Kalau
dipikir-pikir (apa deh, baru mulai nulis tau-tau begini) ternyata ada beberapa
temanku yang berkomentar kurang lebih
sama soal caraku menikmati musik.
Seorang
teman siaran nan hitam manis pernah bilang dia suka melihatku di balik mixer,
menyanyikan lagu dan kaya yang meresapi setiap katanya. Lalu ketika muncul
lagu-lagu yang danceable, I will ask him to dance with me. Literally dancing,
sampe yang naik-naik ke kursi atau apalah. Trus pas saatnya announce, kita
ngos-ngosan…
Beberapa
waktu yang lalu, teman baruku yang berambut keriting mengatakan hal yang kurang
lebih sama. Di sebuah konser musik dimana kami bertugas, katanya caraku
menyanyi mengikuti band yang sedang tampil kelihatan keren. Absentmindedly,
carelessly, sambil menatap layar laptop. “Tiba-tiba jadi keren,” katanya. Trus
aku mikir, fixed, aku ini memang ngga keren…
Temanku
yang sering kutebengi mobilnya juga berpendapat mirip-mirip. Saat berkendara
bersama dan aku mulai menyanyi sambil heboh joget-joget atau menerawang ke luar
jendela, menurutnya itu khas aku banget. Ekspresif, katanya. Macam aku lagi
bikin video klip gituh. Trus udahannya aku diketawain…
Nah.
Sebenernya aku sadar sih, kalau caraku menikmati musik suka agak-agak lebay dan
ga tau tempat. Main jejogedan atau merem-merem, if I really into it. Habis gimana
ya, seperti udah pernah aku bahas di postingan dulu-dulu, aku ini orangnya
song-driven banget. If I wanna dance it, so I will dance it. If I wanna sing it
out loud, so be it. Rasanya kaya rasa yang dari dalam dada pengennya membuncah
keluar. Ada visualisasi yang terbentuk di dalam kepala : aurora di angkasa saat mendengarkan Sigur Ros, negeri utopia saat mendengarkan L’Arc~en~Ciel, grid ala Tron Legacy saat mendengarkan The Prodigy, atau pendar lampu jalan di Paris saat mendengarkan Feist. Semua ada visualnya. And I
just want to embrace ‘em all. Apalagi kalau liriknya bermakna. Apalagi kalau audionya
bagus. Misalnya di ruang siaran yang kedap suara dan speakernya cangcing. Atau
live music, when all the sounds resonant on the air, and you can feel the
ground below your feet shaking because of it.
Aku
yakin aku ngga sendirian. Pasti banyak juga yang merespon musik dengan cara
yang kurang lebih sama, yang mungkin dilihatnya agak over gitu. Bisa yang
mendadak sendu tak menentu mendengarkan lagu tertentu, padahal ngga lagi ada
issue apa-apa. Atau mendadak jadi riang gembira ketika mendengar sebuah lagu
yang tonenya uplifting, padahal sebenernya lagi bersusah hati. This music
thingy’s just… Really affect us so much.
So when I had a bad day, wont need a box of chocolate to boost up my mood. I’ll
just put up my headphone and pick the right playlist. Then, I will sing and move,
just the way my body tell me.
0 comments:
Post a Comment