapi beliaunya begitu fit dan grapyak. Beliau mengasuh acara wayang tiap malam Jumat, dari jam 9 malam sampe jam 5 keesokan paginya. Tutur kata mbah Mondjo begitu lembut, dan suaranya pas lagi on air, dengan bahasa Jawa alus dan timbre suaranya yang berat... Hmmm... Begitu kebapakan. Ditemani kopi dan rokok kretek, beliau melek sampe pagi. Hebatnya lagi, dari rumahnya di Pucanggading sampe ke studio, beliau yang notabene sudah sangat sepuh ini selalu pulang-pergi sendiri naek angkot, ngga pernah mau dianterin.

Malem Jumat kemaren mbah Mondjo sakit. Badannya panas tinggi, tapi maksain dateng buat siaran wayang. Sampe studio turun angkot aja sampe ngga sanggup. Akhirnya mbah Mondjo ngga siaran malem itu dan pulang ke rumah. Hari Minggunya kita dapet kabar ngga enak : mbah Mondjo masuk ICU. Katanya ada masalah dengan jantungnya dan beliau sempet koma. Systole/diastole-nya ngga normal, tinggi banget katanya. Tapi sampai sekarang belom diketahui apa triggernya. Soalnya selama ini ga ada symptoms apa-apa.

Hari ini mbah Mondjo sudah keluar dari ICU dan masuk ruang perawatan. Kami datang menjenguk, tapi beliau masih belom sadar. Keluarganya berkumpul. Wajah-wajah mereka lelah. Salah satu putrinya ngga berhenti membaca ayat suci. Bau obat menguar dimana-mana. Mbah Mondjo terlihat begitu ringkih, terbaring di ranjang, dengan berbagai selang itu... Ah.

Teman-teman, mohon doanya ya. Biar mbah Mondjo cepat sembuh. Biar bisa wayangan lagi. Biar bisa ngopi-ngopi lagi. Biar sehat lagi.


ps : rumah sakitnya salah nulis nama nih..

Akhirnya tumbang juga...

Yah elah, bukannya diniatin lah ya. Siapa sih yang mau sakit?? Tapi malem minggu kemaren akhirnya aku tumbang juga dengan serangan radang tenggorokan, pilek, batuk, demam, plus nyeri-nyeri sendi nggregesi.

Sebenernya beberapa minggu aku ini mulai curiga ada yang salah sama badan ini, tapi akunya lagi ga punya kendali penuh atas bybs (badan yang bersangkutan). Makan ngga doyan (imagine that! me! losing appetite!), that tingle on my stomach and the terribly unstopable heartthrobbing. Ngga bisa tidur sebelum jam 11 malam, selalu bangun jam 2/3 dinihari, dan biasanya ngga bisa tidur lagi sampe pagi. Belum lagi semua kelelahan pikiran itu. Psikosomatis, sure thing.

How pathetic i am. Sumpah aku ngga pengen begini. Sampe sakit-sakit begini. Aku sudah melakukan tindakan pencegahan, tapi seluruh inderaku menolak. Akhirnya begini ini. Mulai berasa parah pas malem minggu maen ke rumah Bebek, pinjem buku. Udah mulai gliyengan ngga jelas, aku pamit pulang. Tadinya mo ngandelin obat panadol2an seadanya, tapi di deket situ ada apotek, beli obat deh akhirnya. Obat racikan apoteker, satu porsi 5 biji, diminum 3x sehari.


Oh yang luar biasa, apotekernya kaya' Avril Lavigne! Rambutnya lurus item dengan hilite pink, smokey eyes, cincin dan gelang perak yang seabrek, tindikan masing-masing kuping lebih dari 1 lubang, sabuk metal studs, t-shirt hair-band (aku lupa bandnya apa) dan skinny jeans item ketat. Ramah sih dianya, tapi cenderung tegas. Aku agak-agak bingung, bukankah yang berhubungan sama medis itu biasanya nuansanya putih-putih? Kok ini nge-punk? Apakah apotek ini judulnya Apotek Sumber Waras edisi Underground? Sempet bimbang, ambil potonya, engga, ambil, engga. Akhirnya engga deh...

Abis itu pulanglah aku ke rumah. Minum obat, tidur (baca : menidurkan diri). Dan benar sekali sodara-sodara... Jam 3 pagi saya kembali terbangun, melek-melek sambil guling-guling ga jelas. Masalah kaya' benang ruwet muncul ngga bisa diusir, dan deg-degan celaka itu muncul ngga bisa diberentiin. Ya Allah Gustiii.... Alhasil, saya ngga bisa tidur lagi...

Sunday, August 2, 2009

Naik turun naik turun...

Kadang saya merasa bisa menantang dunia, kadang saya merasa tidak akan apa-apa..

Tapi sekarang lagi-lagi saya merana, berbalik ke belakang, dan mengkilasbalik semua cerita..

Saya diinjak, didera, tapi mengapa benci itu tidak ada?

Lalu lagi-lagi saya hanya bisa merana, banjir air mata..

Saat ini saya cuma ingin tidur, tapi itupun terasa berlebihan..

Saya sudah lupa rasanya tidur nyenyak semalaman..

Karenanya saya ingin tidur, lalu bangun ketika semuanya sudah selesai..

Tapi sayang hidup tak semudah itu adanya..

Saturday, August 1, 2009

Kepada Tuhanku Sayang...


Ya Allah, saya tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja.

Bantu saya ya untuk tetap bertahan,
Ingatkan saya kalau saya mulai bertindak kelewatan,
Atau ketika saya mulai berlaku bodoh.
Atau melakukan hal-hal yang berpotensi merugikan diri sendiri.

Ya Allah, saya saat ini punya keinginan.

Ada rasa takut kalau-kalau saya gagal lagi,
Soalnya barusan saya juga ngga berhasil mewujudkan cita-cita saya.
Padahal saya sudah berusaha...
Ah, tapi mungkin usaha saya memang kurang keras,
Mungkin buat yang selanjutnya saya ngga boleh takut rugi,
Saya ngga boleh takut nyoba,
Siapa tau salah satunya adalah jalan yang Engkau rancang buat aku,
Tinggal akunya cukup tegar buat ngejalaninnya nyoba apa engga.

Ya Allah, saya harusnya selalu yakin kalau Engkau selalu ada,

Karena kalau saya yakin, seharusnya saya ngga takut apapun,
Walaupun jalanMu ngga selalu menyenangkan buatku,
Tapi harusnya aku ngga meragukanMu,
Seperti kata Budiman Hakim menyitir blog seorang anak SMP entah siapa :
"Walaupun Tuhan invisible, tapi Dia itu selalu online"

Ya Allah, temani saya ya...

Om DANIEL's Birthday Bash

Tepatnya bukan 'b'day-bash' tapi 'b'day pemorotan'. Hahahaha. Hari ini mas Daniel, Program Director kita ulang taun ke 33. Dan kami, insan-insan kelaparan di studio mulai merengek-rengek ganggu minta ditraktir.

Tapi bukan mas Daniel namanya kalo bisa nolak rengekannya anak-anak sini. Rengekan kita demanding soalnya. Akhirnya dia mengiyakan dan mentitahkan saya buat nelpon ke salah satu resto fastfood (namanya Semarang, yah disitu-situ aja ya) dan delivery order. Meskipun aga aga setres (karena telponnya diterima operator Jakarta, ditanyain puanjang lebar tentang data-alamat-bla-bla, disuruh nunggu 30 menit, trus ditelpon vendor Semarang, suruh nunggu 30 menit lagi. So we're waiting for one frikkin hour)... Akhirnya pesanan kita tiba. Dasar rayap, nungguinnya satu jam, tapi kita cuma butuh less than 10 minutes buat menghabiskan itu semua. Edunnn.



Hahahaha. Makasih yah mas Daniel. Met ulang taun, moga-moga cepet dapet jodoh, dapet better opportunity, tetep suka nonton film kartun biar ngga 'pecas-ndahe' gara-gara kebanyakan mikir dan ga bosen-bosen traktir-traktir kitaaaa...

Oh and this picture below, yang sebelah kiri adalah Zacky yang pengen cipika-cipiki dan yang sebelah kanan adalah mas Daniel, the birthday boy yang mati-matian menghindar :)

Malam Jumat kemaren


Aku ketemuan sama this misdemeanor mademoiselle. Hehehe. Panggil aja dia Bebek. She's my high school besties. Bukan berarti kita selalu luntang lantung bedua terus. Dia orangnya mobile, rasional, pegiat seni, filthy-mouth tapi hatinya halusss. Hahaha. Kita jarang banget ketemuan. Tapi setiap ketemu, selaluuu aja ada cerita. Kaya' kemaren sore, kita ketemuan. Minum es kelapa muda karena dia lagi ngidam banget, dan ended up di kolam depan kampus. Di tengah-tengah kegiatan klub sore-sore di sekitar situ, s.a : voli, taekwondo, paduan suara, we just sit, talk, and laugh. Lalu dia mengajakku bernyanyi bersama. Ya, di pinggir kolam itu. Literally singing. Kita teriak-teriak sampe maghrib, diliatin orang lewat, but we just don't care. That meeting of us enlightening me with her thought and attitude. Saat lagi 'buta' memang kita butuh pencerahan dari orang lain. Even pencerahan yang bites.



Lalu si Bebek ini mesti dateng ke sebuah acara pemutaran film. Habis aku anterin dia, si Oliph dan Zackee ternyata lagi ngopi di deket-deket situ. Nyusullah aku kesana. Setelah ngelantur sana-sini, eh came out an idea buat karaokean aja. Ya sudah, banci-banci mic kaya' kita ya berangkat ajalah. Mas Nuno nyusul belakangan. Lalu menyanyilah kita selama 2 jam. Sampe serak. Dengan lagu-lagu curcol pastinya.

Ah, what an evening.

BRUISES

Wah wah wah, pagi ini aku bertanya, apakah beliau melakukan "kejahatan terencana"? Which means all of that horrible thing happens with an intention. Secara de jure emang baru-baru ini, tapi de facto-nya.. Berdasarkan analisa dan insting seorang hwanita.. Apakah ini udah diniatin sejak dulu? Jadi keingetan obrolan dengan si Oliph beberapa bulan lalu, sambil makan es dawet di segitiga belakang Ramayana. Obrolan tentang kebutuhan untuk saling berbagi. Ya ya, semua ada alasannya.

Tadi pagi akupun langsung mengurut dada dan berucap "Astaghfirullah..." Setelah semua yang terjadi selama ini. Jatuh bangunnya. Cita-citanya. Harapannya. Komitmennya. Air matanya.

Ya sudahlah. Dari dulu memang aku ngga pernah dikasi kesempatan buat milih. Terima aja bu deeee. Lagian sekarang semuanya udah kejadian. Ngga usah nengok-nengok belakang lagi. Sekarang cuma ada aku, Tuhanku Yang Tercinta Satu-satunya, and this present time to live for.

Everything comes and goes for and with a reason.
And let's believe : What goes around comes around.




I tried to do handstands for you
I tried to do headstands for you
Everytime I fell on you, yeah, everytime I fell
I tried to do handstands for you
But everytime I fell for you
I'm permanently black and blue, permanently blue for you.

I tried to do handstands for you
I tried to do handstands for you
Everytime I fell on you, yeah, everytime I fell
I tried to do handstands for you but everytime I fell for you
I'm permanently black and blue, permanently blue for you-ooh-ooh-ooh

For you-ooh-ooh-ooh
So black and blue-ooh-ooh-ooh
For you-ooh-ooh-ooh.

I grabbed some frozen strawberries so I could ice your bruising knees
But frozen things they all unfreeze and now I taste like....
All those frozen strawberries I used to chill your bruising knees,
Hot July ain't good to me
I'm pink and black and blue for you.

I got bruises on my knees for you
And grass stains on my knees for you
Got holes in my new jeans for you
Got pink and black and blue

Got bruises on my knees for you
And grass stains on my knees for you
Got holes in my new jeans for you
Got pink and black and blue for you-ooh-ooh-ooh

For you-ooh-ooh-ooh
So black and blue-ooh-ooh-ooh
For you-ooh-ooh-ooh


Oh well...