Bertahun-tahun yang lalu, mungkin sekitar kelas 2 SD, aku mendapatkan komik pertamaku. Manga terbitan Elex Media tentu saja, yang saat itu sangat berjaya melampaui genre lainnya, dengan harga sekitar 3000 rupiah. Judul komik pertama itu adalah Min-Min. Tentang boneka penyihir yang pindah dimensi ke dunia manusia. Sebagaimana anak kecil yang mudah terpukau, waktu itu aku langsung memutuskan : aku mau jadi komikus. Trus mulai urek-urek di kertas. Suka nyimpenin duit jajan, trus diem-diem beli buku tulis buat nggambar. Soalnya kalo ketahuan, langsung dimarahin eyang : "Buku bagus-bagus kok dicorat-coret!" kata beliau.
Semakin gede, minat corat-coretnya ngga surut. Mulai jatuh cinta sama shonen-manga, komik Amerika dan Eropa, bikin eksibisi komik tingkat sekolahan di SMA, sempet gabung sama studio komik dan jadi ilustrator koran kampus. Ketika tes pekerjaan; setelah semua psikotes, analogi, kraeplin dan lain-lain itu; sesi menggambar orang dan pohon di akhir selalu jadi favorit. Seperti refreshing rasanya. Padahal konon kan itu butuh spontanitas sebagai penggambaran diri sendiri gitu ya? Tapi aku gambarnya suka-suka tuh. Pernah sekali menggambarkan sosok cowok dekil habis main futsal. Hasilnya? Ya jelas ngga keterima lah :))
Pada dasarnya acara corat-coret ini ngga pernah jadi keahlian yang menonjol banget. Mediocre, pas-pasan saja, tapi aku menikmati melakukannya. Nah, makanya kemarin ketika lagi nyari-nyari ide buat 30 days challenge di blog, aku tertarik sama yang ini :
Rencananya, medianya bakal bebas aja. Mungkin pensil, mungkin spidol. mungkin vektor. Mungkin discan, mungkin difoto. Mungkin diwarna, mungkin BW. Mungkin akan dikasih excerpt, mungkin engga. Just wanna have some fun and challenge myself : bisa ngga komit melakukannya selama 30 hari, bahkan untuk sesuatu yang Dila kecil langsung tau dia suka.
Jadi demikianlah, saya mulai ya :D
0 comments:
Post a Comment