Saturday, September 12, 2009

Malam minggu = Yay!

Sorry. Slipped fingers. Not 'YAY'. But 'NAY'

I mean, this is another lousy saturday night. Well, am not so alone. Accompanied with headache. Stomachache. Pile of Panadol. Cigars. Coffees (no Nutrisari tonight, I've mentioned the 'stomachache', right?). Richeese Ahh. Dusty-lovey bebek.

Such a racket, eh?

Semarang panas sekali akhir-akhir ini. Apa cuma kamarku yang semakin sumpek ya? Harus segera diberesin nih. Super urgent. (UPDATE : ternyata ujannn! Pantesan panas) Si motor juga kotor. Mau nyuci sendiri lagi ah. Demi kedekatan batin ibu dan anak. Seperti inisiasi dini (crap, lupa beli sabun-cuci-motor!)

Those scripts bikin kepala penuh, siaran agak jenuh. Tapi aku ngga mau ngeluh. Keep telling myself : Ahhh baru segini doang. Baru segini doang. I'll let the bigger one come. Come on, come on. Chop chop.


Barusan nonton SIN CITY. Frank Miller's SIN CITY. Dari duluuu nyari DVDnya barusan ketemu sama si Momma Nunce. Dan ternyata beyond expectation. Indah sekali. Tokoh favoritku, ummm, Kevin and Miho I guess. Seperti biasa, tipe sidekick. Bahkan wajah mereka ngga ada di posternya. But they're the coolest notorious silent killers. Jrat jrot jrat jrot. No wonder, secara Mr. QT jadi special guest director pula. Kaya'nya bakal bikin aku mimpi buruk tapi film ini indah sekali. Warna merah darah diatas hitam, putih dan abu-abu. Dan narasinya yang sinis itu. Aduh aduh. Indah sekali. Sekaligus gory sekali. Aduh aduh.

Pemuja karya-di-atas-kertas sepertiku cuma bisa melongo selama 2 jam di depan laptop. Demi menyadari bahwa apa yang direfleksikan lewat gulungan film itu tadinya adalah guratan pensil dan tinta, membuatku lebih respek dibanding nonton film yang biasanya. Seperti ketika nonton 300. Atau The Spirit. Tapi 300 tetap yang nomer satu. Habis itu Sin City. Baru The Spirit. Ketiganya punya sentuhan sadisme yang sama, tapi selera humornya juga sama. Gayanya Frank Miller kali ya. Soalnya belom pernah baca novel grafisnya. Anyone yang mau minjemin?

Okay. Mau beberes-beberes dulu ya. Catch you guys up later.

(Euh. Denger kata 'guys' jadi keingetan mba Widhi Vierra yang gemar mengucapkan kata 'guys' dengan gaya yang annoyingnya unbelieveable. Sigh. Kids nowadays. No offense, mungkin karena sayanya yang sudah tua. Ouch!)

0 comments:

Post a Comment