Thursday, December 31, 2009
Question of The Day
Bayangkan sebuah jalan.
Ngga usah jalan raya, jalan yang di kampung aja lah.
Trus bayangkan kalian lagi naek motor. Agak ngebut, buru-buru karena tidur telat, bangun telat, plus baju bersih langka di dalam lemari; melintasi jalan kampung yang tadi kita bayangkan bersama.
Kemudian tampak seekor/beberapa ekor ayam berada di SISI KIRI jalan. Harap di-bold dan di-underline. Di SISI KIRI jalan. Logikanya, ayam-ayam itu tidak akan terlindas oleh motor kita karena mereka sudah ada di curbside, di pinggiran jalan. Lalu kita tetap melaju.
Tiba-tiba ayam-ayam tersebut kaget mendengar suara motor kita dan mereka berlarian ke SISI KANAN jalan, yang artinya mereka menyeberang jalan dan gantian membuat kita yang naik motor jadi kaget. Untung refleks kita teruji tiada tanding dan tiada banding. Ayam-ayampun selamat.
Tapi dalam hati tetep aja misuh-misuh. Kalo sampe tu ayam kegencet bisa-bisa tetangga yang punya minta ganti. Plus kita diberi sanksi sosial dan diperhitungkan juga kelak di akhirat...
*apakah sudah mulai lebay?*
Padahal mereka kan sudah aman di sisi kiri, kalo kaget ngapain malah pindah ke sisi kanan? Dan hal ini tidak hanya berlaku untuk ayam. Kucing sama anjing juga begitu. Kalo gajah atau iguana saya ngga tau ya...
So pertanyaan saya di pagi hari ini :
Kenapa hewan yang kaget selalu memilih jalan terjauh untuk menyelamatkan diri, yang akhirnya malah membahayakan nyawa mereka?
Hei. Jangan bilang ini pertanyaan remeh. Justru kalo remeh aja kita ngga bisa ngejawabnya, gimana kita mau menyongsong Free Trade Agreement 2010?
*lebay lagi*
.
Monday, December 28, 2009
The Dreamer Avatar
*clearing throat*
First of all, aku mau mengucapkan terima kasih kepada rokenrol couple Putri and her hubby for took me away from this bedlam Semarang last weekend. Walopun cuma 1 hari 1 malam di Jogja, rasanya cukup menyejukkan jiwaku yang burst out ini.
aku sudah berusaha meminta mereka bergaya dengan proper but..
yea.. mungkin jatah mereka memang di balik kamera :D
kalo Membaca Cuma Cuma = MeCuCu?
exhibit #10 : yth ibu pemilik salon, kita ngga suudzon
situ pake drug atau nge-sex sembarangan kok... santay saja..
and anyway, apapun perawatan gratis catok...
kalo dikriting gimana? tetep dicatok juga?
Sesampainya di Jogja aku sama Putri langsung nonton AVATAR. Berhubung penuh, dapet seat K (of Q), dipojok kanan. Lumayan pegel nengoknya sih... But the movie worth our tengeng necks.
See the technical review here. I'd only like to tell that this movie was so stunning. Sangat eye candy. Manjain mata. No wonder James Cameron menghabiskan lebih dari 10 tahun hanya untuk menunggu supaya teknologi animasi sudah cukup canggih untuk memoles film ini. Tsk tsk tsk. Si perfeksionis itu.
Aku suka penggambaran Pandoranya. Bagaimana semuanya berpendar, ijo ijo biru luminesence. Hewan-hewannya yang berkaki 6. The great 'Toruk Macto'. The HomeTree. The Eywa. Tsu'Tey. Eytucan. Ikran. How could they possibly think about those names?? Dan bahasa imajiner suku Omaticaya-nya... Keren. Serius. Apalagi ketika yang ngomong si Neytiri yang diperanin Zoe Saldana itu... SEKSI. Hahaha. Setelah bahasa dan nama-nama di Lord of The Ring, Avatar ini bahasa imajiner kedua yang oke deh kakak...
Dari segi cerita, ya, memang klasik. Greedy man versus sincere native. Perebutan sumber daya alam. But the way they keep the plot raising and blew at the end were GOOD. At least better than another science-fiction-special-effect-splurger movie. Plotnya tidak terlalu lambat, tidak juga terlalu cepat. Seru. Aku sama Putri sibuk ber 'Ooooh..', 'Ahhhh..', 'GOSH!!', 'YeeeHaw!!' dan sejenisnya. Lalu kita heran, kok bisa ya penonton yang lain kalem-kalem aja ngeliat such adrenaline-pumping scenes?
Overall AVATARnya keren. Terus Minggu paginya kita nonton Sang Pemimpi. Padahal aku aja belom nonton Laskar Pelangi :) Gapapalah. Tema filmnya bagus, bagaimana kita diajarkan percaya sama mimpi kita sendiri (euh, aku tertampar!). Mathias Muchus-nya juara! Cara dia memerankan seorang ayah yang punya dignity ditengah segala kerentaan, kelelahan dan kekurangannya... Juga cara dia menunjukkan rasa bangga pada anak-anaknya... Membuatku dan Putri berkaca-kaca. Hiks.
Oya, pemeran Arai remajanya keren deh. Noh yang di poster pake baju ijo. Aktingnya bagus, timbre suaranya enak (kok dari kemaren timbre suara mulu yang dipikirin yak?), dan logat melayunya terasa luwes. Cakep banget juga engga, tapi LAKI-LAKI gitu lho. Ngeliat riap-riap rambutnya aja rasanya gemes (Hiiii what's wrong with me???). Dan setelah dewasa dia diperanin sama Arielharharharhar! Not bad juga aktingnya dia. He should give himself another chance.
Sayang plotnya ngga valid, naik turun naik turun, rentan ngebosenin. Berkali-kali diumbar gambar-gambar indah, tapi engga pada tempatnya. Pada titik-titik tertentu terasa pengen ngecult tapi engga nyampe. Beberapa penokohannya kurang kuat. Pak Balia contohnya. Aku pikir dia adalah tokoh yang cukup penting ya. Tapi porsi yang dia dapat kurang mangstap. Scene per scene nya Pak Balia hanya repetisi yang sudah-sudah. Tidak berkembang. Sayanggg. Editingnya juga sadis. Jret jret jret ngga fade away gitu. Ya visual ya audio. Apa emang pihak bioskopnya yang ngga canggih transisi rol ke rol nya?
Bagaimanapun juga, Sang Pemimpi layak tonton. Terutama buat kamu yang mulai ngga percaya sama mimpi kamu sendiri. If we ain't believe in our own dream anymore, what would we be?
There you go. (Terpaksa) nonton 2 film saja, karena Minggu sore aku mesti pulang. Seninnya ngga izin bolos sih. But Putri stayed. Aku nebeng sang suaminya Putri, menembus hujan dan macet alaihim, menyusuri sawah-sawah buat nemuin supplier bisnis mereka, lalu akhirnya sampai juga di Semarang. Alhamdulillah...
Mungkin sesekali aku cuma butuh begini. Melewati trayek yang berbeda dari yang dilewati sehari-hari. Bertemu orang-orang yang berbeda dari yang ditemui sehari-hari.
Then skygazing.
Lotsa skygazing.
. .
Friday, December 25, 2009
Skygazing
Okay. Here's the thing.
Have you ever longing for a getaway?
Faraway places?
Different path?
Good music?
Something warm and solemn?
There you go.
ps :
Selamat Natal bagi yang merayakannya!
Studio libur, tapi karena saya malas mencicil kerjaan, jadilah saya tetap datang doing some shi... err.. some works :)
.
Tuesday, December 22, 2009
Hadeuh. Sakit mata!
Belum tau sakit apa nih. Kirain cuma iritasi doang, tapi kok lama-lama nyut-nyutan? Jadi berasa agak pusing juga. Dibilang bintitan bukan, tapi udah agak bengkak dikiiiit. Akhirnya Visine diupgrade jadi Xendo Citrol (Yang kalo abis ditetesin ke mata, ngalir ke tenggorokan. Blah. Pait!)
Yang pasti sakit mata yang macem gini tuh :
1. Tidak keren (emang ada gitu penyakit keren?)
2. Nyusahin kalo mo ngliat.
3. Pusing.
4. Kalo mo sujud rasanya nyut-nyutan.
5. Ngga matching sama insomnia (karena bikin tambah nyut-nyutan)
Aduh. Aduh. Aduh. Gusti paringana waras. Amiin.
.
Dua dua Desember
Ditengah-tengah pencarian eksistensi diriku sebagai seorang manusia, seorang teman, seorang penyiar, seorang sahabat, seorang tetangga, seorang scriptwriter, seorang survival ditengah hidup yang ingar bingar; terselip juga keberadaanku sebagai...
... seorang anak dari 2 ibu yang luar biasa.
Ibuku.
Whatever it takes, you ARE my mom, my incredible mom.
Nothing, no one, can take it from you.
Eyang putriku. Almarhumah.
I would be nothing without you.
I miss you. I do.
Semoga saya bisa jadi anak yang baik.
Yang bisa membanggakan mereka semua.
Mereka, yang mencintai saya.
So, My Boss of the Universe,
would You please take care of them?
Please?
I beg You?.
.
Deviasi. Segera ambil posisi.
Akhir-akhir ini kok rasanya hidupku melenceng jauh dari prioritas ya?
Akibatnya jadi ngerasa jauh sama si Boss Penguasa Alam Semesta...
*Oh. Logikanya kebalik nih. Ralat ralat.*
Akhir2 ini kok rasanya jauh sama si Boss Penguasa Alam Semesta ya?
Akibatnya hidupku jadi melenceng jauh dari prioritas...
*Harus segera diberesin. Harus.*
Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
QS. Al Baqarah : 186
.
Random shot : snack jauh dekat Rp.2000
Who : temen-temen kos saya yang beli.
When : errr... kalo ga salah di sebuah malam minggu,
ketika pacar-pacar mereka datang,
dan mereka menjamunya dengan jajanan.
What : sebuah brand yang berani mengambil resiko,
dan membuat team wordcrafting brand Biskuat kalah set :)
.
Sunday, December 20, 2009
Terkapar pasrah
Udah berasa penggalan stensilan aja tuh judul. Ehehe. Yea, itu keadaanku saat ini. Setelah dihajar bermalam-malam begadangan (yang not in purpose), siaran-siaran subuh, semalem slowrock lanjut jaga rekaman (means 1 to 5 am), trus jam 10 paginya musti ngemsi.
Nah ngemsinya ini yang bikin pengen cerita dikit. Habis siaran slowrock kan nyempetin tidur bentar, tuh. Tapi begitu bangun, hadahhh, itu mata pedesnya ampun. Mana kudu dicolok softlens lagi. Mengalir dahsyat air mataku. Udah gitu ini eyebags, beuhhh.. Dasarnya ngga bisa dandan, ngga tau tekniknya nutupin kantong mata. Jadilah ngemsi tapi tampangnya kaya orang habis pesta miras semaleman. Matanya merah dan bengkak.
mungkin aku khilaf sehingga memilih berpose sedemikian rupa.
Owh. Jangan lupakan juga faktor heels shoes I wore. Yang harus dipake dari pagi sampe acara selesai (yang janjinya kelar jam 2 siang, tapi ujungnya jam 5 sore). Ngga tinggi kok. Tapi dasarnya engga biasa, pake kitten heels, yang cuma 3 sentian aja betis udah kelojotan, kaki pada lecet semua. Sigh.
Okay. Enough about me. Aku ngantukan dan berantakan, itu biasa. Tapi yang bikin aku totally alert ditengah pedih mata dan derita kakiku tadi adalah organizer acaranya. Oh good God. Bikin gemesss. Yang ngga perlu diurusin, yang perlu malah dicuekin. Ngga taktis. Ngga tanggap. Ngga ada runner or siapalah yang in charge buat decision maker. Aku kan cuma emsi yah? Dan semuanya pada sotoy sendiri-sendiri. Padahal aku perlu banget buat meng-confirm banyak.. BUANYAK hal standar yang ngga diurusin sama sekali. You know what? Ngakunya EO slash menejemen artis, tapi rundownnya kaya' susunan acara upacara bendera! Tanpa timeline. Tanpa breakdown. Tanpa PIC. Cuma disusun poin 1,2,3, dst... It's not a rundown though!
Okelah kalo mungkin emang belom biasa bikin event. Selalu ada yang pertama. Tapi mereka ini di awal ngomongnya gede banget. Bilang udah bikin acara serupa di Batam, Jakarta, sukses bla bla bla. But lately, satu crewnya bilang : ini event PERTAMA mereka. Ihhhh, kenapa mesti bohong sihhh????
Hhhh. Kalo mau dibahas satu-satu, panjang! Satu contoh lagi deh. Jadi ceritanya, ada satu orang panitia, dengan posisi setara stage manager, tapi dengan pedenya bilang "Nanti kamu saya temenin ngemsi. Saya biasa ngemsi kok". Eh? Apa bisa efektif, gitu? Stage manager ngemsi? Ditengah event yang preparationnya kacaw balaw, masih mau ngemsi juga? Tapi kupikir, ya sudahlah, siapa saya ikutan ngatur-ngatur? Dan ternyata benar. Ketika aku nanya acara selanjutnya apa (secara 'rundown' itu udah ngga bisa dipake karena diobrak-abrik sama mereka dengan sisipan-sisipan acara entah apa), si stage manager bilang "Iya, iya, udah siap kok performer selanjutnya".
Akhirnya aku nurut, langsung announce meskipun aku ngga melihat tanda-tanda kehadiran sang performer di sekitar stage. Dan apa yang terjadi kemudian sodara-sodara??? Di atas panggung si stage manager berseru, pake mic : "Panggilan kepada dancer XXX untuk segera menuju ke panggung, sekarang juga!! Saya ulangi, dancer XXX, harap segera menuju panggung!!!" AKU TERNGANGA. Hey you, Mr. stage manager, tugas Andalah untuk memastikan dancer itu siap disisi panggung, whatever it takes, tapi BUKAN dengan cara memanggilnya lewat mic, di depan semua hadirin! Emangnya ini valet parking??? Sumpah, aku jadi malu sendiri.
Masih banyak lagi kejadian-kejadian semacam itu seharian. Banyak. Sumpah. Emosiku beberapa kali ikut naik. Jadi agak nyolot juga. Yahh, namanya ngemsi sedikit banyak pasti punya sense of belonging biar acaranya running smooth kan. Kasarnya, nutupin jelek-jeleknya. Ngulur-ngulur waktu kalo performer belom siap. Membuat audiens tetap stay. Apa ajalah. Aku udah ngelakuin semua yang bisa aku lakuin. Tapi rasanya tetap tidak bisa menutup flawsnya acara tadi.
Iyalah, gimana bisa nutupin cela kalo stage managernya aja kehilangan jejak performer selanjutnya dan manggil mereka pake mic, dari atas panggung...
.
Saturday, December 19, 2009
Am I Wry? Yes.
Baiklah. Misi nyaris terlaksana. Paling tidak sampai jam 3 pagi nanti. Ketika acara slowrock rebound dari kak Eicha sudah berakhir.
Disini ada 3 acara rock. Dua diantaranya udah pernah nyicipin. Cuma icip-icip aja, biasa, jadi bemper. Nah jam 1 nanti, mau ngegenepin 1 sisanya. Mau gimana entar siarannya, pokoknya jabanin dulu deh.
Aku keliatan jiper ya? Iya nih. Abis, jangankan siaran slowrock yang punya basis massa luar biasa disini, aku siaran solo aja masih suka kagok. Gimana engga, selama 4 taun, siarannya couple mulu. Jadilah engga biasa siaran solo.
Selain faktor biasa-engga biasa, ternyata ada faktor cocok-cocokan juga lho. Menurut pengakuan beberapa temen, mereka justru ngaku kalo mereka tipe penyiar solo, yang lebih nyaman kalo siaran sendirian. Ngga perlu repot mikir traffic bicara, tek-toknya, nyatuin ide bla-bla-bla. Kalo aku? Malah suka bingung mo ngomong apa kalo siaran sendirian. Tapi pastinya ada juga yang jago dua-duanya. Solo oke, couple hayuk aja. Versatile gitulah. Bukan aku banget. Mungkin belum. Ga taulah.
Ah, tapi lepas dari apakah aku tipe couple atau solo, aku udah terlanjur ngeiyain. Udah terlanjur absen. Udah terlanjur nyampe studio. Kemarenan sempet nyobain beberapa kali siaran sendirian, yah moga-moga bisa jadi modal. Meskipun suaraku tidak indah. Meskipun aku bukan leidi-roker-whatsoever. Dicoba sajalah.
Ya, dicoba sajalah. Siaran yang satu ini. Yang lepas dari perkara takut siarannya belepotan... Kini juga membawa rasa tak terjelaskan di dalam hati. Demi merasakan ambientnya. Kokpit. Temaram. Malam minggu. Dini hari jam satu. Tempatku pernah berada di waktu dulu. Untuk tetap berada didekatmu.
Oh well. Here I am. Facing the giant. Wish me luck.
ps : Dear God, yes? Okay. I'll definitely put it on my list.
.
Midnite, err.. Morning Madness
Apakah ada efeknya tertidur dengan kepala di dekat laptop yang menyala semalaman?
I mean, is there any electrical radiation intake or whatsoever?
No? Impossible?
Okay. Just me and my stupid thought :)
If there's any, I hope it wouldn't harm my brain.
And didn't make my hairfall syndrome getting worse, too.
*i should get some sleep. immediately*
.
Midnite Madness
Lewat tengah malam.
Kerjaan terbengkalai.
Shuffling 711 random songs in playlist.
Desing harddisk.
Cig.
Air putih dingin.
Bebek.
Jam dinding berdetik ritmik.
Lapar.
Ketiduran sebentar.
Kabel berserakan.
Terjaga.
Jantung berdebar.
Modem lemot.
Sakit punggung.
Lubang hitam super-masif.
.
Friday, December 18, 2009
Random shot : kopi dengan pengeras suara
Not enough goodwill?
Catched up with friends, and the story told.
About me. And my mistake at the previous days.
Baiklah, saya memang bersalah. Saya sangat sadar. Saya minta maaf. Bahkan saya sangat salah. Salah sekali. Jika kondisinya dibalik, saya juga akan sangat merasa tidak nyaman. Sangat sangat sangat sangat sangat tidak nyaman.
Menyadari kenyataan itu, lalu saya beritikad baik. Tidak cuma meminta maaf, tapi juga berusaha membuat keadaan menjadi lebih baik. Berusaha bersikap dewasa. Berusaha berteman. Berusaha fair. Berusaha menunjukkan kalau kesalahan yang saya buat tidaklah 'in purpose'. Berusaha memberitahu bahwa saya tulus tidak ingin menyakiti siapapun. Dengan demikian, saya pikir semua tahu bahwa saya tidak akan mengulanginya lagi.
Saya rasa semuanya cukup jelas.
Saya pikir semuanya selesai dengan damai.
Tapi kemudian, dari yang saya dengar, responnya sungguh di luar dugaan. Akibat ikutannya tidak sesuai harapan saya. Itikad baik saya mentah. Saya tetap terlihat buruk. Saya seakan punya maksud tersembunyi yang tidak sepantasnya.
Saya menyerah. Gimana maunya Anda sajalah. Saya menurut. Toh mau bagaimanapun saya, jatuhnya tetap seakan saya punya hidden agenda yang tidak baik.
Hey, you. Yes, you.
Lupakan saja kenyataan kalau saya juga punya hati.
Atau kenyataan bahwa saya sudah melakukan usaha-usaha untuk menunjukkan bahwa saya beritikad baik, dan tidak ingin bermasalah dengan siapapun.
It's okay. Stick with your thought if you said so.
Just considered I'm fine.
.
the adorable Ukulele Boy
Ah, no matter who he is, yang pasti bocah ini sangat adorable. Meskipun nyanyinya mumbling, tapi kunci ukulele-nya bener. Pake strumming-strumming segala lagi. Belom lagi itu cengar-cengirnya. Dan cara dia mewek-mewek nahan gatel di idung karena tangannya sibuk, tapi akhirnya digaruk juga. Hahaha, lucu banget!
Thursday, December 17, 2009
Mon Cœur S'ouvre à Ta Voix
I Belong To You/Mon Cœur S'ouvre à Ta Voix
Utopia? Only God knows.
Kalau kata Blair Waldorf pada Chuck Bass di Gossip Girl :
"Three words, eight letters, say it and i'm yours.."
No, i don't need that much.
Three letters.
Not words. Letters. Three.
Sometimes abridged into two, but I prefer three.
And it brings comfort to this tiny little heart.
So I'm getting down to my knees, again.
And again.
And again.
Whispering to The Boss of The Universe :
"May I? Can I?"
.
Wednesday, December 16, 2009
Mereka bilang : "Ngga mutu!"
Pagi ini kebangun dengan Butterfly-nya Jason Mraz yang mengalun lewat speaker hp temen kos. Aku udah pernah cerita tentang mereka ya? Mereka berempat, semester 1 semua. Tapi tadi pagi kebetulan cuma ada 3 anak. Yang 1 pulang kampung kaya'nya.
Oke kembali ke kejadian tadi pagi. Mereka bertiga lagi chattering around, sambil siap-siap berangkat kuliah. Rameeee banget. Plus sambil nyalain radio lewat speaker hp. Yang speakernya tidak punya cukup bass, jadilah outputnya begitu cempreng. Tapi mereka menyalakannya dengan cukup kencang. Lalu mengalunlah Butterfly which I mentioned before. Dan terdengarlah percakapan ini (dalam bahasa Jawa, tapi sudah ditranslate dengan bahasa Indonesia) :
anak kos 1 --- Lagu apaan nih? NGGA MUTU!
anak kos 2 --- Ini kan Jason Mraz...
anak kos 3 --- Yang apa tuh lagunya dulu?
anak kos 2 --- I'm Yours itu lho.
anak kos 1 --- Oh kalo gitu MUTU DEH, TAPI DIKIT!
Dan aku yang tadinya masih ngantuk langsung JRENG melek. Satu karena Jason Mraz dibilang ngga mutu. Jason Mraz! Dua karena heran, ada apa sih dengan orang-orang yang bisa dengan entengnya bilang musik orang lain 'ngga mutu'?
Yah, aku juga suka nyacat musik yang ngga aku suka. Tapi tidak dengan bilang "ngga mutu". Paling banter aku bilang "aduh, lagu ini kok ganggu di kupingku sih??" atau "wah, aku ngga suka!" Ngga dengan bilang "ngga mutu!" gitu.
Matter of fact, aku dengerin dangdut pas siaran acara dangdut dengan alter ego PRT, and some of them are nice, funny. Aku dengerin house music yang ngeremix-nya asal di tempat senam, and some of them are really pumpin' up my energy. Aku dengerin campursari pas eyangku rengeng-rengeng sambil istirahat, and some of the are easy listening enough. Aku dengerin rock kalo pas dapet rebound siaran dari Bang Ade, and some of them are so into my taste. Aku dengerin musik trance techno whatsoever kalo pas iseng rame-rame diajakin ke club, and some of them are really relieving. Aku muterin musik-musik masa kini yang ngepop bahkan cenderung melayu di acara request, and some of them are good in arrangement and sales, of course. So, aku ngga mau bilang kalau musik-musik itu 'ngga mutu'.
Playlist sehari-hari aku sendiri juga ngga jelas. Se-mood-nya aku aja. Seputar Imogen Heap, Sigur Ros, Mew, Feist, Muse, Green Day, The Script. Apa aja. Kalo di studio sini ada yang suka Lady Gaga dan Britney. Ada juga yang suka segala macem jebolan American Idol. Ada yang suka musik trance. Ada juga yang ringtone hapenya lagu rohani kristiani. But we never said "ngga mutu!" to each other's playlist. Kalo ngga suka ya udah. It's only the matter of taste, yes?
Dan tadi pagi, si temen kos ku itu bilang Jason Mraz ngga mutu, tapi kemudian mendendangkan lagunya Armada Band :
Doh. Tapi aku ngga bilang lagu itu ngga mutu lho ya.
Lalu aku mencolokkan mp3 playerku ke speaker.
Dan memutar Uprising-nya Muse.
.
Monday, December 14, 2009
Sisaan weekend
Suddenly realizing.
Maybe I'm not that strong anymore.
Kemaren Sabtu ke Jogja, diajakin ngemsi sama si Radith. Ternyata bukan Jogja. Jogja mepet Klaten, secara venue acara kita di pelataran Prambanan. Panggung rigging 2 meteran dengan latar belakang Candi Prambanan. Sebelom briefing nyempetin masuk ke kawasan candi, aku belom pernah kesana soalnya. Dan... harrrr... merinding abis. Takjub. Bangunannya upright, tinggi, khas candi Hindu. Megah banget. Dan lingkungan di sekitarnya juga subhanallah. Kalo di Borobudur kan udah berasa padet banget yak. Kalo di Prambanan waktu itu masih berasa solemn... Ya mungkin karena aku kesitunya udah kesorean kali ya?
Minggu paginya ngemsi bla-bla-bla. Yang perform band-band indie. Some of them were great. Really-really great. Banyak bassis-bassis yang bikin nganga. Secara aku paling suka ngeliat orang maen bass. Tapi sayang ada juga yang terasa seperti poser saja. Yang bikin aku ngerasain yang namanya nahan emosi tapi mesti tetep cengar-cengir in the name of professionality. Blah. Yah, am not that anak jaman, I know. Tapi bukan berarti anak jaman harus act like a jerk, being sceptical to their own country's legacy nor mocking on another person's sense of music, kan?
Jadi tuh bintang tamunya kebetulan.. err, let's say.. ngepop sekali.. Kemudian secara implisit beberapa oknum anak indie menyatakan musik si bintang tamu tidak asik. Padahal band bintang tamu mainstream itu duluuu juga memulai karier mereka dari jalur indie. Kali indienya jaman dulu emang begitu gayanya kan? Kalo di mata kalian sekarang si bintang terlihat cupu, oh come on.. don't you understand? and why don't you guys put some respect?
Kelar ngemsi, segala macem angkutan yang patas menuju Semarang udah abis. Udah jam 9 malem, weekend pula. Akhirnya sama Radith ngeteng bis ke Solo dulu, dari Solo ke Semarang. Nyampe Semarang jam setengah 2 pagi, itupun baru sampe Banyumanik. Dari Banyumanik naek taksi langsung ke rumah, udah ngga sanggup ngambil motor ke studio. Capek banget rasanya.
And that time, I feel so insecure.
Longing for delicate, gentle voice comfort me by said :
"No worries, everything's gonna be alright..."
.
Friday, December 11, 2009
Dear God, don't stay away from me, will You?
I'm lost. TOTAL lost.
And insecure.
And empty.
Dear good God...
If I don't giving up;
everything's gonna be alright, yes?
Though right now I'm lost.
And insecure.
And empty.
.
La Luna Nuova
Eh eh, tau ngga? Aku barusan nonton New Moon dooong. Bukan karena pengen banget -ya emang dari kemaren pengen banget nonton bioskop sih, tapi bukan New Moon pilihan utamanya- lebih karena jalan bareng anak-anaknya. Ada Oliph, Mas Nunow, Radith, Via + her hubby to be, Benny dan Laura yang nyusul belakangan.
Kalopun ada tokoh yang loveable disini ya si Jacob Black itu. He's waaaay more hot and sincere than Edward. I dunno, mungkin karena dia nampak sangat 'Matt-Damonish' di mataku. Not to mention adegan shirtless para wolfpack yang bertebaran dimana-mana ya. Aku kasih buat adek-adek yang abege ajalah. Ehehe.
Buat ceritanya.. Some said mendingan Twilight. Buatku sih mendingan New Moon. Soalnya lebih laki-laki, beranteman ala Quileute-nya banyak membantu. Dan karisma Dakota Fanning yang cuma muncul secrutan aja itu udah bikin ck ck ck... The saga's developed. Mungkin karena sutradaranya yang diswitch dari Catherine Hardwicke ke Chris Weitz. Friksi-friksinya lebih berasa. Sayang spesial efeknya kurang alus. Serigalanya masih 'komputer' sekali. But really, the whole movie's quite okay, meski tetep berasa teenflick buatku. Banyak cliches disana-sini yang bikin aku nontonnya jadi jengah sendiri. Plus, ngga berhasil bikin aku mehek-mehek juga. Yang ada malah cekikikan mulu sama si Radith, apa-apa kita komentarin. Overall, engga jelek, just not my kind of movie. Ini soal selera aja. Peace, para Twihards! No offense! :D
Habis nonton kita makan bentar, trus pulang deh. Mari kita tunggu installment berikutnya. Eclipse, yes?
*oke, posting done. trus ngapain nih biar bisa merem?*
Wednesday, December 9, 2009
In order of compromising
Belom aja setengah hari, tapi udah ngelus dada berkali-kali. Mungkin inilah yang dinamakan seninya berkompromi. Berkompromi dengan berbagai macam orang.
Orang yang meminta, tapi tidak mau jika memberi.
Orang yang mencela, tapi tidak mau jika dikritik.
Orang yang menolak, tapi tidak mau jika dinafikan.
Orang yang meremehkan, tapi tidak mau jika dinomorduakan.
Saya akui, saya bukan si gadis berhati mulia. Yang selalu berpikiran baik atas sesuatu. Yang selalu bisa menahan mulut untuk tidak berkata jahat. Apalagi jika berurusan orang-orang seperti diatas.
Tapi saya tidak berhenti berusaha. Dan saya pikir hari ini saya cukup berhasil.
*istighfar*
.
Monday, December 7, 2009
Right. You may skip this post.
- Tau TV ads sebuah produk pasta gigi? Ads nya udah lama sih, tapi mo nulis lupa-lupa mulu. Yang ada 2 anak kecil, 1 berpakaian ala poison ivy, yang 1 ala neo the matrix? Dimana mereka berdua memperdebatkan mana yang lebih kuat : 'kekuatan alami' (pendapat si poison ivy) atau 'kekuatan ilmiah' (pendapat si neo). Lalu datang si mama melerai bahwa pasta gigi yang baik itu yang mengandung 'kekuatan alami' sekaligus 'ilmiah'. Aku heran, kata ALAMI dan ILMIAH kan engga opposite? Tidakkah 'alami' itu lawan katanya 'buatan'/'artifisial'? Apakah sesuatu yang alami itu tidak ilmiah? I don't think so. Yah, mungkin pengen yang (agak) berima gitu ya. Alami. Ilmiah. Oke.
- Kemaren pas ke kawinan mba Evi ada sepasang adek-adek cewe maju ke panggung. Ngga lebih dari 12 tahun each I guess. Mereka pengen nyanyi. Kasak-kusuk sebentar sama keyboardistnya, akhirnya mereka pegang mic. Dan menyanyilah mereka : "Tuhaaannn.. berikan aku hidup satu kali lagi, hanya untuk bersamanya, kumencintaaaiinyaaa... Sungguh mencintainyaaaaa". What tje fuk? Aduh ibunya anak-anak ini.. Kok dibolehin sih nyanyi begituan? Iya sih lagunya emang populer, susah menghidari serangan lagu-lagu dewasa masa kini versus minimnya lagu anak-anak. Tapi kan ada Laskar Pelangi? Kepompong? Buka Semangat Baru? Anything. Euhh, tanpa bermaksud mendiskreditkan, aku posting potonya ya? Fotonya udah disamarkan kok. Hanya untuk memberi gambaran, how weird the moment was.
- Hari ini aku berhasil menyingkirkan segala kemalasan (dan rasa geliyengan) buat servis motor dan beli sunscreen. Dan beli majalah kantor juga. And you know what? Aku beli sebuah majalah parenting yang engga biasanya aku beli soalnya tergoda sama kovernya. Balita lucu banget! Nanti kalo aku punya anak, bakal aku beliin satu kostum binatang lucu begini. Trus dia gelinding-gelinding.. Hiiii. Lucuuuu. (Lah, kejauhan amat ngayalnya? Gapapa deh, diaminin ajaaa). Tapi emang lucu banget kok. Take a look at this :
Sunday, December 6, 2009
Pengen yang asin-asin...
I tried to ate right today, three times, but then I threw up. Now I'd like to crave any salty food. The super salty if it's possible. But this nausea I've got... Beuhh. Maybe I should think again...
Huhuhu. I don't feel good. At usual circumstances, me... eat A LOT. Now I'm masuk angin.. errr.. catching a cold, it is. I want to eat, but then I vomit.
Ahh. 'Kerokan' will help I guess. Somebody?
.
Saturday, December 5, 2009
Weekend oh weekend
10:4712/5Assalamualaikum wr wb “Bersungguh-sungguhlah pada hal yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan merasa lemah. Bila kamu ditimpa sesuatu janganlah kamu mengatakan, “Seandainya (tempo hari) aku melakukan ini, niscaya begini-begini. ‘Katakanlah, “Allah telah menakdirkan dan apa yang Allah kehendaki maka itu terjadi. “Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan”. (HR. Muslim)
Happy Weekend..^___^
Got this y!m offline message from mba Sri Agutina, officer Rumah Zakat yang tempo hari being so informative pas aku nanya-nanya segala macem. Dia ngirim ini hampir tiap hari, ke semua orang yang dia urus kaya'nya. Baek banget deh.
Yah, weekend. What to do, what to do? Kalo diem-diem aja suka mikir yang engga-engga. Tapi badan kok capek. Hati apalagi, for some severe acute reasons.
Tiga hari kemaren ngemsi tipe capek : jualan, dengan audiens yang datang dan pergi. Dari pagi sampe sore, suara jadi aga serak sekarang. And the insomnia.. Yeah, no need to tell...
Then today, kondangan di 2 tempat berbeda, waktunya sama, jam 12 siang. Yang satu nikahannya Galih, temen paski, di Pedurungan. Yang satu nikahannya mba Evi, resepsionis cantik radioku, di Banyumanik. Imagine, all the people. Akhirnya jam setengah 12 aku ke Pedurungan dulu naek motor, puanasnya ampun! Haha hihi, foto sebentar trus ngebut balik ke studio soalnya jam setengah 1 mo bareng sama anak-anak studio ke Banyumanik naek mobil kantor. Berkali-kali hampir kesamber kendaraan laen (just like this morning, gara-gara ketiduran 1 detikan diatas motor) Am arrived a bit late to the studio at the end, udah ditunggu sambil merengut sama anak-anak. Maapkan akuhuhuhu. But I made it. Aku bisa dateng di tempat mba Evi dan Galih.
Now what to do? What to do?
.
Tuesday, December 1, 2009
Waks. Desember.
Beberapa bulan yang lalu, aku kira pas nyampe bulan ini keadaannya akan begini. Eh ternyata malah begitu. Not only about one, two or three things. But my whole life. Yes. My whole life. Turning upside down.
And for this big matter called family, I wish I could tell them : Semua yang berusaha aku lakuin seumur hidupku itu cuma biar semuanya seneng... If from the very beginning my existence was wrong, I am terribly sorry. I wish I can do any better. I wish I can do any better. But this is something I could not change. I am sorry. I am sorry.
Lay this restless heart for a while, I wish I could.
.
Monday, November 30, 2009
Go ride yer bike
Dari kemaren setelannya kenceng aja nih badan. Sampe akhir minggu ini mungkin. Bangun pagi, pulang malem, tidur susah. Setelan luar kenceng tapi dalemnya kopong. Udah kaya' zombie aja nih rasanya.
Berikut ini excusenya. Kemaren dari pagi sampe sore ngemeng di tengah lapangan panas, abis itu lanjut siaran sampe malem bener. Acara perngemengannya sendiri juga lumayan ngotot, cape nunggu, panitianya ngga responsif pula. Belom lagi itu wardrobe yang bikin diliatin sama ibu-ibu. Diliatinnya not in a good way. Soalnya posisi engga pas di venue event sih. Entah pas di jalan, entah di warung pas lagi nunggu waktu ngemeng lagi. Maapkan saya yah ibu-ibu, saya terpaksa... Then I wonder, apakah mbak-mbak yang biasa bercelana sependek itu juga selalu diliatin begitu yah? Mungkin cuma aku, karena komposisi penampakanku yang bercelana pendek tidak begitu indah dipandang, heuheu.
Tapi kerjaan kemaren, meskipun capek, lumayan memanjakan mata. Acara motor trail gitu ceritanya. Orang-orang pake body-protector, naek motor offroad, berhelm full face dan jago naek motor dimana-mana! Belom lagi sepatu boot dan jumpsuitnya itu... Mereka jadi kaya' action figure jagoan. Meskipun begitu helmnya dibuka ternyata wajahnya ngga sesangar outfitnya :)
Tapi aku ngga suka poser, maksudnya yang jumawa-jumawaan doang. Like, "Nih motor gue gede!" atau "Mobil modif gue keren nih!" Atau sebangsa yang meliuk-liuk ngebut naek motor di jalan raya ga pake helm, bannya kecil, saringan knalpotnya dibuka, ngeblayer-blayer ga jelas. Hoi biasa aja dong... Oh satu lagi yang agak ganggu, itu motor matic yang knalpotnya dipasangin silencer tertentu (kalo ga salah namanya hotdog silencer atau apa gitu) biar bunyinya ngiiiiiiiing kaya' seruling. What's the point sihh??
*Huahhmm*
.
Curam bener sih ah
Ini lho..
Turunan yang satu ini curam bener sih ah rasanya.
Ngesot ngesot ngerem sendirian begini susah banget ternyata.
Kadang pas berhasil naik, eh merosot lagi.
Naik 5 meter, turunnya 8 meter.
And the time is running out.
*megangin kepala, ngelus dada*
.
Saturday, November 28, 2009
Shhh... Listen.
Dan Someday-nya John Legend ini salah satu OST-nya. Really speaks for the movie. And for life.
*ngebajak video bikinan orang nih.. misi misi ya oom*
Marilah mari kita berzakat
Ini engga bermaksud riya', justru malah saya malu, karena baru mulai sekarang. Pendapatan saya memang engga gede buanget, tapi kalo udah memenuhi nishab tetep wajib kan ya...
Habisnya selama ini saya bingung mau disalurin kemana. As we know, begitu banyak 'pihak-pihak yang hoax', malah bikin ragu : "Nyampe sasaran ngga ya?" Some people said, yang penting kan niatnya kita. Tapi kalo bisa memberi manfaat buat yang membutuhkan kan lebih baik lagi.
Jadilah siang ini saya memutuskan buat ikutan di Rumah Zakat Indonesia. Mau zakat, ngebantu kelahiran ibu-ibu kurang mampu, sampe ngangkat anak asuh juga bisa. Coba klik aja deh.
Kalo saya bisa ngabisin ratusan ribu buat sekedar pleasure, masa' buat zakat malah belum? Saya baru mulai nih. Kamu sudah? Kalo belum, yuk mulai dari sekarang :)
*Bismillah, moga-moga diberkahi Allah*
.
Current Mood : Malas
Kemaren saya seharian di rumah. Habis sholat Idul Adha sebenernya banyak rencana, mo bikin ini itu. Tapi lagi-lagi karena si modem ble e, ujan pula... Ahhh jadi malas *alasan*
And, and, and... Is it only me ato kalo memang tidur saat matahari masih bersinar itu bikin engga mood ngapa-ngapain setelah bangun ya? Engga biasa tidur siang sih. Jadi pas kemaren nunggu internet loading nguing nguing, ehhh tau-tau ketiduran. Bangunnya sore dan habis itu ngga enak aja rasanya... Bahasa jawanya aras-arasen...
Ah pokoknya kemaren jadi hari tidak produktif saya deh. Malesnya juga kebawa sampe sekarang... I should craft some copy, tapi pikiran malah kemana-mana.
....
....
....
Do you know that I always love character with a mask? Or maybe helmet, whatsoever. As long as they cover their face or just some particular part. Misalnya yang kaya' gini :
Codet dan sharingannya juga bikin tambah sangar...
Walah, jadi ngelantur ngga jelas begini. I'm off.. Kerja! Kerja!
.
Thursday, November 26, 2009
Mau liat yang gedeee
Seandainya saja saya dikasih rejeki dan leisure time buat datang ke ibukota...
Saya bakal nonton Jiffest 2009 sampe puas. Kepengen nonton premiere Sang Pemimpi. Coco Avant Chanel. New York I Love You. Dan film-film apapun deh.
Sayangnya ngga bisa. EOS 2009 yang kemaren ke Semarang juga ngga sempet dateng. Gara-gara ngurus ini dan itu. Di bioskop ada 2012 sama New Moon, tapi antriannya amit-amit. Entar aja deh kalo euforianya udah lewat (dan freepass-nya bisa dipake) :)
Oh ya, pengen nonton Inglourious Basterds juga. Sama Public Enemies. Sama Precious. Oh Where The Wild Things Are juga.
Ahhh udah lama ngga nonton film di layar yang gede nih.
*derita orang yang sedang pengiritan*
.
Wednesday, November 25, 2009
Morning with a messy feeling
Hai selamat pagi!
What an early morning posting ya? Yes, this is another episode of jereng in the midnight. Sampe sekarang nih belom bisa merem. Dan rasanya pagi ini aku merasa begitu...
... berantakan...
Apanya? Semuanya. Berantakan. A mess, my life is. Semua yang direncanain, at least yang dipengenin beberapa bulan yang lalu ngga ada yang kebeneran. So many failure, so many rejection. Ah.
This is my trial. Ngga papa. Ngga papa. Akunya lagi dicoba aja.
*inhale, exhale*
Baiklah. Posting foto-foto lama yang belom sempet diupload aja yuk.
*sebel karena aku tagih terus kali ya* :)
Tuesday, November 24, 2009
Mens sana in corpore sano
Badan pegel-pegel.
Penyebab : udah lama ga olahraga.
Pusing feat. meriang.
Penyebab : sering keujanan.
Sakit gigi.
Penyebab : tambalan perlu dicek.
Muka kucel.
Penyebab : dari sononya.
Dengkul senut-senut.
Penyebab : unidentified. Tau-tau senut-senut-akut.
Rambut rontok tambah buanyak.
Penyebab : (kemungkinan) psikologis.
Insomnia taraf medium cenderung akut.
Penyebab : masih psikologis. no further explanation.
.
the Victory Rose
Ágætis Byrjun
Bjartar Vonir Rætast
Er Við Göngum Bæinn
Brosum Og Hlæjum Glaðir
Vinátta Og Þreyta Mætast
Höldum Upp Á Daginn
Og Fögnum Tveggja Ára Bið
Fjarlægur Draumur Fæðist
Borðum Og Drekkum Saddir
Og Borgum Fyrir Okkur
Með Því Sem Við Eigum Í Dag
Setjumst Niður Spenntir
Hlustum Á Sjálfa Okkur Slá
Í takt við tónlistina
Það Virðist Enginn Hlusta
Þetta Er Allt Öðruvísi
Við Lifðum Í Öðrum Heimi
Þar Sem Vorum Aldrei Ósýnileg
Nokkrum Dögum Síðar
Við Tölum Saman Á Ný
En Hljóðið Var Ekki Gott
Við Vorum Sammála Um Það
Sammála Um Flesta Hluti
Við Munum Gera Betur Næst
Þetta Er Ágætis Byrjun
-----
A Good Beginning
Bright hopes come true
as we walk downtown
smiling and laughing happily
friendship and exhaustion collide
we celebrate the day,
a two year wait,
a distant dream is born
we eat and drink till we’re full
and pay for ourselves
with everything we have for the day
we sit down excited
listen to ourselves play in
rhythm to the music
no one seems to listen
this is completely different
we lived in another world
where we were never invisible
a few days later
we speak again
but the sound wasn’t good
we were all in agreement,
in agreement about most things
we’ll do better next time
this is a pretty good beginning....
Oh well..
Ternyata di tempat tes dia berjumpa dengan Teman Kuliahnya. Beberapa tes mereka lalui sampai tahap terakhir yang menyisakan 5 orang : Si Gadis Naif, Teman Kuliah, Kandidat Lain 1, Kandidat Lain 2 dan Kandidat Lain 3; untuk 1 buah formasi saja. Si Gadis Naif, dasarnya emang naif ya, cengar cengir aja ikut tesnya, sampai suatu ketika si Teman Kuliah berkata :
"Ah, lo tau ngga sih, instansi ini tuh banyak titipannya kali!"
"Masa sih? As if ini instansi basah aja... Ngapain nitip-nitip?"
"Yeee, ga percaya. Lo tau Temen Kosan gue? Bokapnya kan orang instansi sini. Si Temen Kosan gue, ibaratnya udah ditekin 1 tempat begitu dia lulus entar!"
"Ah seriusan?"
"Iya! Anggeplah 50% yang masuk sini tuh pasti titipan! Jadi kalo entar bukan gue ato elo yang masuk, gue yakin itu pasti titipan!"
"Hooo.." *garuk-garuk kepala*
And so it is. Si Gadis Naif tetep ngejabanin tes dong ah. Udah jauh-jauh juga. Bawaannya positif thinking aja dia mah. Sementara Si Teman Kuliah ngga berenti mengungkapkan kekeselennya bahwa untuk tes yang satu ini, dia mengorbankan 2 tes lainnya, karena kebetulan waktu tesnya bersamaan.
Si Gadis Naif mencoba menghibur :
"Ya udahlah mak, lo pilih aja yang menurut lo sreg"
"Pusing gueee. Yang tes disono sebenernya gue udah dititipin sama sodara gue. Tapi lo tau ga sih, disono tuh kalo udah masuk kerjaannya ngga ada. Ngapain gue entar? Kalo yang satunya lagi, saingan gue masih ribuan! Mending disini, cuma tinggal 5"
"Nah itu jelas. Brarti lo ngikut tes akhir yang ini aja"
"Tapi yang disono gue udah dijamin masuk sama sodara gue"
"Wah?? Enak dong. Elo mau disana aja?"
"Tapi dijaminnya sampe interview doang. Disana tuh ada tes fisiknya mak. Mana saingan gue yang lain bodinya lebih keren-keren! Mending juga gue disini!"
"Ya udah kalo gitu.."
"Tapi ya mak, kalo disini tuh banyak titipan! Nyesek kali mak kalo udah gue belain-belain lepas yang punya sodara gue ternyata bla bla bla bla bla blaaaa"
Dan acara bla bla bla itu berlangsung panjang. Si Gadis Naif sebenernya ngga pernah keberatan ngedengerin orang curhat. Tapi si Gadis Naif juga bingung. Dibandingkan sama Si Gadis Naif, Si Temen Kuliah berdomisili di kota yang sama tempat tes-tes itu berlangsung. Ngga perlu kesasar, karena kemana-mana dianterin atau naik taxi. Ngga perlu pusing ijin kantor dan ngelembur kerjaan sebelum bolos. Ngga perlu juga ngirit-ngirit duit buat ongkos karena toh masih 1 kota. Punya sodara yang bisa ngejamin pula...
Tapi, ah, ya sudahlah, setiap orang kan burdennya sendiri-sendiri. Lalu Si Gadis Naifpun tetap tabah (panemuan) mendengarkan penuturan si Teman Kuliah, yang terus minta pendapat, tapi setiap pendapat yang diberikan terus menerus disangkal dengan 'iya sih, tapi...'
Akhirnya hari pengumuman tes instansi tersebut datang juga. Pengumumannya via website instansi. Si Gadis Naif kesulitan mencari koneksi internet sampai akhirnya dia memutuskan untuk bersabar sebentar, baru nanti nyoba ngecek lagi. Tapi sebelum mengecek sendiri, tiba-tiba datang sms dari si Teman Kuliah :
"Mak, Kandidat Lain 2 tuh yang interview bareng elo ya? Dia yang lolos. Gue yakin dia titipan! Gila nyesek banget gue. Udah gue lepasin yang dijamin ama sodara gue, akhirnya tetep begini"
"Ohhh gitu. Aduh, sedih deh. Ya udahlah mak, bukan rejekinya kita kali mak. Tapi masa sih si Kandidat Lain 2 itu titipan?"
"Iyalah. Jujur ya, sebenernya di instansi ini gue juga udah dititipin sama temen bokap gue. Udah sampe ke kepala biro kepegawaiannya. Katanya nilai interview gue paling tinggi. Skripsi gue juga dibilangnya pas banget sama posisi ini. Tapi tetep ngga masuk juga, apa dong namanya kalo si Kandidat Lain 2 itu bukan titipan juga? Ih gila ya mak! Tau gitu kan yang punya sodara gue engga gue lepas!"
Lalu sms-sms itu berlanjut. Si Gadis Naif cuma bisa ber 'oh ya? wah sabar ya..', sementara si Teman Kuliah terus-terusan mengeluh. Ya, wajar jika Si Teman Kuliah sangat kesal dan kecewa... Tapi tiba-tiba si Gadis Naif teringat perkataan si Teman Kuliah :
"Kalo bukan gue atau elo yang lulus, yang lulus pasti titipan!"
Kok si Temen Kuliah bisa yakin bener bilang gitu? Nyatanya si Teman Kuliah juga menitipkan dirinya? Jadi dari awal, si Gadis Naif emang ngga punya peluang dan si Teman Kuliah tau itu? Tapi.. Tapi..
Yah, jadi ikutan 'tapi-tapian' deh :)
And then Si Gadis Naif just take it slow. Because denial won't get us anywhere, right?
Monday, November 23, 2009
Stand Still
Rumah itu masih ada disana.
Tidak terlalu mewah, biasa saja.
Cenderung banyak kekurangan, faktanya.
Tapi rumah itu dibangun dengan usaha yang tidak mudah.
Dengan daya dan upaya tanpa jeri, sampai akhirnya dia berdiri.
Wujudnya berbeda, mungkin itu yang membuatnya istimewa.
Terkadang hujan datang menerjang.
Atapnya bocor, lantainya kotor.
Tak perlu sedih, masih bisa dipel supaya bersih.
Terkadang kering debu menderu-deru.
Jendelanya buram, temboknya suram.
Jangan kecewa, seka saja semua nodanya.
Terkadang fondasi rumah terasa goyah.
Bagian sana runtuh, yang di situ mau rubuh.
Tidak apa-apa, coba pasang tiang penyangga.
Rumah itu masih ada disana.
Tidak terlalu mewah, biasa saja.
Cenderung banyak kekurangan, faktanya.
Tapi rumah itu masih ada disana.
Dia tetap tegak berdiri, demi sang penghuni.
.
Saturday, November 21, 2009
Spot yang Hot
Sssttt... kita ngobrolnya pelan-pelan aja ya?
Jadi, sore ini koneksi wifinya studio lagi cusssss banget! Dari tadi pagi malah. Aku donlod lagu banyakkkk banget.. eh sumpah lancar jaya lho! Padahal koneksi disini kan terkenal ajrut-ajrutan, suka bikin kriting anak-anak studio... Sore ini asik berat deh!
Tapi ya... nih, makanya kita ngobrolnya pelan-pelan... Kalo koneksi sini dipuji... Biasanya habis itu suka ngambek... Seketika jadi macet deh...
Aduh bentar, bentar.. Kok kaya'nya koneksinya... Aduh...
Tuh kannnnn... Macetttt...
Ngelantur menunggu hujan
- Tadi pagi bangun telat, berangkat telat, but arrived just in time : 8.15... Heuuu mungkin skill berkendaraku sedikit ada progres ya?
- Bingung sama woro-woro yang bilang film 2012 bakal ditarik besok. Katanya menyebarkan propaganda soal kiamat. Lah bukannya kalo diblow up begitu malah orang pada penasaran pengen nonton? Lagian kan filmnya bukan nyeritain soal kiamat. Masa kiamat masih ada survival? *ups spoiler* It's about Mayan Calendar that ended at December 20th 2012. Then it'll coming a new age. New Age-nya yang kaya' gimana kan bukan berarti kiamat? Kok bukan info beginian yang disosialisasiin? Malah gosipnya filmnya bakal di-banned. Bukannya malah bikin semakin salah kaprah?
- Olsen Olsen-nya Sigur Ros maut abis. Baru tau lagunya sekarang soalnya :) Sepertinya akan menjadi frequent-repeated-song after Zookeeper's Boy-nya Mew. Membawaku menjelajah dunia fantasi... Ahhh..
- Omong-omong soal dunia fantasi, ternyata memang aku mudah terlena oleh tipikal summer movie-nya Hollywood ya? Yang "DARRR-BLARRR-BOOM-BOOM-POWW" gitu lho. Yang ada pistol-pistol canggihnya, yang ada adegan berantemnya, yang ada control room dengan wajah-wajah bersinar kena lampu layar komputer. Suka nganga nontonnya. Tapi ya udah gitu doang. Jarang ada yang beneran nempel di ati. Boros spesial efek doang. Eye candy-lahhh. Gapapa.
- Kalo lagi jereng tengah malam, selain sholat dan rekesan yang dilakukan pastinya nonton film. Yang baru-baru ini ditonton lumayan banyak sih... Tapi yang jadi favorit adalah : Stranger Than Fiction (jadul, baru nonton, ternyata sorta genious movie! twistnya lucu! dan Maggie Gylenhall.. ohhh, how I love her!), The Machinist (Jadul lagi, tapi film ini memang thrilling sekali! Belom lagi tuh Christian Bale yang susut 28 kg, trus dinaekin lagi plus nambah 15 kg massa otot buat maen Batman. Edan!), sama Chocolate yang film Thailand itu (my favourite scene : pas Zen berantem lawan si epileptic boxer! Keren! Sayang cuma bentar doang..)
- Nego ngemsi bareng Radith. Tapi sebelom di-approve disuruh meragain dulu gimana ngemsinya, durasi 5 menit. Orang EO-nya pada duduk di depan meja, kita berdiri berdua di depan mereka, pura-pura ngemsi. Serasa audisi Indonesia Idol...
- Hujan, hujan, hujan. Sepi, sepi, sepi. Ingin berbagi, ingin berbagi, ingin berbagi.
Friday, November 20, 2009
I'm Under-Leagued, I know
Mungkin itu juga yang dirasakan oleh Trevor Reznik di The Machinist yang mengidap insomnia akut setahun penuh, tanpa bisa dia kendalikan, because there's something untold inside him. One supermassive black hole inside him. Yang membuatnya setengah gila, kehilangan sebagian besar bobot tubuhnya, dan mengalami ambiguitas antara khayalan dan realita.
Aku? Engga separah si Reznik itu dong. I just can't sleep. Just can't.
And I'm shiver...
It's all about the money
By telling this, it doesn't mean I'm weeping around or being such ungrateful. I just wanna dare myself :
Could I survive with 20K until the end of this month?
Random facts :
- It's not actually 20K. I've already purchased 10K last night to reload the gas.
- But last nite, the Tea Master bought me dinner! And there's free ciggies too from Zee..
- Thanks God that 'Salt-Warehouse' (which 'ngeteng'-able) was suits my taste. Actually the ingridients wasn't too good for me, but it's temporary lahhh...
- If the money runs out, there's 'pinjaman bunga lunak' everywhere :)
(sedikit sok tau) Tentang Rasa Keadilan
Elegi Minah dan Tiga Buah Kakao di Meja Hijau...
Jumat, 20 November 2009 | 08:09 WIBMinah (55) hanya dapat meremas kedua belah tangannya untuk menepis kegalauan agar tetap tegar saat menyampaikan pembelaan atau pleidoi di hadapan majelis hakim di Pengadilan Negeri Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (19/11).
Tanpa didampingi pengacara, ia menceritakan bahwa alasannya memetik tiga buah kakao di kebun PT Rumpun Sari Antan 4, pertengahan Agustus lalu, adalah untuk dijadikan bibit.
Nenek tujuh cucu yang buta huruf ini sesekali melemparkan pandangan kepada beberapa orang yang dikenal guna memperoleh kekuatan. Ia berusaha memastikan bahwa pembelaannya dapat meyakinkan majelis hakim.
Dengan menggunakan bahasa Jawa ngapak (dialek Banyumasan) bercampur bahasa Indonesia, Minah menuturkan, tiga buah kakao itu untuk menambah bibit tanaman kakao di kebunnya di Dusun Sidoharjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. ”Kalau dipenjara, inyong (saya) enggak mau Pak Hakim. Namung (cuma) tiga buah kakao,” ujar Minah kepada majelis hakim.
Minah mengaku sudah menanam 200 bibit pohon kakao di kebunnya, tetapi ia merasa jumlah itu masih kurang. Namun, belum sempat buah tersebut dibawa pulang, seorang mandor perkebunan, Sutarno, menegurnya. Minah lantas meminta maaf dan meminta Sutarno untuk membawa ketiga buah kakao tersebut.
Alih-alih permintaan maafnya diterima, manajemen PT RSA 4 malah melaporkan Minah ke Kepolisian Sektor Ajibarang, akhir Agustus lalu. Laporan itu berlanjut pada pemeriksaan kepolisian dan berakhir di meja hijau.
Minah sudah berusaha melepaskan diri dari jerat hukum. Tapi usahanya sia-sia. Hukum yang mestinya mengayomi masyarakat dengan menegakkan keadilan, bagi nenek Minah, ternyata tak punya nurani. Hukum kita rupanya tak memberi ampun bagi orang kecil seperti Minah. Tetapi, koruptor pencuri miliaran rupiah uang rakyat melenggang bebas dari sanksi hukum.
Di Jawa Tengah, misalnya, empat bekas anggota DPRD dan aparat Pemerintah Kota Semarang yang menjadi terpidana kasus korupsi dana APBD Kota Semarang tahun 2004 sebesar Rp 2,16 miliar divonis bebas. Mereka bebas dari sanksi hukum setelah Mahkamah Agung (MA) mengabulkan permohonan peninjauan kembali mereka. MA menyatakan keempat terpidana itu tidak melakukan tindak pidana.
Muramnya penuntasan masalah hukum di Jateng masih ditambah lagi dengan putusan hakim yang hanya memberikan hukuman percobaan kepada pelaku tindak pidana korupsi. Salah satunya dijatuhkan kepada Ketua DPRD Jateng periode 1999-2004, Mardijo. Terdakwa korupsi dobel anggaran APBD Jateng sebesar Rp 14,8 miliar ini hanya diberi hukuman percobaan selama dua tahun.
Minah memang tak mengerti masalah hukum seperti para terpidana dan terdakwa kasus korupsi itu. Namun, dengan berkata jujur, ia memiliki keyakinan bahwa ia mampu menghadapi rimba hukum formal yang tidak dimengertinya sama sekali.
Terhitung tanggal 13 Oktober sampai 1 November, Minah menjadi tahanan rumah, yakni sejak kasusnya dilimpahkan dari kepolisian kepada Kejaksaan Negeri Purwokerto. Sejak itu hingga sekarang, ia harus lima kali pergi pulang memenuhi panggilan pemeriksaan di Kejaksaan Negeri Purwokerto, dan persidangan di Pengadilan Negeri Purwokerto.
Rumah Minah di dusun, di pelosok bukit. Letaknya sekitar 15 kilometer dari jalan utama Ajibarang-Wangon. Perjalanan ke Purwokerto masih menempuh jarak sejauh 25 kilometer lagi. Jarak sepanjang itulah yang harus ditempuh Minah setiap kali memenuhi panggilan Kejaksaan Negeri Purwokerto dan Pengadilan Negeri Purwokerto.
Satu kali perjalanan ke Purwokerto, Minah mengaku, bisa menghabiskan Rp 50.000 untuk naik ojek dan angkutan umum. Ditambah lagi untuk makan selama di perjalanan. ”Kadang disangoni anak kula (kadang dibiayai anak saya),” katanya.
Sebelum menyampaikan putusan, majelis hakim juga pernah bertanya kepada Minah, siapa lagi yang memberikannya ongkos ke Purwokerto. ”Saya juga pernah dikasih Rp 50.000 sama ibu jaksa, untuk ongkos pulang,” kata Minah sambil menoleh kepada jaksa penuntut umum Noor Haniah.
Noor Haniah yang mendengar jawaban itu hanya dapat memandang lurus ke Minah.
Elegi Minah tentang tiga kakao yang diambilnya melarutkan perasaan majelis hakim. Saat membacakan pertimbangan putusan hukum, Ketua Majelis Hakim Muslich Bambang Luqmono sempat bersuara tersendat karena menahan tangis.
Muslich mengaku tersentuh karena teringat akan orangtuanya yang juga petani.
Majelis hakim memutuskan, Minah dihukum percobaan penjara 1 bulan 15 hari. Jadi, Minah tak perlu menjalani hukuman itu, dengan catatan tidak melakukan tindak pidana lain selama masa percobaan tiga bulan.
Persidangan ditutup dengan tepuk tangan para warga yang mengikuti persidangan tersebut.
Kasus Minah bisa menjadi contoh bahwa penuntasan masalah hukum di negeri ini masih saja berlangsung tanpa mendengarkan hati nurani, yaitu rasa keadilan....
TAKEN FROM :
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/11/20/08094942/Elegi.Minah.dan.Tiga.Buah.Kakao.di.Meja.Hijau...
Membaca artikel ini di pagi hari lantas terbengong-bengong. How could they, the corporate, just did that to the old lady? Atas dasar ingin memberi efek jera? Atas dasar takut rugi? Atas dasar rasa keadilan?
Hey, adil itu bukan berarti sama, bukan?
Lalu aku membaca artikel punya mbak Yenny SW dari ajrc-aceh.org. Disana disebutkan Keadilan dalam Kamus Hukum diartikan sebagai perbuatan, perlakuan yang adil, sementara adil adalah tidak berat sebelah, tidak memihak dan berpihak kepada yang benar.
Untuk penegakan keadilan tersebut, Indonesia menerapkan sistem hukum dengan paham positivisme. Penegakan hukum oleh hakim dalam teori positivisme menurut Hans Kelsen berarti keadilan itu lahir dari hukum positif yang ditetapkan manusia. Hakim terikat dengan hukum positif yang sudah ada, artinya mau tidak mau hakim harus benar-benar menerapkan suatu kejadian berdasarkan konsep hukum yang sudah ada.
Konsep ini ternyata pada beberapa kasus malah jadi jauh dari keadilan, karena sering sekali hukum positif itu ketinggalan dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi, sehingga dalam penerapan teori positivisme tidak bisa serta merta dilaksanakan dengan paham legisme. Hakim boleh menerapkan teori ini pada kasus yang aturan hukumnya jelas, sehingga hakim tinggal menerapkan saja pada peristiwa kongkrit.
Tapi dalam hal peristiwa yang tidak ada aturan hukumnya hakim harus menemukan dan menggunakan analogi untuk penemuan hukum. Bahkan jika peristiwanya tidak diatur sama sekali dalam undang-undang, maka hakim berdasarkan ayat (1) Pasal 28 Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman “…… wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat”.
Oke, mungkin mencuri memang bukan kasus tanpa aturan hukum. Matter of fact, kaidahnya sudah jelas. Tapi ada selalu ada special circumstances yang membuat seorang hakim harus duduk disana, dan menggunakan nuraninya. Penerapan hukum positif oleh hakim JUGA HARUS mengindahkan nilai-nilai dan rasa keadilan yang hidup dimasyarakat dengan sebaik-baiknya sehingga putusan yang dihasilkan oleh hakim bisa diterima dengan ikhlas oleh para pihak, dan keikhlasan inilah yang menjadi barometer keadilan dalam penegakan hukum oleh hakim.
Untunglah dalam kasus Bu Minah, majelis hakim sedikit banyak telah menyeimbangkan logika dan nurani. Yang jadi pertanyaan : bagaimana mungkin perusahaan ybs tetap memperkarakan seorang nenek buta aksara yang sudah mengakui perbuatannya bahkan mengembalikan barang buktinya?
Lalu bagaimana dengan kasus uang miliaran bahkan triliunan yang faktanya bisa dipelintir sedemikian rupa? Yang kasusnya ikut bikin pusing rakyat Indonesia? Yang terkadang juga didramatisasi oleh media? Yang bikin miris karena dimana-mana masih banyak rakyat negeri ini yang serba kekurangan? Yang membuat para pemimpin bangsa ini diduga ikut tersangkut juga?
Ah, uang, kuasa dan jabatan memang selalu bisa membuat manusia jadi kehilangan kemanusiawiannya.
Semoga Allah memberi hidayah pada mereka semua yang telah 'dibutakan' matanya.
HAJIMEMASHITE
- diLa
- mood set by music and movies. thrilled by words and pictures at the same time. simple but complicated. savor both being alone or stuck in a crowd.
O HELLO
BUNCH OF STUFF
-
▼
2009
(158)
-
▼
December
(25)
- Question of The Day
- The Dreamer Avatar
- Skygazing
- Hadeuh. Sakit mata!
- Dua dua Desember
- Deviasi. Segera ambil posisi.
- Random shot : snack jauh dekat Rp.2000
- Terkapar pasrah
- Am I Wry? Yes.
- Midnite, err.. Morning Madness
- Midnite Madness
- Random shot : kopi dengan pengeras suara
- Not enough goodwill?
- the adorable Ukulele Boy
- Mon Cœur S'ouvre à Ta Voix
- Utopia? Only God knows.
- Mereka bilang : "Ngga mutu!"
- Sisaan weekend
- Dear God, don't stay away from me, will You?
- La Luna Nuova
- In order of compromising
- Right. You may skip this post.
- Pengen yang asin-asin...
- Weekend oh weekend
- Waks. Desember.
-
►
November
(32)
- Go ride yer bike
- Curam bener sih ah
- Shhh... Listen.
- Marilah mari kita berzakat
- Chop chop!
- Current Mood : Malas
- Mau liat yang gedeee
- Morning with a messy feeling
- Mens sana in corpore sano
- the Victory Rose
- Oh well..
- Stand Still
- Spot yang Hot
- Ngelantur menunggu hujan
- I'm Under-Leagued, I know
- It's all about the money
- (sedikit sok tau) Tentang Rasa Keadilan
-
▼
December
(25)