Tuesday, March 23, 2010

Call Louise, Louisa, do.

.
Hell-Ow! How's your day? Hope life always treats you good :)

Mine? Euh, kali ini akronim SNAFU (Situation Normal : All Fucked Up) ngga bisa dipakai. Mungkin FUBAR (Fucked Up Beyond All Reparation) lebih bisa diterima. But can I just try? To fix it from my part? Ah. Better talk no more, because you won't buy, I understand... Lebih baik kukerjakan saja apa yang seharusnya dikerjakan. And thank you, for you, you, everybody, for gave me that slap. I really need it. I really am...

And now, with this state of mind, although still carry the weight of the world on shoulder (mulai lebay)... Sun seems shining brighter.

Hmm, what else?

Ah, yesterday my team performed vocal test for those prospective broadcaster. Asik deh. Mulai dari yang udah pro banget karena udah punya basic, yang bener-bener amatir tapi kelihatan comfy, yang berusaha tampak cool tapi tidak begitu berhasil atau yang sampe kebingungan berat. Public speaking isn't as easy as it seems, indeed. Tapi bukan berarti ngga bisa dipelajari. Jadi keingetan jaman dulu, pas masih kucluk-kucluk dateng kesini cuma karena diajakin temen. Ngga kebayang sama sekali siaran tuh ngapain aja, ngga punya kepengenan jadi penyiar juga. Waktu itu pas tes disuruh simulasi siaran dengan materi yang disiapin sendiri. Karena have no idea about any fancy-current thing, akhirnya aku ngomong soal satu-satunya hal yang aku tahu saat itu : komik. Kebetulan waktu itu masih aktif di studio komik, jadi ya sudahlah. Eh ternyata Bang Ade dan Mba Arin dan Mas Arif dan Mas Iyan yang ngetes waktu itu bisa aku kibulin, jadilah dilolosin :D

Ngomongin siaran jadi keingetan ngantor juga nih. Aku dapet.. jeng jeng jeng.. SP plus potong gaji! RrrAhhhh. SP-nya sih ngga papa, potong gajinya ituuuuhhh. Gara-gara telat ngantornya kebanyakan. Tapi ngeliat kartu absenku, timeline-nya parah sih memang. So I deserve that. Huduhhh *ngelap jidat*

Yak, untuk melipur lara, mari kita persembahkan kembali Jonas, Bo, Silas, yang masih barengan sama Johan. Go goosebump-ing.



Yes. And The Glass Handed Kites so far masih jadi frequent listened album sehari-hari. Nuansanya lebih dark. Prog rock, dream pop dan shoegaze-nya berasa banget. Belum lagi track-to-track sustainability-nya. Ah, delightful. Kalo yang No More Stories... masih terasa dreamy, tapi lebih sublime dan 'terang'. I like them all, but each has utility for different mood state.

Ohkay. Enough for today. Off I go.
.

3 comments:

Erin a.k.a Rei said...

hufffhhh...nyesek baca postingan dikau kali ini mba'... T.T

diLa said...

oohh, i'm sorry you can't make it, sis.. semoga nanti ada kesempatan lagi ya, entah disini, entah dimanapun. tetep semangat! :)

Erin a.k.a Rei said...

iyaaa...

*ngekek baca tulisan "sis"...keinget online shop yang selalu menyapa dengan "ada barang baru ni sis...buruan order ya..." hehehe...*

Post a Comment