Aku membuka blogger hari ini dan di dashboard terpampang : 31 Juli, 299 posts. Berarti post ini adalah post ke 300, tepat di 1 tahunnya blog ini. Wow, pas ya?
Eits jangan protes, since I'm a woman and woman always has a thing on anniversary stuff, gapapa dong kalo aku inget umurnya blog ini. Hehe, ga sepenuhnya karena inget sih. Ya karena ngeliat di dashboard itu tadi.
Tapi iya ya. Mulai nulis disini tepat di tanggal ini, 1 taun yang lalu, pindah dari blog di friendster. This one isn't a blog that is very serious and smart and themed. I'm just building a new sand-castle at that time. A place where I could runaway and play and lay and tell stories. It shape depends on the brunt of the waves and the rustle of the wind. My mood.
So many stories. Of course, we all have many stories.
Sad stories, joyful stories.
Problem solved, problem unsolved.
Even problem caused another problem.
Sleepless nights, reckless days.
Stupidity, thoughtlessness.
All in here. More or less.
Yah begitulah.
...
...
Oke, udah mulai dead air.
Liat MV-nya Mew aja yuk. This is their newest single, Beach, from their latest album. A jiggy song, tidak terlalu Mew yang biasanya, tapi konsepnya si album baru ini memang beda sama album2 sebelumnya. But enjoyable, still. Dengerin lagu ini, tonalnya warna jingga. Rasanya seperti naik sepeda di pinggir pantai yang gerimis di senja hari. Tsahhh.
Let's hop on the Beach.
Because... it is sweet outside, where it seems magicaaal...
skip to main |
skip to sidebar
"Half life, with you as my quarterback"
Mendengar sepenggal bagian itu, aku sempat ber-"ooohhh how sweeeet" ala abege. Aku pikir ini adalah one hella happy song. Melupakan kenyataan kalau Immi tidak membuat lirik yang tersurat, and how she loves wordplay. Yea, that 'half' and 'quarter' part.
After goes for some more dig, i guess the real meaning was :
Half plus quarter never equal one part intact.
...It's a half life,
With you as my quarter back.
A daft life.
You know you'll never be lonely,
No, you'll always be loved,
And maybe, you never need more than that.
But for the surplus that loves,
What's to become of us?
Does it even register on your conscience?
Asem. Tertipu. Ternyata ini lagu sedih :)
Saturday, July 31, 2010
Thursday, July 29, 2010
HALF life, DAFT life
"Half life, with you as my quarterback"
Mendengar sepenggal bagian itu, aku sempat ber-"ooohhh how sweeeet" ala abege. Aku pikir ini adalah one hella happy song. Melupakan kenyataan kalau Immi tidak membuat lirik yang tersurat, and how she loves wordplay. Yea, that 'half' and 'quarter' part.
After goes for some more dig, i guess the real meaning was :
Half plus quarter never equal one part intact.
...It's a half life,
With you as my quarter back.
A daft life.
You know you'll never be lonely,
No, you'll always be loved,
And maybe, you never need more than that.
But for the surplus that loves,
What's to become of us?
Does it even register on your conscience?
Asem. Tertipu. Ternyata ini lagu sedih :)
Saturday, July 24, 2010
AWRY, awkward
I walk somebody's path.
I've heard about this before. I've been warned.
Dan niscaya sekarang ngerti banget deh rasanya. Ditugasin sesuatu tapi ngga jelas 'yurisdiksi'-nya. Sebenernya jelas sih, tapi one way or another jadi ngga jelas. Ngerjain ini, dibilang 'udah santai aja'. Ngga ngerjain itu tiba-tiba ditanyain. Lagi ngerjain kerjaan urgent malah diajakin ngelakuin hal-hal ngga esensial. Sehari bete, sehari hore. Ah serba salah.
Oh ya, another news. Kalo jadi, sekali lagi, kalooo jadi.. Nanti sore aku mau nggambar. Secara profesional. Secara profesional = tidak mengecewakan ybs. Padahal udah lama ngga nggambar. Aduh deg-degan. Wish me luck ah *ngelapjidat*
I've heard about this before. I've been warned.
Dan niscaya sekarang ngerti banget deh rasanya. Ditugasin sesuatu tapi ngga jelas 'yurisdiksi'-nya. Sebenernya jelas sih, tapi one way or another jadi ngga jelas. Ngerjain ini, dibilang 'udah santai aja'. Ngga ngerjain itu tiba-tiba ditanyain. Lagi ngerjain kerjaan urgent malah diajakin ngelakuin hal-hal ngga esensial. Sehari bete, sehari hore. Ah serba salah.
Oh ya, another news. Kalo jadi, sekali lagi, kalooo jadi.. Nanti sore aku mau nggambar. Secara profesional. Secara profesional = tidak mengecewakan ybs. Padahal udah lama ngga nggambar. Aduh deg-degan. Wish me luck ah *ngelapjidat*
Monday, July 19, 2010
complexion INCEPTION
Ketika akhirnya punya kesempatan buat nonton INCEPTION di suatu weekend yang mendung, aku inget banget sama pesannya sang Jagoan Movies :
1. Bekali diri dengan sesedikit mungkin informasi
I did it. Biasanya sebelum nonton aku bakal melakukan research kecil terhadap filmnya, buat asal tau aja. Misalnya buat film yg diadaptasi dari komik/novel, trus pengen tau aja kaya gimana sih wujud media aslinya. Atau ngintip2 boxofficemojo, imdb, roger ebert, atau apalah. Sementara buat Inception, semenjak liat trailernya, aku ngga nyari tau apa-apa. Aku cuma tau DiCaprio bakal berperan sebagai pencuri mimpi, that's it. Dan hasilnya : a two-hours jawdropping. Film ini memang sinting. So many twist, so many surprises. so yes, the less you know, the better.
2. Jangan telat datang ke bioskop, konsentrasi pas nonton.
Kalau nontonnya di bioskop ya, dimana ngga ada tombol rewind atau fastforward. Kalau telat, pemahaman kita bakal berantakan semua. Sementara konsentrasi dibutuhkan bukan karena film ini begitu sulitnya dipahami. Hanya saja semua aspek dalam film ini penting buat disimak baik-baik. Every word spoken, every move made. Dan sepanjang film tuh kepala rasanya ngga berhenti recalling things : "where were we? oh! okay" Gituuuu terus sepanjang film. Sebenernya ngga bikin kewalahan karena yg direcall juga cepet ketemu jawabannya. Cuma ya itu, butuh konsentrasi dan screen-gazing, as for the movie took 'multiverse' background. Makanya aku ngga habis pikir sama orang2 yg pada mondar-mandir keluar masuk atau malah sibuk mainan HP/BB. Ngga cukup menarik apa ya? Uwahh, padahal seru. Seru banget!
Castnya mantap : Leonardo DiCaprio yg makin bold, Joseph Gordon-Levitt as a sidekick figure i love, Marion Cotillard yg terasa seperti 'asap', Ken Watanabe yg sangat powerful, Ellen Page yg nampak pintar dan lovable, Cillian Murphy yg selalu kelihatan cold as ice. Pacenya cepet, twistnya memperparah nuansa thrillernya, adegan action dan special effectnya worth to see, dan unsur sci-finya debatable. Aku suka mise-en-scenenya yang peculiar dan dreamy (ya iyalah dreamy, wong ngubek-ubek mimpi orang)... gedung terlipat, gravitasi yg kacau balau.. Ah. Love it. Kudos to Christopher Nolan sang sutradara. Dia berhasil membuat film ini horrified yet fun. Dan score bikinan Hans Zimmer disini, as you heard on the trailer, nuansanya 'mimpi' sekali. Mimpi yang buruk. Dimana kamu mendengar suara yg seperti lolongan, mendengung di kepala makin lama makin kencang. Have you ever had that kind of dream? Aku pernah.
Banyak referensi yg bilang, jangan ngasih spoiler film ini. Ah kebetulan aku ngga pernah menuliskan plot sebuah film secara runut di sini. Itu mah jatahnya wikipedia (padahal karena males hehe). Aku cuma bakal nulis kesan yg aku dapat setelah nonton, atau apalah sepengennya. And as for Inception, i have to say : this is the best movie i've ever seen in 2010, this far. Euh, berbagi sama Kick-Ass deh, kan genrenya bedaaa.
So, ready to have a deep, deep, deep, and.. deep, sleep? :)
over MIDNITE, still
It was an ordinary Sunday night.
Got home after held the radioshow, 10.20 pm.
Freshen up myself, did a little room clean up.
All set, I read a book on the bed, ready to fall asleep.
And suddenly it came, just like an ambush from out of nowhere.
Oh my, sometimes..
.. our Boss of the Universe has a funny way to put us on trial, right?
Saturday, July 17, 2010
got KICKED in the ASS
KICK ASS. Lent the DVD sometime ago, but just got the chance to watch it last nite, during a midnite-break working this so-called internal-magazine. Verdict : Definitely. Being. My. New. Favourite. I loooove the rudeness. The fighting scene. The awkwardness. The popular-culture hanging around it, the soundtrack, the scene's cut-to-cut, the satirical comedy, the comical mise-en-scene. Ah. And the weaponry. Lots of weaponry! So fun!
The character? They're all fit in. Aaron Johnson doing good, as a common teenager wanted to be a superhero, and represented himself as Kick-Ass. Plus, he got fine green eyes :D The villains are being bold too, Mark Strong and Christopher Mintz-Plasse : mogul-daddy and the spoiled-son. They're really got the thing. Oh speaking of daddy-kiddo thingy, the depiction of Big Daddy and Hit Girl is the most awesome of all. Picture this : Nicolas Cage called Chloe Grace Moretz -playing his 11 y.o daughter- 'baby doll' while shot her in chest to test the kevlar! Or or, giving her a butterfly knives as a birthday present. Gee, so odd, but somehow it's just sweet. Not to mention the almost final scene when *spoiler alert* Big Daddy's got killed. Ugh that's touching.
Extra kudos for Chloe Grace Moretz. This little girl is sooo adorable. She's playing Mindy a.k.a Hit Girl so cool. Wearing tartan skirt upon a leather suit. Purple wig, combat boots and filthy mouth. Choosing who's gonna be killed first by eenie-meenie. She's gonna be the next big thing, I suppose :)
To sum it up : I'm entertained. In an awkward way, but still, very very entertained. Makes me want to be a superhero, and kick some ass :D
The character? They're all fit in. Aaron Johnson doing good, as a common teenager wanted to be a superhero, and represented himself as Kick-Ass. Plus, he got fine green eyes :D The villains are being bold too, Mark Strong and Christopher Mintz-Plasse : mogul-daddy and the spoiled-son. They're really got the thing. Oh speaking of daddy-kiddo thingy, the depiction of Big Daddy and Hit Girl is the most awesome of all. Picture this : Nicolas Cage called Chloe Grace Moretz -playing his 11 y.o daughter- 'baby doll' while shot her in chest to test the kevlar! Or or, giving her a butterfly knives as a birthday present. Gee, so odd, but somehow it's just sweet. Not to mention the almost final scene when *spoiler alert* Big Daddy's got killed. Ugh that's touching.
Extra kudos for Chloe Grace Moretz. This little girl is sooo adorable. She's playing Mindy a.k.a Hit Girl so cool. Wearing tartan skirt upon a leather suit. Purple wig, combat boots and filthy mouth. Choosing who's gonna be killed first by eenie-meenie. She's gonna be the next big thing, I suppose :)
To sum it up : I'm entertained. In an awkward way, but still, very very entertained. Makes me want to be a superhero, and kick some ass :D
ps :
Akhirnya majalahnya selesaiii *jogetjoget* Biar cuma 12 halaman, taskworking tahun ini lebih berat dari tahun-tahun kemarin, mulai dari sesi fotonya, editingnya sampai layoutnya. Maklum amatiran. Dan sangat terbantu karena dipinjemin laptopnya mas Daniel. One lesson learned : intel Atom tidak diciptakan untuk program grafis.
Thursday, July 15, 2010
LIKE a ROCKET to me
Lagi jereng melototin laptop, ujug-ujug lagu ini keluar di Winamp. Mendadak semangat :D Iyaa emang lagu lamaaa. But always boosting up my mood everytime I hear it. Alt-rock dan shoegaze sekali.
Apalagi lagu ini diambil dari album 'And The Glass Handed Kites', yang semua lagunya simultan intro-outronya. Nah, lagu ini right before The Zookeeper's Boy, my long time favourite song. Special + Zookeeper's Boy = experimental fantasical pleasure. So Mew. So nice (lhoh kok malah kaya' sosis siap makan?)
HOWLING, moaning
Waaah.
Rasanya udah luamaaaa banget ngga nulis disini ya. Blame the lame wifi connection. Jangankan ngeblog, wong buat kerja aja ngga bisa. Kaya sengaja, matinya pas di jam kerja. Ini sekarang nyaris jam 7 malem. Eh nyala dia.
Tapi gapapa deh. Mending dia masih mau nyala. Toh pun udah berhari-hari pulangnya malem melulu. Mengerjakan ini dan itu. Padahal peak seasonnya belum tiba, around end of this month and early next month. Capek badannya sih relatif. Kacaw balaw di dalam kepalanya itu lho yang ngga nahan. Mengerjakan beberapa hal sekaligus yg berbeda bidang. Swapped from one subject to another, in minutes, time to time, for whole day, everyday. Akhirnya ketika teknologi yg seharusnya membantu malah mengganjal, entah itu wifi yg mamfus, laptop yg ngehang melulu, gprs yg mota-mati... rRRRAh. Rasanya bikin pengen makan orang.
And at the end of the day, I asked myself :
''Ini bisa ngga ya aku kerjain semuanya?"
*agak agak pesimis*
argh. Pasti bisa!
Rasanya udah luamaaaa banget ngga nulis disini ya. Blame the lame wifi connection. Jangankan ngeblog, wong buat kerja aja ngga bisa. Kaya sengaja, matinya pas di jam kerja. Ini sekarang nyaris jam 7 malem. Eh nyala dia.
Tapi gapapa deh. Mending dia masih mau nyala. Toh pun udah berhari-hari pulangnya malem melulu. Mengerjakan ini dan itu. Padahal peak seasonnya belum tiba, around end of this month and early next month. Capek badannya sih relatif. Kacaw balaw di dalam kepalanya itu lho yang ngga nahan. Mengerjakan beberapa hal sekaligus yg berbeda bidang. Swapped from one subject to another, in minutes, time to time, for whole day, everyday. Akhirnya ketika teknologi yg seharusnya membantu malah mengganjal, entah itu wifi yg mamfus, laptop yg ngehang melulu, gprs yg mota-mati... rRRRAh. Rasanya bikin pengen makan orang.
And at the end of the day, I asked myself :
''Ini bisa ngga ya aku kerjain semuanya?"
*agak agak pesimis*
argh. Pasti bisa!
Saturday, July 10, 2010
in DEVELOPMENT, they said.
Friday, July 9, 2010
ANNUAL versatility
Bulan Juli.
Saatnya saya dan teman-teman ber-shapeshifter, menjadi apapun yang bukan jobdesc kami di kantor ini. Fotografer. Penulis. Event organizer. Stylist. Make up artist. Model. Desainer grafis. Buat beberapa orang tertentu, ada kemungkinan jadi dancer dan penyanyi juga :p
Oh well. Wish us luck.
Saatnya saya dan teman-teman ber-shapeshifter, menjadi apapun yang bukan jobdesc kami di kantor ini. Fotografer. Penulis. Event organizer. Stylist. Make up artist. Model. Desainer grafis. Buat beberapa orang tertentu, ada kemungkinan jadi dancer dan penyanyi juga :p
Oh well. Wish us luck.
Wednesday, July 7, 2010
random shot : GIVE a little PRAYER
Do'akan Cell's price list
("Do'a"-nya pake aposthrope, harap dibaca dgn qalqalah),
dan Via (yg pengen masuk blogku :p) sedang mendoakannya.
("Do'a"-nya pake aposthrope, harap dibaca dgn qalqalah),
dan Via (yg pengen masuk blogku :p) sedang mendoakannya.
Ini bukan iklan. Bukan juga usaha pulsanya si Via.
Cuma minta doa aja :D
Cuma minta doa aja :D
Monday, July 5, 2010
WHY oh WHY
Kenapa oh kenapa...
... ORANG BERES ISI BENSIN, MOTORNYA GA DIMAJUIN DULU?
Sejak pertama belajar naik motor, eyangku ngajarin : kalo ngisi bensin di SPBU, begitu selang bensin dicabut sama si petugas, biasain majuin dulu motornya. Perkara nata duit kembalian ke dompet, nutup tangki, nutup jok, itu nanti dulu. Yang penting maju, kasih jalan motor yang dibelakangnya. Apalagi kalo antriannya panjang dan motornya bukan motor cowo yang ritual pasca ngisi bensinnya cenderung simpel karena tangkinya di depan. Tapi sering nemu ngga sih yang santay kaya di pantay : nutup tangki, kret kret. Nutup jok, jeglek. Nata duit kembalian ke dompet. Dompetnya dimasukin tas. Nyabut kunci dari bukaan jok. Nyolokin kunci ke kontak. Naik ke motornya. Trus baru maju. Dan yang ngantri di belakang pada jenggotan semua.
... ORANG DI DALAM TOILET KALO DIKETOK DIEM AJA?
Bayangin kamar mandi umum pintunya ketutup. Kita mau pake juga, otomatis kita ngetok pintu dong, just to make sure, di dalam ada orang apa engga, dan kira-kira lama apa engga. Tinggal jawab "Ada orangnya!" atau ketok balik atau berdehem atau apalah biar kita tahu. So simple. Tapi aku tuh sering banget nemuin yang ngga mau jawab. Diketok-ketok dieeeem aja. Padahal ngetoknya juga biasa aja, just checking. Lagi khusyuk banget apa ya di dalem sana?
... ORANG SUKA SMSAN SAMBIL BERKENDARA?
Sebentar mata ke HP. Sebentar mata ke jalan. Ketak ketik ketak ketik. Fine, situ oke bawa kendaraannya. Tapi sepersekian detik ketika mata dialihkan dari jalan, semua bisa kejadian kan? Lagian daripada bolak balik liat jalan-HP-jalan-HP, bukannya lebih cepet kalo menepi dulu (terutama yang bawa motor), balesin SMSnya, baru jalan lagi? Aku pernah mepet mbak-mbak yang lagi SMSan diatas motor trus bilang "kalo SMSan, minggir aja dulu mbak.." Sah-sah aja sih seandainya si mbak ngebentak balik "Mind your own business!"... Akan kuterima bentakannya dengan lapang dada seandainya cara si mbak bawa motor ngga belak-belok absurd di tengah-tengah jalan Ahmad Yani yang rame itu.
Ah. just my thoughts. Atau mungkin ada yang tau jawabannya?
... ORANG BERES ISI BENSIN, MOTORNYA GA DIMAJUIN DULU?
Sejak pertama belajar naik motor, eyangku ngajarin : kalo ngisi bensin di SPBU, begitu selang bensin dicabut sama si petugas, biasain majuin dulu motornya. Perkara nata duit kembalian ke dompet, nutup tangki, nutup jok, itu nanti dulu. Yang penting maju, kasih jalan motor yang dibelakangnya. Apalagi kalo antriannya panjang dan motornya bukan motor cowo yang ritual pasca ngisi bensinnya cenderung simpel karena tangkinya di depan. Tapi sering nemu ngga sih yang santay kaya di pantay : nutup tangki, kret kret. Nutup jok, jeglek. Nata duit kembalian ke dompet. Dompetnya dimasukin tas. Nyabut kunci dari bukaan jok. Nyolokin kunci ke kontak. Naik ke motornya. Trus baru maju. Dan yang ngantri di belakang pada jenggotan semua.
... ORANG DI DALAM TOILET KALO DIKETOK DIEM AJA?
Bayangin kamar mandi umum pintunya ketutup. Kita mau pake juga, otomatis kita ngetok pintu dong, just to make sure, di dalam ada orang apa engga, dan kira-kira lama apa engga. Tinggal jawab "Ada orangnya!" atau ketok balik atau berdehem atau apalah biar kita tahu. So simple. Tapi aku tuh sering banget nemuin yang ngga mau jawab. Diketok-ketok dieeeem aja. Padahal ngetoknya juga biasa aja, just checking. Lagi khusyuk banget apa ya di dalem sana?
... ORANG SUKA SMSAN SAMBIL BERKENDARA?
Sebentar mata ke HP. Sebentar mata ke jalan. Ketak ketik ketak ketik. Fine, situ oke bawa kendaraannya. Tapi sepersekian detik ketika mata dialihkan dari jalan, semua bisa kejadian kan? Lagian daripada bolak balik liat jalan-HP-jalan-HP, bukannya lebih cepet kalo menepi dulu (terutama yang bawa motor), balesin SMSnya, baru jalan lagi? Aku pernah mepet mbak-mbak yang lagi SMSan diatas motor trus bilang "kalo SMSan, minggir aja dulu mbak.." Sah-sah aja sih seandainya si mbak ngebentak balik "Mind your own business!"... Akan kuterima bentakannya dengan lapang dada seandainya cara si mbak bawa motor ngga belak-belok absurd di tengah-tengah jalan Ahmad Yani yang rame itu.
Ah. just my thoughts. Atau mungkin ada yang tau jawabannya?
kickin with SMITH
Ketika aku datang ke bioskop 2 minggu kemaren (yep, judulnya telat nulis) buat nonton THE KARATE KID, aku tidak punya harapan yang berlebihan. Cuma buat killing time nunggu siaran. And what I've got is beyond expectation : Jayden Smith sungguh bisa berakting.
Bukan akting yang asal, tapi cukup natural. Sebagai seorang anak Amerika-pada-umumnya yang mengalami krisis identitas dan merasa insecure saat dia dan ibunya harus pindah ke Beijing. Apalagi saat harus bersinggungan dengan Cheng (si bocah oriental ganteng! :p) dan kroni-kroninya gara-gara cewek. Juga penggambaran hubungan surrogate father-son dengan petugas maintenance flatnya, Mr. Han, yang akhirnya menjadi pelatih beladirinya. Jayden juga sungguh bisa melakonkan adegan martial art itu dengan luwes. Ngga malu-maluin papa Will dan mama Jada deh. Dan six-packs samar-samar itu.. Oh wow, way to go, kiddo.
Tapi ketika Karate Kid versi 2010 ini mentahbiskan dirinya sebagai remake dari versi 1984, tiba-tiba aku merasa ngga sreg. Karena menurutku, versi 2010 tidak berhasil menjadi remake yang baik. Well, yea, versi remake memang tidak harus menjadi sama persis dengan versi aslinya. Tidak apa-apa jika sang pemeran utama pindah ke Beijing dan berguru pada pada si warga lokal, bukannya sang pemeran utama tinggal di US dan berguru pada seorang imigran. Tapi memberi judul karate untuk sebuah film martial art kung fu rasanya seperti... unscratched itch.
Pihak filmmaker bukannya tidak menyadari inkonsistensi ini. Sadar banget malah. Sampe-sampe dimasukin ke dialog dalam film dimana Dre, karakter Jayden, emphasizing bahwa yang dia pelajari itu kungfu bukan karate. Saking sensitifnya issue ini; di Cina, asal beladiri kungfu, film ini diubah judulnya jadi Kungfu Kid; sementara di Jepang, asal beladiri karate, judulnya jadi Best Kid. Sebuah kerepotan yang janggal dan ngga perlu sebenarnya. Meskipun, yea, alasan sang filmmaker cukup klasik : membuat remake dengan warna baru, dare to be different and whatnot. Tapi buat aku, hal ini begitu fundamental dan ngganjel banget. I wish this thing didn't happened. Mending bikin Kung Fu Kid sekalian (bolehlah ditambahin inspired by Karate Kid), atau sekalian terjemahkan Karate apa adanya.
But regardless that thing, this movie is a good one. Sangat menghibur, seru dan lucu. Film yang pas buat keluarga, dengan timing yang pas buat anak-anak yang lagi libur sekolah. Pesannya juga bagus buat adek-adek : from zero to hero, good boy won over bad boy, begitulah. Pacenya cukupan, ngga terlalu cepat, ngga terlalu lambat juga. Buktinya anak-anak yang nonton pada betah dan ketawa-ketawa melulu. Cuma, ati-ati ya biar adek-adeknya ngga jadi suka berantem-beranteman. Buat plotnya, dia setia sama film versi lama, dengan sedikit penyesuaian pastinya. Salah satunya adalah sebuah kissing scene yang... errr a bit weird. Not just because they're precocious, the scene's just.. didn't fit in.
Oh and about Jackie Chan as Mr. Han, Dre's mentor... Hmm, beliaunya tidak tampil terlalu menonjol karena memang bukan dia pemeran utamanya. Dia jago kung fu, kita semua tahu. Jurusnya yang selalu memanfaatkan benda-benda non-senjata, kita juga tahu. He perform good, as always. Yang baru adalah... Aktingnya yang begitu mencengangkan dan bikin dada sesek di satu scene : Ketika dia mabuk, menangis tersedu-sedu dan menghancurkan mobilnya tepat di malam kecelakaan yang mengambil keluarganya bertahun-tahun yang lalu. Kenyataan bahwa dia membetulkan mobil itu sepanjang tahun, menghancurkannya tepat di tanggal itu, lalu dibetulkan lagi, berulang-ulang, setiap tahun; karena rasa bersalahnya, karena benci pada dirinya sendiri, karena rasa rindu pada keluarganya... Uwaaah, nyesek banget rasanya. I've never seen Jackie Chan brought his acting that deep before. Kebanyakan becanda kali ya dianya, hehe.
So, doubt no more. Jayden Smith berhasil membuktikan : acting runs in his genes. Seperti dalam rap routinenya di Never Say Never : "I can handle him, hold up, 'aight? I can handle him."
Bukan akting yang asal, tapi cukup natural. Sebagai seorang anak Amerika-pada-umumnya yang mengalami krisis identitas dan merasa insecure saat dia dan ibunya harus pindah ke Beijing. Apalagi saat harus bersinggungan dengan Cheng (si bocah oriental ganteng! :p) dan kroni-kroninya gara-gara cewek. Juga penggambaran hubungan surrogate father-son dengan petugas maintenance flatnya, Mr. Han, yang akhirnya menjadi pelatih beladirinya. Jayden juga sungguh bisa melakonkan adegan martial art itu dengan luwes. Ngga malu-maluin papa Will dan mama Jada deh. Dan six-packs samar-samar itu.. Oh wow, way to go, kiddo.
Tapi ketika Karate Kid versi 2010 ini mentahbiskan dirinya sebagai remake dari versi 1984, tiba-tiba aku merasa ngga sreg. Karena menurutku, versi 2010 tidak berhasil menjadi remake yang baik. Well, yea, versi remake memang tidak harus menjadi sama persis dengan versi aslinya. Tidak apa-apa jika sang pemeran utama pindah ke Beijing dan berguru pada pada si warga lokal, bukannya sang pemeran utama tinggal di US dan berguru pada seorang imigran. Tapi memberi judul karate untuk sebuah film martial art kung fu rasanya seperti... unscratched itch.
Pihak filmmaker bukannya tidak menyadari inkonsistensi ini. Sadar banget malah. Sampe-sampe dimasukin ke dialog dalam film dimana Dre, karakter Jayden, emphasizing bahwa yang dia pelajari itu kungfu bukan karate. Saking sensitifnya issue ini; di Cina, asal beladiri kungfu, film ini diubah judulnya jadi Kungfu Kid; sementara di Jepang, asal beladiri karate, judulnya jadi Best Kid. Sebuah kerepotan yang janggal dan ngga perlu sebenarnya. Meskipun, yea, alasan sang filmmaker cukup klasik : membuat remake dengan warna baru, dare to be different and whatnot. Tapi buat aku, hal ini begitu fundamental dan ngganjel banget. I wish this thing didn't happened. Mending bikin Kung Fu Kid sekalian (bolehlah ditambahin inspired by Karate Kid), atau sekalian terjemahkan Karate apa adanya.
But regardless that thing, this movie is a good one. Sangat menghibur, seru dan lucu. Film yang pas buat keluarga, dengan timing yang pas buat anak-anak yang lagi libur sekolah. Pesannya juga bagus buat adek-adek : from zero to hero, good boy won over bad boy, begitulah. Pacenya cukupan, ngga terlalu cepat, ngga terlalu lambat juga. Buktinya anak-anak yang nonton pada betah dan ketawa-ketawa melulu. Cuma, ati-ati ya biar adek-adeknya ngga jadi suka berantem-beranteman. Buat plotnya, dia setia sama film versi lama, dengan sedikit penyesuaian pastinya. Salah satunya adalah sebuah kissing scene yang... errr a bit weird. Not just because they're precocious, the scene's just.. didn't fit in.
Oh and about Jackie Chan as Mr. Han, Dre's mentor... Hmm, beliaunya tidak tampil terlalu menonjol karena memang bukan dia pemeran utamanya. Dia jago kung fu, kita semua tahu. Jurusnya yang selalu memanfaatkan benda-benda non-senjata, kita juga tahu. He perform good, as always. Yang baru adalah... Aktingnya yang begitu mencengangkan dan bikin dada sesek di satu scene : Ketika dia mabuk, menangis tersedu-sedu dan menghancurkan mobilnya tepat di malam kecelakaan yang mengambil keluarganya bertahun-tahun yang lalu. Kenyataan bahwa dia membetulkan mobil itu sepanjang tahun, menghancurkannya tepat di tanggal itu, lalu dibetulkan lagi, berulang-ulang, setiap tahun; karena rasa bersalahnya, karena benci pada dirinya sendiri, karena rasa rindu pada keluarganya... Uwaaah, nyesek banget rasanya. I've never seen Jackie Chan brought his acting that deep before. Kebanyakan becanda kali ya dianya, hehe.
So, doubt no more. Jayden Smith berhasil membuktikan : acting runs in his genes. Seperti dalam rap routinenya di Never Say Never : "I can handle him, hold up, 'aight? I can handle him."
Saturday, July 3, 2010
EAVESDROPPING here and there
Random things I heard/read here and there. Maybe nothing's new, but I guess it does no harm to write it down since I'm super forgetful.
Katanya, saat menemui jalan buntu, sekali-sekali beristirahat ditengah-tengah upaya memanjat tembok, membobol pintu, teriak minta tolong, atau apapun itu tidak apa-apa.
Lalu, tidak perlu selalu ngotot buat sesuatu yang belum tentu juga terlalu penting. Take a moment for yourself, do a simple prayer, go for a movie, a sip of warm greentea, anything. Saat syaraf sedikit kendur, biasanya baru terlihat : oh, ternyata itu ngga penting-penting amat.
Leonardo da Vinci once said, "I love those who can smile in trouble, who can gather strength from distress, and grow brave by reflection"
Yang terakhir, setiap bangun pagi, tidak ada ruginya untuk selalu (meminjam istilah seorang teman baik) "attracting" hal-hal yang kita mau. Sebut yang kita mau, bukan yang tidak kita mau. For example : Instead of saying "Hopefully it won't RAIN", say "I hope it will SUNNY today"
Oh ya, pick up line "Anda jual, saya beli" juga masih relevan untuk dipakai pada saat-saat tertentu kok. Kalo semua dimasukin hati, bisa njeblug lama-lama :)
Most importantly,
hold on to the Almighty so tight, and trying to do what is right.
Have a nice weekend, folks!
Katanya, saat menemui jalan buntu, sekali-sekali beristirahat ditengah-tengah upaya memanjat tembok, membobol pintu, teriak minta tolong, atau apapun itu tidak apa-apa.
Lalu, tidak perlu selalu ngotot buat sesuatu yang belum tentu juga terlalu penting. Take a moment for yourself, do a simple prayer, go for a movie, a sip of warm greentea, anything. Saat syaraf sedikit kendur, biasanya baru terlihat : oh, ternyata itu ngga penting-penting amat.
Leonardo da Vinci once said, "I love those who can smile in trouble, who can gather strength from distress, and grow brave by reflection"
Yang terakhir, setiap bangun pagi, tidak ada ruginya untuk selalu (meminjam istilah seorang teman baik) "attracting" hal-hal yang kita mau. Sebut yang kita mau, bukan yang tidak kita mau. For example : Instead of saying "Hopefully it won't RAIN", say "I hope it will SUNNY today"
Oh ya, pick up line "Anda jual, saya beli" juga masih relevan untuk dipakai pada saat-saat tertentu kok. Kalo semua dimasukin hati, bisa njeblug lama-lama :)
Most importantly,
hold on to the Almighty so tight, and trying to do what is right.
Have a nice weekend, folks!
Thursday, July 1, 2010
decision to make : THRILLED or BORED
Watch ECLIPSE last night, and..
Please somebody enlighten me : who to blame?
The screenwriter? The director? Or the author? For making Bella Swan such a selfish girl and ungrateful and unfriendly, on screen? Note that : on screen, because i haven't read the books.
Selfish, because, she always argued she didn't want to hurt Edward or Jacob. But somehow, the depiction leads that Bella was the one who doesn't want to hurt. And when Edward said to Bella in that cute flower meadow scene : "you sacrifice too much.." I was like, HEH?! Sacrifice dari hongkong?
Bella also remains ungrateful and unfriendly (which, no equal with 'cool', if that's the true intention), to everybody. Jadi, sebelah mananya yang lovable dari ini orang siiiiihhh? Ini bukan histeria atas nama pria-pria yang memperebutkan Bella ya. It's just... bugging me! Dalam film kan harus selalu ada alasan untuk semuanya, harus ada efek kausalitas. But this girl, Bella, everybody loves her, though she constantly kickin everybody out. With her bleak and flat face. Ngga relevan toh.
Or maybe this is something to do with the way K-Stew's act as Bella? Because, IMHO, there's no progression from previous movies. She just stares blankly. No matter whether she's happy, thrilled, sad, suspicious, threathened.. She just stares blankly. Bahkan ketika harusnya ada pertentangan besar dalam batinnya, antara memilih Edward atau Jacob, ga berasa aja.
And the camera keep zoom her face in. And Edward's melancholy-pale face. Time to time, till it made me dizzy, though I'm sitting in seat A. Ditambah dengan perasaan bosan karena pacenya lambat dan plotnya flat. Aku bahkan udah ngga bisa peduli lagi sama premis kenapa Victoria dikenal sangat vicious tapi sampe harus nunggu film ketiga baru menyasar Bella, pake ngerekrut vampire baru segala pula.
Maybe that is me to blame. Karena masih ngotot aja nonton installment ketiganya setelah garuk-garuk kepala melihat film-film sebelumnya. Bahkan di hari pertama pemutarannya di Semarang, oh how devoted I am. Engga euforia yaa.. kan diajakin Via, diantriin pula sama dia :p Haha, engga lah, regardless mau nonton hari pertama atau ntah kapan, aku memang pengen nonton. Sedikit penasaran karena sutradaranya ganti lagi, kira-kira bakal jadi berkurang.. ehm, kadar picisannya atau engga. Karena menurutku Twilight Saga potensial jadi film bagus. Karena katanya novelnya kan bagus ya?
Tapi ternyata, on screen, Bella tetap tidak lovable, Edward tetap mencureng menye-menye, dan screen interpretationnya tetap terasa picisan. Kalau ada orang yang mengungkapkan cintanya dengan sedikit masuk akal, mungkin hanya Jacob? But those tossing-kissing scenes.. Awkward.
Good thing about this movie : spesial efek buat serigalanya jauh lebih baik dari New Moon. And that "face it, i'm hotter than you!" line and the brokeback-mountain-ish moment were hilarious, thank you :)) Lalu ada Bryce Dallas Howard dan Dakota Fanning yang berakting cool disana. Bedanya sama Kristen Stewart, we still could see the inner-conflict inside them, meskipun tampangnya lempeng. Not just stares blanklyyyyyaaarrgghh.
Jadi penasaran gimana Kristen Stewart main bareng secara lebih intimate sama Dakota Fanning di The Runaways.
Dan tetep penasaran sama Breaking Dawn *ngga kapok*
Please somebody enlighten me : who to blame?
The screenwriter? The director? Or the author? For making Bella Swan such a selfish girl and ungrateful and unfriendly, on screen? Note that : on screen, because i haven't read the books.
Selfish, because, she always argued she didn't want to hurt Edward or Jacob. But somehow, the depiction leads that Bella was the one who doesn't want to hurt. And when Edward said to Bella in that cute flower meadow scene : "you sacrifice too much.." I was like, HEH?! Sacrifice dari hongkong?
Bella also remains ungrateful and unfriendly (which, no equal with 'cool', if that's the true intention), to everybody. Jadi, sebelah mananya yang lovable dari ini orang siiiiihhh? Ini bukan histeria atas nama pria-pria yang memperebutkan Bella ya. It's just... bugging me! Dalam film kan harus selalu ada alasan untuk semuanya, harus ada efek kausalitas. But this girl, Bella, everybody loves her, though she constantly kickin everybody out. With her bleak and flat face. Ngga relevan toh.
Or maybe this is something to do with the way K-Stew's act as Bella? Because, IMHO, there's no progression from previous movies. She just stares blankly. No matter whether she's happy, thrilled, sad, suspicious, threathened.. She just stares blankly. Bahkan ketika harusnya ada pertentangan besar dalam batinnya, antara memilih Edward atau Jacob, ga berasa aja.
And the camera keep zoom her face in. And Edward's melancholy-pale face. Time to time, till it made me dizzy, though I'm sitting in seat A. Ditambah dengan perasaan bosan karena pacenya lambat dan plotnya flat. Aku bahkan udah ngga bisa peduli lagi sama premis kenapa Victoria dikenal sangat vicious tapi sampe harus nunggu film ketiga baru menyasar Bella, pake ngerekrut vampire baru segala pula.
Maybe that is me to blame. Karena masih ngotot aja nonton installment ketiganya setelah garuk-garuk kepala melihat film-film sebelumnya. Bahkan di hari pertama pemutarannya di Semarang, oh how devoted I am. Engga euforia yaa.. kan diajakin Via, diantriin pula sama dia :p Haha, engga lah, regardless mau nonton hari pertama atau ntah kapan, aku memang pengen nonton. Sedikit penasaran karena sutradaranya ganti lagi, kira-kira bakal jadi berkurang.. ehm, kadar picisannya atau engga. Karena menurutku Twilight Saga potensial jadi film bagus. Karena katanya novelnya kan bagus ya?
Tapi ternyata, on screen, Bella tetap tidak lovable, Edward tetap mencureng menye-menye, dan screen interpretationnya tetap terasa picisan. Kalau ada orang yang mengungkapkan cintanya dengan sedikit masuk akal, mungkin hanya Jacob? But those tossing-kissing scenes.. Awkward.
Good thing about this movie : spesial efek buat serigalanya jauh lebih baik dari New Moon. And that "face it, i'm hotter than you!" line and the brokeback-mountain-ish moment were hilarious, thank you :)) Lalu ada Bryce Dallas Howard dan Dakota Fanning yang berakting cool disana. Bedanya sama Kristen Stewart, we still could see the inner-conflict inside them, meskipun tampangnya lempeng. Not just stares blanklyyyyyaaarrgghh.
Jadi penasaran gimana Kristen Stewart main bareng secara lebih intimate sama Dakota Fanning di The Runaways.
Dan tetep penasaran sama Breaking Dawn *ngga kapok*
HAJIMEMASHITE
- diLa
- mood set by music and movies. thrilled by words and pictures at the same time. simple but complicated. savor both being alone or stuck in a crowd.
O HELLO
BUNCH OF STUFF
-
▼
2010
(189)
-
▼
July
(16)
- on BEACH with BJERRE
- HALF life, DAFT life
- AWRY, awkward
- complexion INCEPTION
- over MIDNITE, still
- got KICKED in the ASS
- LIKE a ROCKET to me
- HOWLING, moaning
- in DEVELOPMENT, they said.
- ANNUAL versatility
- random shot : GIVE a little PRAYER
- WHY oh WHY
- kickin with SMITH
- where the FAIREST THINGS are
- EAVESDROPPING here and there
- decision to make : THRILLED or BORED
-
▼
July
(16)
CLICKITY CLICK
TAKE A PEEK
Powered by Blogger.