Pas pulang ke Semarang kemarin, aku nyempetin ketemuan sama ka Echa, temen siaran di radio yang dulu. Janjian di sebuah kafe daerah atas, eh ternyata ngga cuma diajakin ngopi-ngopi, tapi diajakin siaran! He euh, di radio inhousenya si kafe ybs, tapi juga broadcasted on the net via live streaming. O happy day.
Kita siaran mungkin sekitar 2 jam. Semacam nostalgic gitu bisa siaran lagi. Mana formatnya bebas, mana bisa makan & roko dalam kokpit, mana cuacanya lagi enak banget... Akhirnya end-uplah, di sela-sela lagu, selain bergosip, aku dan ka Echa ngobrol ngalor ngidul soal kehidupan. Tsahhh. Masih bernuansa tahun baru yang penuh kontemplasi kali ya.
Intinya, saat ini kami berdua sedang dalam titik... Udah packing, udah tau mau kemana, tapi masih milih : mau kesana naik bis, kereta, pesawat atau malah nebeng orang aja. Apa pun pilihannya, harus siap dengan konsekuensinya. And as for me, like I've I always said, I'm open for any possibility. To meet new people, to catch new opportunities.
Selain itu kami juga bercerita soal how good is life, how good is God. And how endearing if we live life with a simple way : if you sleepy, sleep. If you know nothing, learn. If you fall, rise. If something gets on your nerve, don't buy it and walk away. Act wisely, go after what we want, fully-heartedly. Hidup terlalu berharga untuk diisi dengan kekhawatiran-kekhawatiran yang tidak perlu, seperti membuka payung di sore yang cerah dan cemas menunggu hujan. Waste of time, waste of energy.
Diiringi hot peppermint tea, lagu-lagu mendayu dan hujan yang merintik di luar sana, ah, it's always nice to meet an old friend.
Diiringi hot peppermint tea, lagu-lagu mendayu dan hujan yang merintik di luar sana, ah, it's always nice to meet an old friend.
So then, yes, I'm open for any possibility. The constructive ones.
0 comments:
Post a Comment