Friday, August 28, 2009

Dan mereka berdialog (di saat yang tidak tepat)

Head :
"apalagi sih?"

Heart :
"ya kamu tau kan... barusan dia bilang begitu... itu bikin saya goyah lagi..."

Head :
"trus?"

Heart :
"saya pengen bilang sesuatu sama dia juga..."

Head :
"kenapa?"

Heart :
"ya dia ngomong gitu sama saya... saya pikir ini bisa jadi lebih baik..."

Head :
"kamu tuh ya.. ini soal itikad baik lagi? itikad baik yang seperti apa? berapa banyak perkataanmu yang tidak berbalas? berapa banyak kebimbanganmu yang tidak terjawab?"

Heart :
"aku.. aku ngga begitu pinter itung-itungan... itu kan bagian kamu... tapi, ya... saya memang sudah jatuh berkali-kali"

Head :
"dan sekarang, kamu akan mengambil resiko buat kembali jatuh? siapkah kamu menerima penolakan atas yang kamu sebut itikad baik itu?"

Heart :
"sa.. saya ngga pinter mikir... saya cuma merasakan... maafkan saya..."

Head :
"ngga usah minta maaf... kita itu satu. jadi buat sekarang, biar saya yang pegang kendali.."

Heart :
"oh gitu. ya kalo gitu saya tenang..."

Head :
"masalahnya.. masalahnya... buat saat ini... saya ngga tau caranya..."

*So tell me how to put HEAD OVER HEART
if the thing that matter is as big as my UNIVERSE?*


0 comments:

Post a Comment