I fully understand that in this mighty capital city we don't need to be too chatty. Semua orang punya masalah dan urusannya masing-masing. Kota ini bukan tempatnya ewuh pakewuh. Bukan tempatnya merasa ngga enakan.
Tetapi bagaimana jika...
... Hujan turun. Pakaian entah milik siapa masih berjajar di tempat jemuran kos yang terbuka. Saya bertanya pada mbak A, "Itu baju mbak?" Bukan, katanya. Lalu saya bertanya pada mbak B "Mbak, itu jemurannya?" Si B mengangguk, dan bergegas menyelamatkan jemurannya.
Beberapa menit kemudian hujan turun semakin deras. Saya teringat, di area jemuran saya masih meletakkan sepatu yang habis dicuci. Di tempat yang pasti terlihat oleh si mbak B yang tadi menyelamatkan jemurannya. No, ini bukan masalah balas budi. Jika dia merasa malas memungut converse kumal saya supaya tidak terguyur hujan, dia tinggal bilang pada saya. Seperti saya yang bilang bahwa pakaiannya nyaris dilibas hujan. As simple as that.
Etapi engga lho.
Dahsyat. Benar-benar dahsyat.
2 comments:
have you ever been in situation;
yer car hit by a motor, the one who rides it--waving at you (seems like he knows you for years) and he just went away innocent??! what the fakk..
who doesn't loves the city? jakarta..
oh wow. es-u-ce-ka-es sekali ituh..
man, this city rrrreally has its own language.
Post a Comment